Tahun 2016 PBB Sudah Memutuskan Masjid Al-Aqsa Milik Umat Islam dan Yahudi Dilarang Memasukinya

Tahun 2016 PBB Sudah Memutuskan Masjid Al-Aqsa Milik Umat Islam dan Yahudi Dilarang Memasukinya

United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) PBB akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyatakan Yahudi tidak memiliki kaitan apapun dengan kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem, kamis (13/10/2016)
Resolusi itu juga mengecam “agresi” Zionis Israel terhadap pegawai Organisasi Dukungan Muslim dan Urusan Al-Aqsa yang dikelola Yordania, dimana bertanggung jawab atas pemeliharaan komplek masjid.
Selain itu resolusi ini menolak keterkaitan Yahudi dengan kompleks Masjid al-Aqsha, dimana kaum Yahudi menyebutnya sebagai Kuil Solomon.
Juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan bahwa adopsi resolusi menegaskan kebutuhan Amerika untuk meninjau ulang kesalahan kebijakan yang mendorong Israel untuk melanjutkan pendudukan atas wilayah Palestina.
“Resolusi internasional terhadap pendudukan Israel dan kebijakan mereka, bersama resolusi baru UNESCO atas Yerusalem dan Al-Aqsha, merupakan pesan jelas bahwa komunitas internasional tidak akan memaafkan kebijakan melindungi pendudukan Israel.
Ini merupakan pesan jelas dari dunia bahwa Israel harus segera mengakhiri pendudukan dan mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya” ujar Abu Rudeineh, seperti dilansir Anadolu.
Draft resolusi yang diproposalkan Mesir, Aljazair, Moroko, Sudan, Libanon, Oman dan Qatar itu diratifikasi setelah 24 anggota UNESCO setuju, enam anggota tidak setuju dan 26 lainnya abstain.
Sementara Syaikh Mohammed Hussein, Mufti Yerusalem, menjelaskan resolusi UNESCO sebagai sebuah pengakuan terhadap hak-hak Muslim Palestina atas Masjid al-Aqsha dan Yerusalem timur.
“Kaum Yahudi tidak punya hak untuk beribadah di Masjid al-Aqsha atau bahkan untuk mengklaim sebagian darinya, Al-Aqsha, tegasnya, “merupakan tempat suci untuk selamanya” tegas Mohammed.
Namun pada dua minggu diakhir bulan Juli ini, para pemuka Yahudi di Israel masuk ke Masjidil Al Aqsha sebagai provokasi dan aneksasi agar menjadi milik Yahudi.
Screenshot_2017-07-19-17-13-51_com.android.chrome_1500460248749_1500460267571
Foto ini diambil dari facebook Abdillah Onim, WNI yang tinggal di Gaza Palestina. Terlihat rabi yahudi membaca kitab talmud didalam komplek Masjid Al Aqsha.
 
Sumber : Islamedia

Bertetangga dengan Ibnul Mubarok

Ibnul Mubarak tinggal di Khurasan. Ia memiliki rumah yang besar tempat menjamu orang-orang. Di samping rumahnya seorang yahudi tinggal.
Apabila Ibnul Mubarak membeli daging untuk anak-anaknya, ia juga membelikan daging untuk anak-anak orang yahudi tadi dan keluarganya.
Apabila pada hari raya memberikan baju baru kepada anak-anaknya, Ibnul Mubarak juga memberikan baju kepada anak-anak yahudi tersebut. Demikian pula ketika mambawa buah dari pasar.
Suatu hari ada sejumlah pedagang mendatangi si yahudi tersebut. Mereka bertanya, “Maukah engkau menjual rumahmu ini kepada kami?”
“Rumahku aslinya seharga seribu dinar. Namun nilai bertetangga dengan Ibnul Mubarak adalah seribu dinar. Sehingga totalnya dua ribu dinar,” Ujarnya.
Beberapa hari kemudian, orang yahudi tersebut mendatangi Abdullah ibnul al-Mubarak dengan keinginan sendiri. Ia tidak datang dengan terpaksa atau karena perintah seseorang.
Namun ia datang karena kemauan sendiri. Ia duduk di hadapan Ibnul al-Mubarak dan berkata,
“Wahai Abdullah, agama yang melahirkanmu adalah agama yang haq. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah. Kupersaksikan kepada semua yang hadir bahwa aku telah masuk Islam.”
Sebabnya adalah akhlak dan kehidupan Ibn al-Mubarak.

MUI Ungkap Qatar Korban Konspirasi Amerika Dan Yahudi

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Muhyiddin Junaidi menyebut Qatar adalah korban konspirasi Amerika dan Yahudi.
Muhyiddin menjelaskan bahwa pemutusan hubungan Saudi cs ke Qatar sebetulnya karena Qatar tak mau membayar dana dalam jumlah besar kepada Amerika, atas fasilitas keamanan yang disediakan Amerika kepada negara-negara Teluk.
“Qatar adalah korban konspirasi Amerika dan Yahudi. Qatar yang kecil wilayahnya menolak membayar dana yang besar dan disamakan dengan Saudi dan Uni Emirat Arab,” kata Muhyiddin seperti dikutip dari Republika, Ahad (11/6/2017).
Sikap Qatar tersebut, menurut Muhyiddin membuat Amerika marah besar. Lalu dicarilah kambing hitamnya, agar Qatar dikucilkan oleh negara negara teluk.
 
Qatar kemudian dituduh punya hubungan dekat dengan Iran, mendanai gerakan radikal dan terorisme, memberikan suaka kepada para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan Hamas dan sebagainya.
Menurut Muhyiddin, jika ukurannya adalah hubungan dengan Iran, Emirat juga punya hubungan dagang yang besar dengan Iran. Begitu juga Oman dan Kuwait.
“Kenapa tiga negara itu dibiarkan?” kata dia.
Adapun menurutnya ini sekaligus menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memainkan peran aktifnya dengan menjadi juru damai karena punya modal besar dalam mendamaikan pihak yang bersengketa. Berbeda dengan Iran dan Turki di mana keduanya tak netral lagi.
Apalagi Indonesia punya hubungan yang baik kepada semua negara tersebut. Bahkan Emir Qatar akan berkunjung ke Indonnesia pada Oktober mendatang.
 
Sumber : Republika

Kisah Kaum Sabat

Di antara orang-orang yang berusaha keras untuk melawan Islam dan menghalangi penyebaran Islam adalah orang-orang Yahudi. Al-Qur’an menegur mereka terkait dengan perbuatan keji mengerikan, dan menantang mereka untuk menyebutkan cerita tentang Sabat di mana beberapa dari mereka diazab menjadi kera. Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
“Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (Q.S. Al Araf ayat 163)
Dalam kisah ini, Allah telah menguji keyakinan mereka dan sejauh mana mereka mematuhi-Nya. Di beberapa desa yang terletak di Laut Merah, orang-orang Yahudi bekerja sebagai nelayan. Allah memerintahkan ikan untuk tidak mendekati pantai, kecuali pada hari Sabtu.
Pada hari Sabtu ikan melimpah datang ke pantai. Jadi, ketika mereka menemukan bahwa ikan hanya datang pada hari Sabtu, maka mereka mulai membuat beberapa trik licik dengan menyebarkan jaring ikan, lalu mereka mengumpulkan ikan-ikan yang tertangkap jaring pada hari Minggu. Padahal dalam Kitab Taurat orang-orang Yahudi diperintahkan untuk tidak bekerja pada hari Sabtu.
 
Kemudian dalam firman Allah selanjutnya, “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?’ Mereka menjawab, ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.’ Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang lalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina.” (Al-Araf :164-166)
Dalam ayat tersebut di atas, ada tiga kelompok orang yang memperdebatkan mengenai apa yang harus mereka lakukan.

  • Kelompok pertama adalah yang memberi nasihat
  • Kelompok kedua adalah yang melakukan dosa dan melanggar aturan
  • Kelompok ketiga adalah yang mendiamkan dan menghiraukan kelompok kedua yang melakukan dosa

Beberapa dari mereka memperingatkan kelompok kedua, yaitu orang-orang yang berbuat dosa, akan siksaan akibat perbuatan mereka itu.
Sementara kelompok ketiga menolak untuk mengambil bagian dalam dosa. Bahkan mereka berkata kepada yang kelompok pertama yang memberi nasihat kepada kelompok kedua, “Untuk apa kamu menasihati orang-orang yang berdosa itu?”
Itulah nasehat yang diberikan jauh sebelum hukuman Allah terjadi. Hukuman Allah itu terjadi dengan begitu cepat, dan orang-orang yang berdosa itu pun diazab menjadi kera. Dan begitulah seharusnya dakwah, memberi nasehat kepada orang lain yang melakukan dosa. Sehingga memperoleh pahala dan menjadi jalan hidayah kepada orang lain
Cerita ini dihapus dari Taurat meskipun masih ada beberapa jejaknya.  Yang pertama tertulis dalam kitab lain adalah, “Engkau memandang ringan terhadap hal-hal yang kudus bagi-Ku dan hari-hari Sabat-Ku kaunajiskan.” (Yehezkiel 22:8)
Masih ada beberapa bukti yang menjelaskan bagaimana mereka menistakan Sabat. Dan bagaimana mereka memanipulasinya dalam Talmud, kitab terbaru Yahudi yang berisi kisah-kisah kuno orang Yahudi.
Bahkan ada pemelintiran dalam tulisan Talmud yang menoleransi penyebaran jaring ikan untuk menangkap ikan dan jaring untuk menangkap binatang-binatang di hari Sabtu untuk mereka kumpulkan di hari berikutnya.
Yang terakhir dari bukti-bukti ini ditemukan di kitab bernama “Rabbinci” dan “Talmud Aramaic”. Dalam kitab tersebut ini dijelaskan : Jacopo bernubuat bahwa keturunan Efraim, anak Yusuf, akan mengalami bencana karena menangkap ikan dengan mulut, dan sebagai akibatnya mereka akan menjadi bisu lalu mati seperti ikan.
Kepada mereka yang masih mengklaim bahwa Nabi Muhammad Saw. mengadopsi kisah-kisah dalam Al-Quran dari kitab suci mereka kita katakan:
Apakah mungkin beliau membaca kitab suci mereka meskipun beliau buta huruf dan tidak pernah tahu salah satu bahasa dari buku-buku ini untuk menyisipkannya di dalam Al-Qur’an?
Apakah mungkin beliau mendapatkan buku-buku ini lalu membaca potongan-potongan cerita yang berserakan dan kemudian menemukan garis samar yang menghubungkan semua bagian, kemudian menulis cerita ini?
Tidak diragukan lagi, Al Qur’an itu adalah kitab yang nyata dari Allah dan setiap kata adalah benar.

Dalam Semalam Menjadi Penganut 3 Agama Sekaligus

Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah.
Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah.
Majusi menggunakan api untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah.
Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu.
Lonceng berbunyi, Terompet berbunyi, Kembang api dinyalakan.
Maka malam itu menjadi penganut tiga agama, Nasharani, Yahudi dan Majusi.
Malam itu terompet-terompet ditiup oleh bibir-bibir muslimin sebagai tanda kemenangan bagi kaum kufar. Na’udzubullah..
Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah 14 abad yg lalu,
Dari Abu Sa‘id Al Khudri,ia berkata:
Rasululah bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya.
Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani?
Lalu beliau berkata, Siapa lagi kalau bukan mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara”. (Majmu’ Al Fatawa, 27:286)
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”. (HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)
Rasulullah saw bersabda, “Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami”. (HR. Tirmidzi no.2695)
Gerakan Umat Muslim tidak keluar rumah saat menyambut Tahun Baru Masehi.

X