Jangan Lupa Bersyukur

Betapa banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada kita. Diantara banyaknya nikmatNya antara lain nikmat Islam, nikmat kesehatan, nikmat kesempatan waktu luang, nikmat harta, nikmat tempat tinggal, nikmat memandang, nikmat mendengar, nikmat dapat berbicara dan masih banyak yang lainnya sampai tidak terhitung jumlahnya.
Firman Allah dalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Sabda Rasulullah SAW, “Bersyukur atas nikmat Allah Swt akan melestarikan nikmat tersebut.” (HR. ad-Dailami)
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan berbagai macam bentuk lahir dan batin.
Hanya saja manusia kurang pandai mensyukuri nikmat Allah. Lawan dari syukur adalah kufur nikmat Allah. Sebab seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah karena melihat orang lain lebih kaya, lebih kuat, lebih rupawan, dan sebagainya.
Sikap sering bersyukur kepada Allah akan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Serta menghindari kita dari rasa sedih dan keterpurukan.
Ini adalah salah satu dari hikmah keutamaan serta tujuan manfaat kita bersyukur kepada Allah.
Imam Al-Ghazali merumuskan 3 faktor yang harus/wajib terdapat dalam konteks Syukur yang sungguh-sungguh tersebut, yakni

  • Syukur dengan hatinya dalam bentuk kesaksian dan kecintaannya kepada Allah SWT
  • Syukur dengan lisannya dalam bentuk pengakuan serta puji-pujian kepada Allah SWT. Seperti mengucapkan Hamdallah, Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah)
  • Syukur dengan seluruh anggota tubuhnya dalam bentuk amal shaleh perbuatannya.

Manfaat Bersyukur
Orang-orang yang bersyukur memiliki kesadaran dan kemampuan untuk melihat keindahan dan kenikmatan yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa ta’ala kepada mereka semuanya dan juga seluruh alam semesta ini.
Kita perlu belajar kepada orang-orang mukmin sejati yang senantiasa mengerti dan memahami akan keutamaan bersyukur kepada Allah, sekalipun berada dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Baik itu dalam menghadapi kesulitan hidup, kesulitan berumah tangga dan sejenisnya.
Orang beriman yang mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga mampu melihat kebaikan dalam penderitaan tersebut.
Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugerah kenikmatan yang besar atau terbebas dari masalah besar yang sedang dihadapinya maka hal tersebut adalah kekeliruan kesalahan yang besar.
Padahal jika kita merenung sejenak, maka kita akan bisa menyadari bahwa kita semua ini dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya.
Dalam hitungan waktu, setiap detik, setiap menit, dan seterusnya tercurah kenikmatan dari Allah tak terhenti yang berupa hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup.
 

Memakna Syukur

Bersyukur itu melatih ketakjuban. Jika berhasil menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, yang besar akan lebih dahsyat. Kita mengucapkan terima kasih atas apa yang kita terima. Jika tak bisa berterimakasih kepada manusia, takkan utuh mensyukuri Allah.
Dalam ketakjuban kala membaca ayat dan ciptaan-Nya, terukir jalan untuk membuat terobosan mashlahat bagi umat manusia. Kata “Alhamdulillah” menjadi fadhilah nikmat atas karunia-Nya.
Dalam “lillah” (berjuang dijalan Allah) pasti ada lelah. Tetapi beserta kesulitan ada kemudahan, dan nikmatnya rehat tak diperoleh dengan bersantai. Ada galau yang membuat berdzikir. Damai yang membuat berpikir. Tafakur yang membuat tak kikir. Semua ada hikmahnya.
Bersyukur menyibak kabut. Ia menuntun ke jalan-jalan kebaikan yang kadang tersembunyi dibalik kesulitan-kesulitan menghadang.
Walaupun tidak ada penghargaan orang atas kebaikan yang kita lakukan, tetaplah syukuri berlipat. Mungkin Allah hendak menyempurnakan balasan.
Selalu ada hal untuk disyukuri. Maka selalu juga ada peluang untuk karunia-Nya ditambah berlipat kali.
Ada dua rabun dekat yang paling gawat : tak mau menginsyafi aib diri, dan tak mampu melihat nikmat yang berlimpah untuk disyukuri.
Dan terhadap nikmat Rabbmu, unjukkanlah ungkapan syukur. Dunia sudah menderita, jangan bebani dengan keluh kesah kita. Dunia merupakan tempat menikmati hal yang penting, bukan mementingkan yang nikmat.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media

Mensyukuri Nikmat Allah

Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita
Betapa besar karunia yang Allah anugerahkan kepada kita
Betapa luas kasih sayang yang Allah curahkan kepada kita
Akan tetapi, seberapa besarkah rasa syukur yang kita berikan pada-Nya?
Berapa banyakkah pujian yang kita panjatkan pada-Nya?
Ataukah hati kita telah keras membatu sehingga tak bisa lagi mensyukuri dan memuji nikmat dari-Nya?
Saudaraku, maukah kita mendapatkan ridha dari Allah?
Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. “Sesungguhnya Allah pasti meridhai seorang hamba, dimana saat dia makan, ia bersyukur pada-Nya atas makanan tersebut. Dan disaat ia minum, ia pun bersyukur pada-Nya atas minuman itu.”
Lantas bagaimana cara kita bersyukur pada-Nya?
Imam Nawawi dalam kitab riyadhus shalihin mengutip sebuah riwayat dari Nabi Musa a.s, ia pernah bertanya, ” Ya Allah, bagaimanakah cara bersyukur pada-Mu?”
Lalu Allah SWT menjawab, “Engkau berdzikir pada-Ku (mengingat-Ku) dan jangan kau lupakan Aku. Jika engkau mengingat-Ku, maka engkau telah bersyukur pada-Ku. Dan jika engkau melupakan-Ku, maka sesungguhnya engkau telah kufur pada-Ku.”
Akhukum Fillah
Fahmi Bahreisy
***
Majelis Taklim Al Iman
Infaq kegiatan dakwah dapat disalurkan melalui rekening an. Yayasan Telaga Insan Beriman
BSM 703.7427.734
BNI 1911.203.63
Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik dan memberikan keberkahan di dunia dan akhirat.

X