Hizbut Tahrir : Anti Demokrasi tapi Hidup berkat Demokrasi

Pada 30 Mei 2015, Gelora Bung Karno Jakarta pernah dipakai kongres HTI dan dipenuhi lebih dari seratus ribu pendukung Hizbut Tahrir Indonesia yang berkumpul untuk menyelenggarakan acara Konsolidasi Rapat dan Pawai Akbar (RPA) HTI.
Pada dasarnya, mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk menegakkan Khilafah yang mendasarkan diri pada Syariah di Indonesia. Rapat akbar itu adalah puncak dari rangkaian acara serupa di 36 kota di Indonesia.
Melalui rapat akbar itu, para pimpinan HTI kembali mengingatkan bahwa keterpurukan Indonesia dan negara-negara Islam lainnya saat ini hanya bisa diselesaikan bila umat Islam bersatu menegakkan sebuah Khilafah di dunia islam
Profil HTI
HT Indonesia (HTI) adalah salah satu cabang organisasi Hizbut Tahrir Internasional. Dengan jumlah umat Islam yang luar biasa besar, Indonesia memang menjadi salah satu wilayah yang menentukan keberhasilan HT Internasional untuk menegakkan cita-cita mereka: menegakkan kembali kejayaan Khilafah Islam.
Hizbut Tahrir adalah organisasi internasional yang menyempal di Mesir. Pendiri HT adalah Taqiuddin al-Nabhani. Dia dilahirkan tahun 1909 M di Desa Ijzam yang terletak di sebelah selatan Kota Jifa, Yordania.
Dia banyak terpengaruh oleh kakeknya, Yusuf Isma’il an-Nabhani yang dikenal dengan pemikiran sufinya dan permusuhannya kepada Salafush Shalih sebagaimana di dalam banyak tulisan-tulisannya seperti Syawahidul Haqqi fi Istighatsah Bisayyidil Khalqi.
Pada tahun 1952 dia mengajukan permohonan resmi kepada Kementerian Dalam Negeri Yordania untuk mendapatkan izin bagi partainya yang bernama Hizbut Tahrir al-Islami, tetapi permohonannya ditolak.
Sesudahnya, kelompok Hizbut Tahrir melakukan aktivitas politik secara rahasia. Taqiyuddin an-Nabhani meninggal pada tanggal 10 Desember 1977 di Lebanon.
HT menolak demokrasi dan gagasan-gagasan dari Barat. Menurut HT, Barat telah meracuni pikiran umat Islam dengan gagasan-gagasan seperti demokrasi, nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, dan lainnya.
Semua gagasan itu, menurut HT, telah menyebabkan umat Islam terjerumus dalam kondisi tak berdaya, baik secara budaya maupun politik, dan menjauhkan umat Islam dari syariatnya sendiri.
Karena itu, HT kemudian mengusung ide mendirikan Khilafah Islamiyah sebagai kekuasaan politik global yang seharusnya memerintah semua umat Islam yang ada di muka bumi.
HT ingin mengembalikan kejayaan Khalifah tersebut. Hingga saat ini, HT terus menyebar ke berbagai negara yang yang umumnya demokratis, termasuk di Indonesia.
Sebagai catatan, bukan hanya HT yang menjual isu khilafah untuk menarik dukungan dan simpati. Ada dua gerakan keislaman terkemuka saat ini yang juga melakukan hal serupa, yaitu Boko Haram di Nigeria, dan ISIS di Irak dan Suriah. Bedanya, HT tidak percaya pada jalan kekerasan untuk mencapai tujuan politik.
Awal Mula Hizbut Tahrir di Indonesia 
Di Indonesia, HT masuk pada 1980an, melalui kampus-kampus besar seperti Institut Pertanian Bogor. Pada awalnya mereka hadir secara sembunyi-sembunyi di berbagai komunitas.
Sejak era reformasi, HTI tampil dengan lebih mengemuka. HTI bahkan menyelenggarakan Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Jakarta. HTI juga lazim melakukan acara publik untuk mengkampanyekan penegakan Khilafah.
Ancaman bagi Indonesia
HTI memang terus tumbuh. Namun sebenarnya pertumbuhan ini dapat dilihat sebagai masalah kalau bukan ancaman bagi Indonesia.
Masalah utama HTI adalah mereka percaya pada konsep pemerintahan yang bertentangan sepenuhnya dengan konsep NKRI dan pemilu sehingga lebih memilih Golput disetiap pemilu, sambil mengajak masyarakat Indonesia golput lewat website HTI.org buletin Al Islam dan majalah Media Umat miliknya.
HT bermimpi bahwa Khilafah bisa menyelesaikan semua permasalahan umat dan kemanusiaan yang tak kunjung teratasi, seperti kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidakadilan, dan lain sebagainya.
Khilafah, bagi HT itu semacam ramuan ajaib yang mampu menyembuhkan segala penyakit kronis dalam waktu cepat.
Dalam hal ini, HT tidak sadar zaman. Dilihat dari kecenderungan dalam satu abad terakhir, konsep negara-bangsa (nation states) kini menjadi alternatif model bernegara yang paling sejalan dengan perkembangan peradaban dunia. Karena keyakinannya itu pula, HT menjadi bersikap menentang konsep NKRI.
Indonesia dibentuk untuk mewadahi seluruh elemen bangsa yang majemuk dalam hal suku, bahasa, budaya dan agama. Untuk mengikat seluruh masyarakat, kemudian dibuat perjanjian luhur seperti yang tertuang dalam Pancasila UUD 45.
Jika ikatan sosial ini dihapuskan, maka Indonesia bubar dengan sendirinya. HT Indonesia adalah salah satu gerakan yang mengancam keutuhan Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, HT Indonesia dengan terang-terangan ingin mengubah Pancasila dan konstitusi Indonesia dengan khilafah.
Hizbut Tahrir justru ditolak di Negara lebih Islam Timur Tengah dan Tumbuh di negara Demokrasi
Ironisnya, meski HTI anti demokrasi, keberadannya di berbagai negara dimungkinkan karena demokrasi.
Karena sistem demokrasi percaya pada hak masyarakat berpendirian dan berserikat, HT bisa merasakan nikmatnya diberikan kebebasan untuk membangun organisasi dan bentuk perwakilannya di 45 negara demokrasi.
Kantor pusat HT pun berada di salah satu jantung demokrasi Eropa: Inggris. Dan Indonesia adalah kantong terbesar HT, satu dari sekian negara demokrasi terbesar di dunia.
HT justru tidak diterima di Timur-tengah karena kawasan itu tidak demokratis. Selain itu kerap mengkritik pemimpin dan tokoh politik Islam yang membuatnya dijauhi.
Sebaiknya HT membangun Islam lewat sistem yang sudah berlaku, melakukan perubahan lewat kotak suara atau pemilu untuk semakin lama membangun peradaban Islam. Karena cukup sulit mendobrak sistem negara yang sudah ada.
HT memang sudah baik aktif mengangkat isu umat Islam mulai dari tolak pemimpin kafir, tolak miss world, tolak pacaran dan hal yang dilarang Islam.
HT juga masih termasuk aliran Sunni yang tidak menyimpang dan tidak sesat, sejalan dengan ahlu sunnah wal jamaah. Namun sikap golput dan tidak mengikuti sistem negara yang malah mendapat momok buruk bagi pembubaran dan penolakan Hizbut Tahrir.
 
Sumber diolah : Madinaonline/dw

Pemerintah Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan pemerintah membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI. Wiranto menjelaskan setidaknya ada lima alasan mengapa ormas itu perlu dibubarkan.
“Pertama, sebagai ormas berbadan hukum HTI tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional,” kata Wiranto di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Selasa 8 Mei 2017.
Kedua, kegiatan yang dilakukan HTI terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, asas dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomer 17 Tahun 2013 tentang ormas.
Ketiga, aktivitas yang dilakukan nyata-nyata telah menimbulkan benturan di masyarakat. Yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.
“Keempat mencermati berbagai pertimbangan di atas, serta menyerap aspirasi masyarakat, pemerintah perlu mengambil langkah hukum secara tegas untuk membubarkan HTI,” tegas mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia tersebut.
Kelima, keputusan ini diambil bukan berarti pemerintah anti terhadap ormas Islam. “Namun semata-mata dalam rangka merawat dan menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45,” katanya.
Rapat pembubaran ormas HTI ini dihadiri olek Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly dan perwakilan dari Kejaksaan Agung

Lelaki Ahli Surga

Ketika sedang bersama beberapa sahabat, tiba-tiba Nabi SAW berkata, “Sebentar lagi akan lewat di depan kalian, seorang lelaki Ahli Surga.”
Tak lama kemudian lewat seorang lelaki Anshar yang jenggotnya masih basah oleh air wudhu sambil menenteng sandalnya. Esok harinya Rasullullah SAW mengatakan hal yang sama dan kemudian lewatlah lelaki tersebut. Begitupun pada hari ketiganya, kejadian yang sama berulang, Nabi menyabdakan, dan lelaki itu yang lewat.
Setelah Nabi SAW beranjak pergi, Abdullah bin Umar RA mengikuti lelaki tersebut. dan bersiasat untuk bisa mengetahui amalannya sehingga Nabi SAW menyebutnya Ahli Surga hingga tiga hari berturut-turut.
Abdullah bin Umar bertamu pada lelaki itu dan berkata, “Aku telah membuat ayahku marah, dan aku bersumpah untuk tidak menemuinya selama tiga hari. Jika engkau membolehkan, aku ingin tinggal bersamamu dalam tiga hari ini kemanapun engkau pergi, aku akan mengikutimu.”
Lelaki Anshar tersebut tidak keberatan dengan permintaannya, maka tinggallah Ibnu Umar di rumah lelaki tsb. selama tiga hari. Anehnya ia tidak melihat lelaki itu melakukan shalat malam, kecuali jika ia berpindah dari suatu tempat atau dari tempat tidurnya, ia selalu menyebut asma Allah, hingga bangun menjelang waktu shalat subuh. Memang tidak ada yang keluar dari mulutnya kecuali ucapan yang baik.
Sampai berakhirnya tiga hari, Abdullah bin Umar tidak melihat sesuatu yang istimewa yang diamalkannya, bahkan hampir saja ia meremehkannya.
Kemudian Ibnu Umar berkata kepadanya, “Wahai Hamba Allah, sesungguhnya aku tidak punya masalah dengan ayahku, Umar, dan tidak pula ia mengusirku. Tetapi aku mendengar Rasullullah SAW bersabda dalam tiga hari ‘Akan lewat di depan kalian seorang ahli surga’ dan engkau yang muncul dalam tiga hari itu. Karenanya aku ingin melihat amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau mencapai derajat yang disabdakan Nabi SAW itu. Hanya saja dalam tiga hari ini aku belum melihat amalanmu tersebut.”
Lelaki Anshar itu berkata, “Tidak ada yang istimewa, hanya saja aku tidak pernah memendam perasaan jelek pada saudara sesama Islam, dan tidak juga aku mendengki atas kurnia Allah yang diberikan kepadanya.” Subhanallah….!
“Rupanya, itulah kebaikan yang mengantarkanmu menjadi ahli surga,” kata Abdullah bin Umar.

6 Perkara yang Allah Sembunyikan

Allah selalu memiliki rencana baik bagi makhluk-makhluknya. Namun kadang kala kita sebagai makhluknya kurang peka dan tidak mengerti terhadap rencana baik yang Allah sembunyikan dalam setiap sendi kehidupan kita itu.
Tentang nasib, kaya dan miskin, mungkin masih banyak di antara kita yang mengumpat dengan mengatakan Allah tidak adil. Padahal dalam salah satu 99 asmanya terdapat satu nama yang menegaskan Allah maha adil.
Nah, berikut adalah 6 perkara yang Allah sembunyikan di dalam 6 perkara lain:
Umar ra. Berkata, “sesungguhnya Allah Ta’ala menyembunyikan 6 perkara di dalam 6 perkara yang lain, yaitu:

  1. Allah menyembunyikan keridhoan-Nya di dalam taat kepada-Nya.
  2. Allah menyembunyikan kemarahan-Nya di dalam maksiat kepada-Nya.
  3. Allah menyembunyikan lailatulqadar di dalam bulan Ramadhan.
  4. Allah menyembunyikan wali di tengah-tengah manusia.
  5. Allah menyembunyikan kematian di dalam umur.
  6. Allah menyembunyikan shalat yang paling utama di dalam shalat 5 waktu.

Allah merahasiakan 6 perkara di dalam 6 perkara tersebut maksudnya agar kita:

  • Sungguh-sungguh dalam melaksanakan ta’at
  • Betul-betul menjauhi maksiat
  • Sungguh-sungguh menyambut lailatul qadar
  • Menghormati setiap orang
  • Selalu menyiapkan diri untuk mati
  • Giat mengerjakan shalat.

Sumber: Nashaihul Ibad/ Karya Ibnu Hajar Al-Asqolani/ Penerbit Pustaka Amani

X