Di Antara Yang Melenyapkan Keberkahan Ilmu

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya,” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668).
Debat merupakan hal yang terlarang dalam Islam. Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam mampu untuk meninggalkan debat dalam kondisi apapun.
Bahkan dalam kondisi kebenaran berada di pihak kita sekalipun. Karena, salah satu akibat dari berdebat adalah menghilangkan keberkahan ilmu.
Yang dimaksud orang yang paling dibenci pada hadits di atas adalah orang yang berdebat dengan cara yang keras. Secara umum, orang yang suka berdebat akan menghilangkan keberkahan pada ilmunya.
Karena orang yang menjatuhkan diri dalam perdebatan tujuannya hanya ingin dirinya menang. Itulah yang menjadi penyebab hilangnya berkah ilmu pada dirinya.
Adapun orang yang menginginkan kebenaran, maka kebenaran itu akan mudah diterima, tidak perlu dengan debat yang keras. Karena kebenaran itu begitu jelas dan terang benderang.
Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk mencari kemenangan, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan keberkahan ilmu.
Adapun yang berdiskusi karena ingin meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itulah yang diperintahkan.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam Al-Quran yang berbunyi,
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,” (QS. An-Nahl : 125)
 
Oleh : Eki Baehaki

KH Ma'ruf Amin : Cara Dakwah Zakir Naik Sesuai Perintah Allah

JAKARTA- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma’ruf Amin, memuji cara dakwah yang dilakukan cendekiawan muslim asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik atau akrab disebut Zakir Naik.
Menurut Kyai Ma’ruf, cara dakwah Zakir Naik sudah sesuai dengan perintah Allah dalam Alquran.
“Zakir Naik itu berdakwah di mana-mana dan banyak orang tertarik dan masuk Islam. Saya kira dakwah yang bagus menurut saya. Dan sistem dakwahnya itu sangat ilmiah,” ungkap Kyai Ma’ruf saat dimintai pandangannya terkait dakwah Zakir Naik di Indonesia, usai membuka Rakornas LPPOM MUI di Bogor, Rabu (05/04/2017) seperti dikutip dari SuaraIslam
“Saya kira itu yang dilakukan. Ada dialog, ada perdebatan mencari suatu kebenaran. Harus diartikan seperti itu,” ungkap Kyai Ma’ruf.
Seperti diketahui, Zakir Naik beserta istri dan putranya, dalam sepuluh hari ini berada di Indonesia dalam rangka safari dakwah bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesia 2017”.
Dalam setiap kuliah umum, Zakir Naik selalu memberikan prioritas kepada kalangan non-Muslim dan atheis untuk menyampaikan pertanyaan kepadanya.
Dengan model seperti ini, sejumlah orang penanya, baik di UPI Bandung maupun UMY Yogyakarta akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
Menurut Kyai Ma’ruf, model dakwah yang dilakukan Zakir Naik sesuai dengan perintah dalam Alquran Surat An-Nahl ayat 125,
‘Ud’u ilaa sabiili rabbika bil hikmati wal mau’idhotil hasanati, wa jadilhum billati hiya ahsanu.
Yakni, ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan cara yang bijak dan pelajaran yang baik. Dan jika terjadi perdebatan, maka berdebatlah dengan cara yang baik. Pungkasnya.
Sumber : Suara Islam

Nasihat Umar kepada Penuntut Ilmu

Tausiyah Iman – 20 Mei 2016
 
Nasihat Umar bin Khattab r.a. kepada para penuntut ilmu:
“Jangan engkau menuntut ilmu karena 3 hal, dan jangan meninggalkannya karena 3 hal.
Jangan menuntut ilmu untuk berdebat, jangan pula untuk berbangga-bangga dengannya, dan jangan pula untuk tujuan pamer (riya’).
Jangan tinggalkan ilmu karena malu, atau karena merasa cukup, dan jangan pula karena merasa nyaman dengan kebodohannya.”
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Malu dan Iman)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

X