Anies : Reuni 212 Penuh Doa dan Kedamaian, Bikin Kaum Pesimis Kecewa

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menghadiri Reuni Akbar 212 yang berlangsung di kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017) pagi.
Selain di Monas, massa juga tumpah ruah hingga Patung Pahlawan atau Bundaran Tugu Tani, Jalan MH Thamrin.
Di hadapan ratusan ribu peserta Reuni 212, Anies menyinggung aksi serupa di tempat yang sama tahun lalu. Dimana aksi yang dihadiri jutaan orang itu telah membuat kecewa kaum pesimistis atau kaum sinis.
Diketahui, aksi 212 pada tahun lalu sempat mendapat cibiran dan kata-kata sinis dari sekelompok orang yang menyebut acara tersebut bakal ricuh.
“Tahun lalu saudara berkumpul di tempat ini. Tahun lalu saudara telah mengecewakan kaum pesimistis, mereka yang pesimis bahwa berkumpulnya masa akan memunculkan kericuhan, kekerasan, ketidakdamaian.”
“Tapi ternyata saudara hadir dengan kedamaian, dengan kenyamanan, dan dengan membawa keteduhan,” ujar Anies dalam sambutannya di atas panggung utama.
Oleh karena itu, mantan Mendikbud ini meminta peserta aksi Reuni 212 kembali membuktikan kepada publik bahwa acara hari ini juga berjalan aman dan damai.
“Hari ini saudara pastikan areal Monas tetap teduh, damai, dan nyaman,” katanya.
Tak hanya itu, Anies juga menghimbau agar para peserta Reuni 212 membentuk barisan untuk memperjuangkan persatuan di Indonesia.
“Mari kita jadikan barisan yang memperjuangkan persatuan di Indonesia,” tutupnya
Anies meminta para peserta Reuni Alumni 212 untuk meneladani figur Rasulullah Muhammad SAW. Dia juga meminta massa aksi untuk menjaga persatuan di Indonesia.
“Hari ini bertepatan dengan hari kita peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, karena itu panggung ini, kegiatan ini harus jadi panggung mengukur kedekatan kita seberapa dekat kita dekat dengan sifatnya,” tegas Anies.
 
Sumber : Okezone/Sindonews

Soal Pidato 'Pribumi' Anies, Wapres JK: Itu Konteksnya Sejarah

Jakarta – Pidato perdana Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta mencantumkan kata ‘pribumi’ dan menuai kontroversi. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai pidato Anies dalam konteks sejarah kolonialisme dan bukan terkait rasisme.
“Kita lihat konteksnya. Pidatonya bicara tentang kolonial, dalam jaman kolonial. Gini, konteksnya kan sejarah dia menceritakan. Jadi jangan hanya cut satu kata, dalam konteks apa dia bicara,” kata JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).
Menurutnya, Anies berbicara dalam konteks kolonial. Karena itu, masyarakat diminta untuk bangkit dan tidak bersikap diskriminatif.
“Dia bicara dalam konteks sejarah. Kalian bisa (dengar) ulang. Pada zaman kolonial pribumi terpuruk, sekarang jangan lagi, harus maju,” ucapnya.
“Jadi dia bicara konteks sejarah tidak bicara konteks diskriminatif. Dulu diskriminatif, sekarang jangan. Kalau kita mau balik dia punya perkataan kan,” sambungnya.
Sebelumnya, Anies menjelaskan konteks pidato yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial itu. Anies menyebut apa yang dia sampaikan itu terkait dengan masa penjajahan.
Hal yang menjadi heboh di media sosial adalah bagian pernyataan Anies yang berbunyi “Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami”.
Berbagai media memotong kalimat pribumi dalam pidato lengkapnya, terutama media pendukung ahok. Anies pun mengklarifikasi konteks dalam pernyataan tersebut.
“Itu pada konteks pada era penjajahan. Karena saya menulisnya juga pada zaman penjajahan dulu karena Jakarta itu kota yang paling merasakan penjajahan Belanda,” kata Anies.
Anies menyesalkan berbagai pihak yang terpancing isu dari pemotongan kata oleh media.
“Pokoknya itu digunakan untuk menjelaskan era kolonial Belanda. Jadi anda baca teks itu bicara era kolonial Belanda, ” jelas Anies lagi.
Ibarat Anies menjelaskan sebagai dosen yang sekaligus rektor, namun ditangkap orang awam dan didengar mahasiswa tidur. Jadi begini salah artian.
 
Disadur : Detik

Anies Baswedan Bertemu Obama Bahas Toleransi

Gubernur DKI terpilih Anies Rasyid Baswedan mengapresiasi pidato Barack Hussein Obama dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4.
Anies dan Obama sempat bertemu di salah satu ruangan untuk berfoto bersama dan mengobrol seputar toleransi.
“Tadi saya berbicara dengan Pak Obama, saya sampaikan apresiasi pidatonya,” kata Anies setelah menghadiri Kongres Diaspora di Mal Kota Kasablanka, Jaksel, Minggu (1/7/2017).
Obama menyampaikan sejumlah hal dalam pidatonya, dari toleransi hingga ketimpangan sosial. Anies lalu mengatakan kepada Obama bahwa dua masalah itu harus diselesaikan berbarengan.
“Saya bilang kepada beliau masalah toleransi, masalah ketimpangan, itu dua-duanya harus selesai sama-sama dan ketimpangan inilah yang sering saya sampaikan dengan membangun persatuan dengan membereskan ketidakadilan,” tutur Anies.
“Keadilan hadir, karena keadilan itu mengantarkan kita pada suasana yang damai, saling menghormati, saling menghargai,” ucapnya.
Pertemuan Anies dengan Obama terjadi di salah satu ruangan di belakang panggung. Obama juga sempat berbincang langsung dengan keempat anak Anies.
“Jadi sesudah selesai pidato di belakang, saya sempat ngobrol dan sampaikan kepada beliau. Di Jakarta, insyaallah kita akan secara serius memperjuangkan untuk menghadirkan kesejajaran, kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan. Dengan cara begitu, maka semangat untuk menjaga persatuan dalam kebinekaan bisa dilakukan,” tutur Anies.
Obama pun, kata Anies, mengiyakan ucapannya “Yes, Of Course”. Bahwa toleransi dan ketimpangan sosial harus diurus berbarengan.
“Iya, beliau bilang betul. Dan, menurut Pak Obama, itu nggak bisa sendiri-sendiri, dua-duanya harus bersamaan dan sekarang itu kita nggak bisa berjalan satu saja, harus dua-duanya. Tadi tanggapan beliau begitu,” katanya.
Obama juga memuji toleransi Indonesia dimana Candi Prambanan
Ahoker Masih Mendendam
Namun pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga Ahoker kepanasan. Hal itu terlihat dalam cuitan Mohamad Guntur Romli di twittAnies
 
Guntur Romli memuat foto pertemuan antara Anies dengan Habib Rizieq, Bachtiar Nasir dan ulama lainnya. Melalui foto tersebut, Romli menyerang Anies, karena isi pembicaraannya dengan Obama tak sesuai dengan foto tersebut. Karena bagi Romli, Habib Rizieq dan kawan-kawan dianggap intoleran.
Sementara situs yang sering memberitakan hoax dan memusuhi Islam, bernama situs Seword, membuat pemberitaan sendiri yang menjelek-jelekkan Anies Baswedan setelah bertemu Obama.
Kekaguman Obama Terhadap Toleransi Indonesia
Barack Obama yang menjadi bintang utama Kongres Diaspora Indonesia di Jakarta, Sabtu (01/07) penampilannya disambut amat meriah, apalagi ketika dia bicara tentang toleransi.
“Ayah tiri saya, dia Muslim, tapi dia hargai orang Hindu, Buddha, Kristen,” kata Obama yang disambut tepuk tangan riuh dan sorak sorai sekitar 4.000 orang yang hadir.
“Dan ketika melihat Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha, di tengah negara Muslim. Candi Prambanan yang Hindu dan dilindungi negara Muslim. Wayang kulit dan Ramayana di negara Muslim, semangat Indonesia haruslah toleransi. Dan itu juga terlihat dari gereja dan mesjid yang bersebelahan,” tutur Obama yang disambut kembali dengan sorakan penonton.
Menurut Obama, toleransi inilah “semangat dan karakter paling penting dari Indonesia yang harus ditiru negara Muslim di seluruh dunia.” Obama mengucapkan, “Bhinneka Tunggal Ika” kemudian ditranslate “Unity in Diversity.”
 
Sumber : Detik/wajada/bbc

Potongan Kiswah untuk Anies Baswedan dari Ulama di Mekkah

Potongan Kiswah untuk Anies Baswedan dari Ulama di Mekkah

 
Banyak peristiwa luar biasa yang dialami oleh Calon Gubernur DKI Terpilih Anies Baswedan, saat umrah di Mekkah.
Setelah berkesempatan bertemu Imam Masjid Nabawi dan Imam Masjidil Haram, kali ini Anies mendapat kain kiswah (kain penutup kakbah) dan Al-Quran bercover kain serupa dari para ulama di Kota Mekkah.
Juru bicara Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak, mengatakan peristiwa itu terjadi ‎usai melaksanakan tarawih, Kamis (8/6) sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
 
bxd2ayxcdlhgvrrsto0k
Anies diundang jamuan makan malam dengan sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Kota Mekkah.
“Usai pertemuan, para ulama itu memberikan Pak Anies potongan kiswah,” ujar Naufal, Jumat (9/6).
Kiswah adalah selimut penutup Kakbah. Potongan yang diberikan kepada Anies adalah kaligrafi bertuliskan Yaa Hayyu Yaa Qayyum berukuran 80 cm x 60 cm.
Selimut Kakbah itu dibuat dari sutera murni dengan warna hitam pekat.
Sementara benang bordir kaligrafi terbuat dari semacam kawat lembut yang berlapiskan emas dan perak yang membentuk kaligrafi ataupun ornamen.
Yang menarik, awalnya mereka tidak memberitahu dari bagian mana potongan kiswah tersebut.
Setelah itu, baru diberitahu bahwa tulisan yang berarti ‘Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri’ itu berasal di Multazam. Yakni area antara pintu Kakbah dan Hajar Aswad.
ffgdqffbqbge9bsqavlw
“Salah satu tempat mustajab untuk berdoa,” ucapnya.
Usai memberi kiswah, para ulama berpesan kepada Anies bahwa kiswah itu sebagai pengingat dari Baitullah bahwa manusia adalah makhluk dan harus beribadah kepada Allah.
“Yakni nanti saat bertugas menjadi Gubernur, apa yang dilakukan itu adalah bagian dari ibadah,” lanjut Naufal.
Tak hanya itu, Syekh Khalid al Hamudi, salah seorang ulama terkemuka Mekkah juga memberikan satu set Alquran.
evtbb8wowkkczc1b1aoq
Alquran tersebut juga spesial karena cover-nya juga bagian dari kiswah. Aromanya pun angat khas parfum Kakbah. “Pesannya juga ‎agar selalu mengamalkan Alquran,” ucap Naufal.
 
Sumber : Anies Baswedan Official/Kumparan

Potongan Kiswah untuk Anies Baswedan dari Ulama di Mekkah

Usai Bertemu Syekh Sudais, Anies Bersilaturahim dengan Walikota Mekkah dan Imam Masjid Quba

Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan tak hanya bertemu dengan Imam Besar Masjidil Haram Syekh Abdurrahman as Sudais.
Seusai berbuka bersama petinggi Masjidil Haram, Anies juga berkesempatan bertemu dengan Wali Kota Mekkah Osama al Bar (tengah berkacamata), Rabu malam (7/6/2017) waktu setempat.‎
Juru bicara Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak mengatakan, seusai bertemu Syekh Sudais dan Syekh Khalid al Humady, Anies diundang untuk iftar atau berbuka puasa di Masjidil Haram. Ruangan berbuka puasa itu adalah tempat khusus para imam, ulama, dan pengurus Masjidil Haram berbuka.
“Jarang ada undangan yang bisa berbuka di ruangan tersebut,” ujarnya, Kamis (8/6/2017).
Anies dan Istri Diantar Mencium Hajar Aswad
Usai berbuka dan salat maghrib, ‎Anies dan istri, Fery Farhati Ganis diantar untuk mencium hajar aswad. Anies dan Fery dikawal oleh sejumlah askar (satuan pengaman) untuk bisa mencium hajar aswad.
19030455_1323304431039873_6495952041102477130_n
Tak hanya itu, Anies dan Fery juga diberi kesempatan untuk bisa shalat sunat dua rakaat tepat di samping kakbah. ‎
“Pak Anies bahkan tiga kali mencium hajar aswad,” tambahnya‎.

Anies kemudian diajak untuk menuju ke salah satu area di Masjidil Haram untuk melaksanakan salat tarawih.‎ Area itu merupakan area khusus keluarga kerajaan, pejabat negara, dan ulama.
“Tempatnya tidak jauh dari area sai,” ujar Naufal.
Walikota Mekkah berdarah Palembang
Saat di area itu, Anies kemudian bertemu dengan Wali Kota Mekkah Osama al Bar.
Kepada Anies, Osama mengaku kalau kakeknya adalah orang Indonesia dari Palembang. Bahkan ibunya pun masih mengaku dari Palembang.
“Kepada Pak Anies, Wali Kota bercerita kalau keluarganya masih banyak di Palembang,” terangnya.
Anies kemudian mengikuti salat tarawih dari pukul 20.30 hingga 23.30 waktu setempat. Sebanyak 23 rakaat. Saat berbicara, diketahui ada sekitar muktamirin (jamaah umrah) yang datang mencapai 8,1 juta. Jauh lebih banyak dari masa haji yang normalnya 4 juta orang.
Anies merasa beruntung dari 8,1 juta orang yang datang mendapatkan banyak kesempatan. Bahkan bisa bertemu tiga imam besar di Masjid Quba, Nabawi, dan Masjidil Haram.
“Padahal Pak Anies hanya datang untuk niat umrah dan tidak menyangka disambut meriah,” ujar dia.
Anies Umrah hingga 11 Juni
Hingga hari kedua, Anies dan istri sudah melakukan beberapa hal dan mengunjungi sejumlah tempat.
Seperti misalnya berbuka puasa di Masjid Nabawi dan berziarah ke bukit pemanah perang Uhud, ke makam para syuhada di Jabal Uhud, ke Masjid Quba, dan Masjid Qiblatain.
Bahkan, Anies juga menyempatkan diri untuk salat dan berdoa di area Raudah (tempat Rasullullah beribadah)
Anies rencananya akan menjalani ibadah umrah hingga 11 Juni mendatang.
Naufal meminta doa dari masyarakat agar Anies bisa dengan lancar beribadah. Juga bisa tiba kembali ke Jakarta dengan selamat.

X