Para Buruh Muslimah Swedia Menuntut Hak Berjilbab di Peringatan Mayday

Stockholm – Di Hari Buruh Internasional, Senin (01/05/2017) kemarin para muslimah di Swedia turun ke jalan, menuntut hak berjilbab di tempat kerja.
Aksi dilakukan setelah Hakim Pengadilan Uni Eropa, mengizinkan perusahaan swasta untuk melarang karyawan mengenakan simbol-simbol keagamaan.
Secara tidak langsung, keputusan itu merupakan serangan langsung terhadap wanita-wanita yang mengenakan jilbab di tempat kerja mereka. Keputusan diambil setelah seorang wanita Belgia dan seorang wanita Perancis mengajukan tuntutan hukum karena diberhentikan dari pekerjaan mereka karena mengenakan jilbab.
Aksi ini tidak hanya dilakukan di ibukota Stockholm, tetapi juga di kota-kota Malmo, Gothenburg, Vasteras, Sala dan Umea. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti “Hancurkan Rasisme!”, “Jilbab Saya Bukanlah Urusan Anda” dan “Pekerjaan adalah Hak Kita”.
Pesan para demonstran
“Wanita Muslim di sini (Gothenburg) biasanya tidak pergi untuk demonstrasi pada May Day. Aksi ini menunjukkan begitu banyak orang dari berbagai latar belakang yang memperjuangkan hak-hak buruh,” kata Maimuna Abdullahi, salah satu penyelenggara acara tersebut kepada Al Jazeera.
“Saya keluar karena ini adalah tanggung jawab masyarakat kita untuk membela kita semua,” kata Gabrielle Guastad, seorang peserta aksi dari jaringan aktivis Swedia di Gothenburg, The Right Our Bodies.
“Tidak ada kritik keras terhadap keputusan tersebut, terutama di Swedia, sebuah negara yang dipuji karena hak asasi manusia,” kata Abdullahi.
Untuk mempromosikan pawai tersebut, Aftab Soltani, salah satu panitia, mengungkapkan bahwa Muslimah adalah sosok yang kuat. Dia mengatakan bahwa tujuan aksi untuk membalikkan citra Muslimah sebagai korban diskriminasi.
Sementara itu, para netizen langsung menyebarkan postingan-postingan terkait aksi itu, sembati menyematkan hastag #Muslimwomenban.
“Kata-kata pengadilan tentang netralitas di sebuah perusahaan juga menunjukkan bahwa hijab dianggap abnormal,” kata Hajar El Jahidi dari Forum Eropa untuk Wanita Muslim.
“Keputusan pengadilan tersebut juga menyebabkan beberapa pengusaha sektor swasta memasukkan klausul netralitas dalam kebijakan mereka sebagai dasar untuk menghapus atau melarang pekerja yang mengenakan jilbab,” pungkasnya.
 
Sumber: Al-Jazeera

Kisah Sahabat Nabi : Abu Darda Ahli Hikmah yang Budiman

Pada saat balatentara Islam berperang, kalah dan menang di beberapa penjuru bumi, di kota Madinah berdiam seorang ahli hikmah dan filsuf yang mengagumkan. Dari dirinya memancar mutiara yang cemerlang dan bernilai.
Ia senantiasa mengucapkan kata-kata indah kepada masyarakat sekelilingnya, “Maukah kamu sekalian, aku kabarkan amalan-amalan yang terbaik. Amalan yang terbersih di sisi Allah dan paling meninggikan derajat kalian. Lebih baik dari memerangi musuh dengan menghantam batang leher mereka, lalu mereka pun menebas batang lehermu, dan malah lebih baik dari emas dan perak?”
Para pendengarnya menjulurkan kepala mereka ke depan karena ingin tahu, lalu bertanya, “Apakah itu wahai, Abu Darda’?”
Abu Darda’ menjawab, “Dzikrullah!”
Ahli hikmah yang mengagumkan ini bukannya menganjurkan orang menganut filsafat dan mengasingkan diri. Ia juga tidak bermaksud menyuruh orang meninggalkan dunia, dan tidak juga mengabaikan hasil agama ini yang telah dicapai dengan jihad fi sabilillah.
Abu Darda’ bukanlah tipe orang semacam itu, karena ia telah ikut berjihad mempertahankan agama Allah bersama Rasulullah SAW hingga datangnya pertolongan Allah dengan pembebasan dan kemenangan merebut kota Makkah.
Abu Darda’ adalah ahli hikmah yang besar di zamannya. Ia adalah sosok yang telah dikuasai oleh kerinduan yang amat besar untuk melihat hakikat dan menemukannya. Ia menyerahkan diri secara bulat kepada Allah, berada di jalan lurus hingga mencapai tingkat kebenaran yang teguh.
Pernah ibunya ditanyai orang tentang amalan yang sangat disenangi Abu Darda’. Sang ibu menjawab, “Tafakur dan mengambil i’tibar(pelajaran).”
Masuk Islam dan Harta untuk Allah
Pada saat memeluk Islam dan berbaiat pada Rasulullah SAW, Abu Darda’ adalah seorang saudagar kaya yang berhasil di antara para saudagar kota Madinah. Dan sebelum memeluk Islam, ia telah menghabiskan sebagian besar umurnya dalam perniagaan, bahkan sampai Rasulullah dan kaum Muslimin lainnya hijrah ke Madinah. Tidak lama setelah memeluk Islam, kehidupannya berbalik arah.
“Aku tidak mengharamkan jual-beli. Hanya saja, aku pribadi lebih menyukai diriku termasuk dalam golongan orang yang perniagaan dan jual-beli itu tidak melalaikannya dari dzikir kepada Allah,” ujarnya.
Abu Darda’ sangat terkesan hingga mengakar ke dasar jiwanya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi bantahan terhadap, “Orang yang mengumpul-ngumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.” (QS Al-Humazah: 2-3).
Ia juga sangat terkesan sabda Rasulullah SAW, “Yang sedikit mencukupi, lebih baik daripada yang banyak namun merugikan.”
Oleh sebab itulah, ia kerap menangisi mereka yang jatuh menjadi tawanan harta kekayaan. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hati yang bercabang-cabang.”
Orang-orang bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan hati yang bercabang-cabang itu?”
“Memiliki harta benda di setiap lembah!” jawabnya. Ia mengimbau manusia untuk memiliki dunia tanpa terikat padanya. Itulah cara pemilikan hakiki. Adapun keinginan hendak menguasainya secara serakah, takkan pernah ada kesudahannya. Maka yang demikian adalah seburuk-buruk corak penghambaan diri.
Saat itu ia juga berkata, “Barangsiapa yang tidak pernah merasa puas terhadap dunia, maka tak ada dunia baginya.”
Bagi Abu Darda’, harta hanyalah alat bagi kehidupan yang bersahaja dan sederhana, tidak lebih. Berpijak dari sini, maka manusia hendaknya mengusahakannya dengan cara yang halal, dan mendapatkannya secara sopan dan sederhana, bukan dengan kerakusan dan mati-matian. “Jangan kau makan, kecuali yang baik. Jangan kau usahakan kecuali yang baik. Dan jangan kau masukkan ke rumahmu, kecuali yang baik!” ujarnya.
Menurut keyakinannya, dunia dan seluruh isinya hanya semata-mata pinjaman dan menjadi jembatan untuk menyeberang menuju kehidupan yang abadi.
KetikKetika
Pada suatu hari, para sahabat menjenguknya ketika ia sakit. Mereka mendapatinya terbaring di atas hamparan dari kulit. Mereka menawarkan kepadanya agar kulit itu diganti dengan kasur yang lebih baik dan empuk.
Tawaran ini dijawabnya sambil memberi isyarat dengan telunjuknya, sedangkan kedua bola matanya menatap jauh ke depan.
“Kampung kita nun jauh di sana, untuknya kita mengumpulkan bekal. Dan ke sana kita akan kembali. Kita akan berangkat kepadanya dan beramal untuk bekal di sana.”

Ki Hajar Dewantara adalah Santri Kyai Sulaiman Zainuddin

Hari ini, tanggal 2 Mei adalah hari pendidikan nasional (Hardiknas). Hari di mana lahir seorang tokoh nasional bernama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau umum dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ia lahir pada 2 Mei 1889.
Sudah sepantasnya pemerintah memperingati tanggal 2 Mei menjadi hari pendidikan nasional. Karena kiprah dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara bagi bangsa ini.
Ia berjuang lewat pendidikan, dengan mendirikan perguruan Taman Siswa. Sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh kaum pribumi di saat pemerintah kolonial Belanda masih bercokol di negeri ini.
Perkembangan Taman Siswa
Dalam buku “Indonesia dalam Kajian Sarjana Jepang” dikatakan bahwa perkembangan Taman Siswa dinilai sebagai keberhasilan pergerakan nasional dalam membuat pemerintah kolonial mundur secara lebih jauh dan menyeluruh.
MC Ricklefs dalam bukunya “Sejarah Indonesia Modern 1200-2008”, menjelaskan bahwa Taman Siswa dengan cepat tersebar ke luar Yogyakarta.
Bahkan pada tahun 1932, Perguruan Nasional Taman Siswa ini telah mempunyai 166 sekolah dan 11.000 murid.
Keberhasilan Ki Hajar Dewantara dalam pergerakan pendidikan ini mengantarkannya menjadi tokoh pendidikan nasional. Dan saat Indonesia Merdeka, Dialah Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang pertama.
Kisah Santri Ki Hajar Dewantara
Tapi sayang, sejarah Ki Hajar Dewantara masa kecilnya ada yang luput dari catatan sejarah. Bahkan sedikit orang yang tahu. Karena memang sisi lain kehidupannya yang satu ini mungkin sengaja ditutupi. Bahwa ternyata beliau adalah seorang santri.
Berikut petikan ceramah KH Achmad Chalwani Purworejo mengenai Ki Hajar Dewantara:
Maka bisa dilihat yang jadi santri-santrinya Kyai, menjadi penggerak di Indonesia ini. Coba dilihat, di Jogja ada seorang Kyai namanya Kyai Sulaiman Zainuddin, berada di Kalasan Prambanan.
Mempunyai putra santri banyak, salah satunya beliau mempunyai santri namanya Suwardi Suryaningrat.
Santri yang bernama Suwardi Suryaningrat tadi akhirnya menjadi Bapak Pendidikan Nasional yang terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara itu dulu belajar Al-Qur’an, dia seorang santri. Tapi sayang sejarahnya Ki Hajar Dewantara dulu belajar Al-Qur’an tidak pernah diterangkan oleh guru-guru di sekolah.
Ki Hajar Dewantara itu ngaji Al-Qur’an dan yang mengajar adalah Kyai Sulaiman Zainuddin. Ayo kita buka sejarah Taman Siswa, anak didik supaya tahu utuh, sejarah jangan dipotong-potong, kalau anda memotong sejarah pada saatnya nanti sejarah Anda akan dipotong oleh Allah SWT.
Yang mengatakan Kyai Sulaiman Zainuddin mempunyai murid Suwardi Suryaningrat mengaji di sana itu, saya baca di Sejarah Taman Siswa.
Inilah sudut kecil sejarah Ki Hajar Dewantara yang sedikit orang tahu. Padahal dari sinilah karakter beliu terbentuk.
Di bawah bimbingan Kyai Sulaiman Zainuddin, Ki Hajar Dewantara memperdalam Al-Qur’an. Menelusuri seluk beluk mendalam firman-firman Allah, hingga kemudian menggerakkan beliau berjuang untuk bangsa lewat dunia pendidikan. Dengan perguruan Taman Siswanya.
Tiga Semboyan
Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang selalu ia terapkan dalam sistem pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi :

  1. Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik)
  2. Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
  3. Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan),

Hingga kini, semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia dan terus digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia.
Tulisan Ki Hajar Dewantara yang Membuat Belanda Marah
Tahun 1913 itu pemerintah kolonial hendak merayakan hari kemerdekaan Belanda dengan besar-besaran. Tahun itu adalah tepat seabad Belanda lepas dari penjajahan Perancis-nya Napoleon.
Tak hanya oleh kalangan kolonialis, pemerintah berharap perayaan itu juga diikuti oleh seluruh warga Hindia Belanda maksudnya Rakyat Indonesia karena belum ada Indonesia. Namun Ki Hajar Dewantara menulis kritikan di kabar harian De Express
“…Seandainya aku orang Belanda, aku protes peringatan yang akan diadakan itu… Tapi aku bukan bangsa Belanda. Aku hanya putra bangsa kulit coklat warga negara jajahan Belanda. Karenanya, aku tidak protes…
Sudah sebagai kewajibanku sebagai penduduk tanah jajahan Belanda untuk memperingati dengan sepenuhnya hari kemerdekaan Negeri Belanda, negara yang kami pertuan. Aku akan minta pada segenap kawan sebangsa dan sependuduk jajahan kerajaan Belanda untuk ikut merayakannya…
Dengan demikian, kami akan mengadakan ‘demonstrasi kesetiaan’. Alangkah besar hati dan gembiraku… Syukur alhamdulillah bahwa aku bukan orang Belanda…”
Reaksi Belanda atas tulisan itu pun tak kalah galaknya. Bersama dua rekannya, dr Cipto Mangunkusumo dan Deuwes Dekker, pada 13 September 1913, Ki Hajar Dewantoro dibuang ke Negeri Belanda selama hampir enam tahun.
Source: Komunitas Penikmat Buku/Fiqh Menjawab

Kisah Perjalanan Hidup Felix Siauw Memilih Islam

Kisah Perjalanan Hidup Felix Siauw Memilih Islam

Felix Yanwar Siauw adalah seorang Islamic Inspirator, ia juga adalah seorang ustadz. Pria kelahiran Palembang 31 Januari 1984 pada awalnya bukan lah seorang muslim. Ia lahir dalam lingkungan keluarga katolik tionghoa. Ia menghabiskan masa kecilnya dalam pendidikan sekolah Kristen sampai tingkan SMA.
Kegelisahan dan pencarian nya akan tuhan dan nilai-nilai ketuhanan akhirnya menuntunnya untuk menjadi seorang muslim.
Ada 3 Pertanyaan yang Membuatnya Masuk Islam
Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini?, Untuk apa adanya kehidupan ini?, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini?
Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan,

  • Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus?
  • Darimana asal tuhan bapa?, atau
  • Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?

Lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab. Mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja.
Alkitab Dikarang oleh Manusia
Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab. Saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia.
Saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus.
Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya.
Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M.
Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi. Karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini.
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu.
Mengenal Islam di IPB
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di IPB. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan.
Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah Islam internasional Hizbut Tahrir, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerita tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta.
Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita.
Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”.
Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja”
Lalu sang ustadz menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu.
Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?
Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata
“Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”.
Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya.
Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”.
Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
Tanya saya kembali, “Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!”
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim.
Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam.
Hanya saja selama ini saya membenci Islam, karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Keputusan Masuk Islam
felix siauw yusuf mansyur
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an.
Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya, karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah.
Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang.
Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam.
Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam.
Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahu Akbar!
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya.
Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku.
Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam.
al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya.
Aktivitas Ustadz Felix Siauw
Felix Yanwar Siauw adalah nama dari ustadz yang belakangan mulai banyak dikenal masyarakat. Ustadz Felix tidak hanya dikenal sebagai seorang pendakwah naum juga merangkap sebagai inspirator dan penulis buku.
Jalan hidup akhirnya mendaratkan kaki Felix di Kota Bogor. Ya, Ustadz Felix melanjutkan kuliah di IPB, tepatnya di Fakultas Pertanian.
Dikampus IPB pula Ustadz Felix bertemu jodohnya yang juga satu fakultas dengan Ustadz Felix di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan aktif mendakwahkan dan memperjuangkan Islam di kampus IPB dan bergabung dalam Tim Dakwah Kampus BKIM IPB. Felix juga diamanahi menjadi ketua lembaga dakwah fakultas pertanian, eLSIFA. Dimana memang IPB banyak kader Hizbut Tahrir.
Pada 2006, Felix menggenapkan sebagian agamanya dengan menikahi wanita yang taat dan sabar dalam agamanya, Iin, yang dianugerahi darinya empat buah hati yang insya Allah menjadi mujahid di jalan-Nya, Alila Shaffiya Asy-Syarifah, lalu Shifr Muhammad Al-Fatih 1453 dan Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453.
Melalui dua buku telah ditulisnya, Ustadz Felix menjadikan nya sebagai tanda perjuangan dalam Islam. Buku pertamanya ditulis dengan gaya inspiratif Beyond The Inspiration, disambut pasar dengan baik, juga menjadi acara fenomenal ketika IBF 2011 digelar.
Buku keduanya Muhammad Al-Fatih 1453 dengan genre full sejarah, ditulis sebagai ambisi pribadinya menjelaskan tokoh kenamaan Sultan Fatih Mehmed, Penakluk Konstantinopel.
Sekarang, Felix berkonsentrasi membangun generasi Islami sebagai Islamic Inspirator dan berprofesi sebagai Marketing Manager di perusahaan agrokimia, PT. Biotis Agrindo.
Secara aktif, dia mengisi kajian-kajian Islam di perkantoran, pesantren dan masjid. Alhamdulillah, Program-programnya telah dibagikan hampir di seluruh Indonesia. Begitulah, melalui HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) Felix Siauw masuk Islam, walaupun HTI menolak demokrasi dan golput.
 
Sumber : felixsiauw.com/dream/kisahmuallaf

Siapa Ratu Bidadari Surga?

Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala, menyebutkan dalam sebuah hadist sahih dalam Musnad Imam Ahmad,
Bahwa “Ketika seorang suami beristerikan Hur‘ain (bidadari), kemudian pada saat itu akan datang seorang wanita lain yang kecantikan dan keelokannya mampu membuat seorang raja melupakan wanita-wanita lainnya.”
Siapakah Wanita itu?
Ternyata wanita tersebut adalah isterinya selama di dunia. Yaitu isteri yang sholihah.
Itulah keistimewaan para isteri di syurga, dia akan menjadi RATU dari para Hur‘ain (bidadari).
Lalu, Ibnu Qayyim mengatakan “Apakah seorang raja pernah memikirkan para pelayan-pelayannya di hadapan Ratunya? ”
Tentu tidak ! Jadi, Allah akan memberikan pada isterinya kecantikan yg luar biasa jauh melebihi para bidadari.
Bagaimana Itu Bisa Terjadi?
Ibnul Qayyim menjelaskan, “Karena Hur‘ain (bidadari) tidak pernah menghadapi kesulitan yg dirasakan wanita dunia.
Mereka tidak pernah berjuang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, tidak pernah dicemooh orang karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan lain-lain.”
Mengenai keistimewaan isteri (wanita) di syurga di bandingkan bidadari, Rasulullah ShallAllahu’alaihi wa sallam melalui haditsnya menyebutkan :
“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita syurga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan pula bahwa wanita dunia yang shalihah, lebih utama daripada bidadari syurga.
Dari Ummu Salamah Radhiallahu Anha, ia berkata:
“Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yg lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli ? ”
Beliau ShallAllahu’alaihi wa sallam menjawab:
“Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Kemudian saya bertanya lagi: “Kenapa wanita dunia lebih utama daripada para bidadari ?”
Lalu Beliau saw menjawab: “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah.
Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.
Mereka berkata:
‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Berbahagialah orang yang memiliki kami & kami memilikinya.” (HR. Ath Thabrani)
Masya Allah…
Sungguh ini sebuah kemuliaan yang diberikan kepada kaum wanita khusus isterinya, derajat mereka boleh menjadi lebih mulia daripada bidadari syurga, mereka akan menjadi ‘Ratu’ bidadari syurga.
Untuk para kaum wanita. Jangan sia-siakan kesempatan kalian untuk menjadi ratu2 bidadari di syurga.
Mulai sekarang, bagi para isteri, marilah berlomba-lomba agar dapat menjadi isteri yang shalihah di dunia.
 
Dikutip dari : Kitab Raudhatu al-Muhibbin – Ibnul Qoyyim Al Jauziyah
Oleh : #SahabatTaat khusus akhwat

5 Alasan Shalat Tepat Waktu

Berikut adalah keutamaan shalat tepat pada waktu yang perlu kita ketahui untuk memotivasi mempraktikkannya, Semoga Allah mudahkan kita selalu shalat tepat di awal waktunya:
1. Shalat tepat waktu dicintai Allah melebihi berbakti pada ibu bapak dan berjihad
Mengaku mencintai dan ingin dicintai Allah tapi masih sengaja melambat-lambatkan waktu shalat sama saja seperti berdusta, karena shalat tepat waktu merupakan amalan yang paling dicintai Allah.
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari & Muslim).
2. Allah menjanjikan syurga
Jika kita berusaha menjaga waktu shalat yakni shalat tepat di awal waktunya, maka Allah berjanji akan memasukkan ke dalam syurgaNya.
Sebaliknya, orang yang tak peduli pada waktu shalatnya tidak akan mendapatkan janji Allah tersebut.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah bin Rib’iy mengabarkan kepadanya bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan” (Hadist qudsi, H.R. Abu Dawud no. 430)
3. Gugurnya dosa-dosa
Orang yang shalat tepat waktu berarti telah mengutamakan Allah dan mengikhlaskan dirinya menghadap Allah di waktu terbaik.
Oleh sebab itu orang yang menghadap Allah dengan ikhlas seperti ini akan digugurkan dosa-dosanya sebagaimana gugurnya dedaunan dari pohonnya.
“Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya” (HR. Ahmad).
4. Pahala kebaikan yang amat besar
” Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya.
Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya’ dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari)
5. Memperoleh sembilan jenis kemuliaan
Utsman bin ‘Affan RA berkata, “Barang siapa selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan 9 macam kemuliaan, yaitu :

  1. Dicintai Allah
  2. Badannya selalu sehat
  3. Keberadaannya selalu dijaga malaikat
  4. Rumahnya diberkahi
  5. Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih
  6. Hatinya dilunakkan oleh Allah
  7. Dia akan menyeberang Shirath (jimbatan di atas neraka) seperti kilat
  8. Dia akan diselamatkan Allah dari api neraka
  9. Dan Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih
X