by Danu Wijaya danuw | Dec 13, 2017 | Artikel, Ringkasan Taklim
Oleh : Ustad Fahmi Bahreisy, Lc (Ketua PP Al Irsyad)
Firman Allah ta’ala dalam Q.S. Al Isra’ ayat 1
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Tafsir 1
Surat Al Isra’ dimulai dengan ‘Subhan’
Setelah kata Subhan, mengandung sebuah makna diluar batas manusia atau diluar nalar.
Maka orang yang bertasbih “Subhanallah”, maka dia memiliki hal luar biasa.
Dalam hadist, Rasulullah Saw bersabda:
“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat “Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil’Adzim”. (HR Bukhari dan Muslim).
Seringkali kita lalai mengucapkan kalimat istimewa tersebut setiap hari. Padahal memiliki fadhilah yang besar.
Tafsir 2
Kata Asraa (أَسْرَىٰ) dalam bahasa arab memiliki arti memperjalankan dimalam hari, bukan siang hari atau pagi hari.
Bukan Rasul yang berjalan, tetapi Allah yang memperjalankan Rasul. Dijelaskan arti lain yaitu memperjalankan sebagian malam, bukan semalaman.
Orang kafir quraisy kemudian melemahkan dakwah Rasul seraya berkata “Bagaimana mungkin Rasul berjalan sekejab saja. Sedangkan kita butuh berbulan-bulan ke Syam Palestina”.
Ditanya kepada Abu Bakar seputar Isra’ Mi’raj. Beliau bertanya, ” Apakah benar Rasulullah saw mengatakan demikian? Kalau benar demikian, saya percaya. Kalau saja 2ahyu turun lebih cepat, maka Isra’ yang agak lebih lama, maka saya lebih percaya.” Sejak saat itu, Abu Bakar digelari Ash Shidiq.
Tafsir 3
Kata Bi ab dihi ( بِعَبْدِهِ) : Memperjalankan hamba-Nya, bukan dikatakan memperjalankan Rasul-Nya/Nabi-Nya. Karena memang seseorang yang sudah diakui sebagai hamba, maka orang itu dihormati. Sebab banyak orang yang tidak diakui sebagai hamba Allah di akhir zaman.
Saat Rasulullah dilempari batu di Thaif. Beliau memanjatkan doa yang menampilkan seorang hamba:
“Wahai Allah Tuhanku, kepada-Mu aku mengadukan kelemahan diriku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku di hadapan sesama manusia. Wahai Allah Yang Maha Kasih dari segala kasih, Engkau adalah pelindung orang-orang yang lemah dan teraniaya. Engkau adalah pelindungku. ……. Tiada daya dan upaya kecuali dari-Mu” (Hayatu Muhammad, hlm 187).
Bahkan ketika mendapat kemenangan gemilang, tetap Rasulullah menunjukkan bahwa dia hamba Allah swt. Saat Rasul masuk kekota Mekkah. Rasul menundukkan pandangan, sampai selendangnya jatuh ke tanah. Maka selama kita menundukkan diri sebagai hamba Allah, tentu Allah akan memberikan kedudukan tinggi.
Tafsir 4
Kata (مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى) minal masjidil haram ilal masjidil aqsha.
Masjidil haram adalah tempat Haji, dimana Rasul lahir, dan peristiwa Fathul Mekkah. Dikatakan “masjid haram” karena ada hal-hal yang diharamkan dilakukan disitu, yang mana tidak berlaku ditempat lain (misal dilarang berburu, menangkap burung, memetik pohon, tidak adanya non muslim dan sebagainya)
Masjidil aqsha adalah Masjid Al Quds di Palestina. Disebut “Al Quds” yang berarti disucikan. Dalam riwayat, ada kata (الْمُقَدَّسَةَ) yang artinya suci dalam Surat Al Maidah ayat 21
يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
Tafsir 5
Dikaitkan Masjidil Haram dan Masjid Aqsha memiliki arti bahwa orang yang memuliakan Masjidil Haram jangan sampai melupakan Masjid Aqsha di Palestina.
Ketika Al Aqsha dihinakan atau dirusak yahudi, maka umat Islam ikut berdosa jika mendiamkan. Dalam banyak hadist Masjid Al Aqsha memiliki keutamaan. Rasulullah saw bersabda :
“Tidak diupayakan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsha”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Maka penting masjid-masjid itu dijaga.
Apalagi informasi sekarang, orang-orang yahudi mau merusak dan mengganti Masjid Al Aqsha dengan kuil sinagog.
Maka jika kita ingin Masjid Aqsha kembali kepangkuan Islam, berusahalah. Sebab Allah tidak akan memberikan secara gratis.
Salahudin Al Ayyubi saat ingin merebut Baitul Maqdish, dia masuk ke suatu kemah. Dikemah satunya ada pemuda yang membaca Al Qur’an, ada yang shalat malam, berdzikir dan sebagainya. Kemudian saat masuk kemah selanjutnya, dia lihat para prajurit terlelap tidak ibadah. Maka Salahuddin khawatir akan kekalah umat Islam dari sini.
Maka mereka yang menjadi pembela Aqsha adalah hamba Allah seutuhnya. Perlu memperbanyak ibadah, memperbaiki ukhuwah, keimanan, dan lain-lain.
Bagaimana seandainya jika tidak memiliki kemampuan ke Baitul Maqdis? Rasulullah mengatakan, engkau berikan minyak untuk menerangi masjid Aqsha. Maka engkau seumpama shalat disana.
Jadi dengan membantu dan memberi sesuatu kepada masjid Aqsha baik sumbangan uang, makanan, obat-obatan, akan bermanfaat. Kekuatan iman kepada Allah tidak dibatasi geografis. Dan kita perlu juga memanjatkan doa untuk baitul maqdish, sebab doa adalah senjata kaum muslim.
Kajian Majelis Taklim Al Iman, Kebagusan, Jakarta Selatan. Ahad, ba’da maghrib di Yayasan Telaga Insan Beriman.
by Danu Wijaya danuw | Nov 6, 2017 | Artikel, Ringkasan Taklim
Oleh : Ustad Arwani Amin, Lc
Menata hati adalah bisa berbuat baik kepada orang lain. Ada hadist untuk mendapatkan manisnya iman :
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:
- Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.
- Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.
- Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. (HR. Bukhari:15)
Mencintai orang lain karena Allah swt. Maka menjaga mahabbah diantara orang-orang beriman.
Berlapang dada. Sikap demikian adalah nikmat, tidak gampang memiliki sikap tersebut, karena seperti kali yang diceburin gampang butek/keruh. Bagusnya kali yang dijeburi banyak orang tapi tidak butek, tidak mudah terangkat endapan tanahnya.
Mengutamakan orang lain
Seseorang sedang naik bis kota, ada yang lebih tua dipersilahkan duduk. Itu adalah contoh kecilnya.
Dalam suatu riwayat ada seorang ibu kerumah Rasul bersama puterinya. Saat itu hanya ada Aisyah ra. Ada 3 kurma, 1 buah diberikan putrinya yang 1, dan yang 1 lagi untuk putrinya yang lain. Terakhir yang 1 untuk ibunya sendiri. Namun pada saat ingin dimakan, anaknya minta, akhirnya dibelah jadi dua untuk kedua anaknya.
Ketika rasul datang, diceritakanlah kisah tersebut oleh Aisyah. Rasul mengatakan : “Sesungguhnya Allah menetapkan kecintaan kepadanya. Allah tetapkan surga karena sifat kasih sayangnya.”
Kisah lain, diriwayatkan Rasul memberikan penghargaan kepada sahabat nabi kaum Ashariyin. Karena jika diperjalanan bekal habis, maka akan dikumpulin satu tempat, dan dibagi rata ulang. Sehingga semua mendapat bagian yang sama. Inilah iman kepada saudaranya.
Berbeda sekali jika bertemu dengan orang yang rakus, bakhil, pelit, serakah. Maka tidak akan berbagi. Kisah muhajirin dan Anshar termasuk salah satu kebaikan kepada saudaranya.
Tombol kebahagiaan adalah dengan mngutamakan dan mmbantu org lain.
Suatu ketika turun firman Allah swt,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran: 92),
Abu Thalhah kemudian menemui Rasul dan mengatakan bahwa harta yang dicintainya adalah kebun kurma miliknya yang indah, yang ada airnya dan persis didepan masjid nabawi. Maka Abu Thalhah menyedekahkan kebun kurma yang paling dicintai tersebut di jalan Allah. Hal ini beliau lakukan dalam rangka untuk meraih kebaikan yang sempurna dan pahala dari Allah.
Coba lihat siapa yang berbahagia. Abu Thalhah bahagia melalui perbuatan baik tersebut. Rasulullah menempa sahabat agar memiliki sikap ini.
Suatu ketika ada Abu Hurairah yang menjadi santri karena berasal jauh dari Yaman. Abu Hurairah sering nempel dengan Rasulullah sehingga dapat meriwayatkan banyak hadist.
Suatu ketika Abu Hurairah dari pagi sampai siang belum makan. Karena dia kadang beragang, kadang nempel dengan Rasul, maka penghasilan untuk makan sering tidak ada.
Akhirnya dia keluar bertemu Abu Bakar, bertegur salam lalu melanjutkan urusan masing-masing. Begitu pula ketika bertemu Umar ra. Padahal Abu Hurairah sedang lapar namun menjaga kehormatan dengan tidak minta makan.
Sampai akhirnya bertemu Rasulullah, dan Rasulullah melihat Abu Hurairah sambil trsenyum. Terlihat Rasul lebih peka dibanding Abu Bakar dan Umar. Akhirnya diajak kerumah Rasulullah.
Kata beliau saw, Ada susu dalam mangkok agak besar. Dan meminta tolong Abu Hurairah memberikan kepada sahabat lain yag ada di serambi masjid untuk ikut meminum susu tersebut.
Diberikanlah satu, dua, tiga hingga tidak ada sahabat yang lain lagi. Sisa tinggal berdua, antara Abu Hurairah dan Rasulullah. Maka beliau saw mengatakan, “Minumlah”, dikatakan lagi “Minumlah” hingga berkali-kali. Sampai Abu Hurairah mengatakan cukup, krna tidak ada tempat lagi (sudah kenyang).
Hingga terakhir barulah Rasulullah minum. Itulah yang diajarkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk mengutamakan orang lain walau dirinya sedang lapar.
Semoga Allah memudahkan kita untuk berbuat sikap tersebut. Amiin..
Diselenggarakan di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Kebagusan, Jakarta Selatan
Hari Minggu, 5 November 2017, Ba’da Maghrib
by Danu Wijaya danuw | Dec 13, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Tadabbur Surat Al Munafiqun ayat 9-11
“Berbekal Sebelum Hilang Kesempatan”
Ahad, 11 Desember 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Kebagusan
Bersama: Ustadz Fauzi Bahreisy
Pembahasan Ayat 9
- Yang menghalangi orang munafiq beriman kepada Allah secara tulus adalah ketamakan terhadap dunia
- Standar dan ukuran mereka adalah dunia
- Allah mengarahkan kita dalam ayat ini agar kita tidak menjadi orang munafik karena orientasi mereka adalah dunia
- Namun dalam ayat ini bukan berarti Allah melarang kita untuk menikmati dunia.
- Allah mempersilahkan kita untuk menikmati dunia cuma jangan sampai kita dilalaikan oleh harta dan anak-anak.
- Tidak berarti yang melalaikan manusia hanya harta dan anak-anak saja. Akan tetapi, dua hal itulah yang paling membuat manusia lalai kepada Allah.
- Setinggi apapun kedudukan kita, sebanyak apapun gelar dan pangkat kita, ujung-ujungnya kita akan kembali kepada Allah.
- Jika kita dilalaikan terhadap dunia maka kita termasuk orang-orang yang merugi
Pembahasan Ayat 10
- Setelah kita diingatkan Allah di ayat 9 agar tidak lalai kepada dunia, Allah memerintahkan untuk menginfakkan/mengeluarkan sebagian harta kita.
- Menurut sebagian mufassir tidak terbatas hanya harta saja, akan tetapi nikmat apapun yang Allah berikan kepada kita. Misal: ilmu. Kita harus keluarkan/ajarkan sebahagian ilmu kita kepada orang lain, jangan pelit.
- Kapan dikeluarkan..? Sebelum datangnya kematian (selama hidup).
- Para salafus shalih usianya rata-rata tidak panjang-panjang, tapi amal mereka luar biasa. Hingga sekarang masih bisa kita rasakan karya-karya mereka. Karena itu, mumpung kita masih hidup banyak-banyaklah beramal sholeh.
- Seandainya orang yang akan mati meminta penundaan kematian kepada Allah maka yang akan dia lakukan adalah shadaqah.
- Shadaqah dapat menghapuskan dosa-dosa sebagaimana sabda Nabi
Pembahasan Ayat 11
- Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang.
- Allah Maha Teliti apa yang kita kerjakan.
Dipersembahkan oleh:
Majelis Taklim Al Iman
www.AlimanCenter.com
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 25, 2016 | Artikel, Ramadhan, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Tadabbur Surat Al Baqarah ayat 183
Kenapa Kita Harus Mempersiapkan Diri Menuju Bulan Ramadhan?
Ahad, 22 Mei 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang senang akan datangnya bulan Ramadhan maka Allah akan jauhkan dirinya dari siksa api neraka”
Tadabbur Surat Al Baqarah ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
- Allah SWT memanggil orang-orang yang beriman.
- Diwajibkan kepada kalian berpuasa
- Kutiba = ditulis (dalam bahasa arab). Maknanya adalah diwajibkan.
- Biasanya suatu informasi yang diumumkan secara tertulis lebih kuat secara hukum dibandingkan secara lisan.
- Terkait dengan puasa, ia merupakan kewajiban yang secara hukum sangat kuat.
Tahapan sejarah puasa di masa Rasulullah:
- Puasa 3 hari di setiap bulan
- Puasa Asyura
- Puasa Ramadhan. Tapi boleh memilih, antara puasa atau tidak. Tapi yang tidak berpuasa harus mengganti dengan fidyah.
- Puasa Ramadhan. Wajib kecuali bagi yang tidak mampu
Definisi Puasa
Secara Bahasa
Shiyam = Menahan
Secara Fiqih
Menahan dari makan, minum, dan berhubungan suami istri di siang hari dari fajar hingga terbenamnya matahari
Klasifikasi Orang yang Berpuasa
Menurut Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin:
1. Puasanya orang awam
Mereka berpuasa menurut definisi fiqih saja. Tapi tidak menjaga anggota tubuh lainnya (mata, lidah, tangan, dan lain-lain) dari perbuatan yang Allah larang.
2. Puasanya orang yang khusus
Tidak hanya menahan lapar, haus dan hubungan suami istri di siang hari tapi juga menjaga matanya dari memandang yang haram, mulutnya dari perkataan yang kotor, tangannya dari berbuat zalim. Dengan kata lain, menjaga semua anggota tubuhnya dari perbuatan yang Allah larang.
(Baca juga: Definisi dan Keutamaan Puasa)
Kemudian ada 5 hal yang menyebabkan puasa kita tidak diterima
1) Al Kazib = Dusta
2) An Namimah = Mengadu Domba
3) Al Ghibah = Asyik Bergosip
4) Al Yaghinil Magnus = Sumpah Palsu
5) An Nazharu bis Syahwat = Memandang dengan Syahwat
3. Puasanya orang yang istimewa.
Tidak hanya anggota tubuhnya saja yang dijaga tetapi juga hatinya dijaga.
Kenapa disebut qiyam Ramadhan?
Abul Harits Al Muhasibi mengatakan “Kalau seseorang melakukan shalat isya dan tarawih berjamaah di masjid. Kemudian istirahat sebentar, tahajud, sahur dan shalat subuh berjamaah maka dia telah melakukan ibadah semalam penuh”
Orang yang celaka kata Rasulullah:
1. Ketika meninggal belum mendapat ridha dari kedua orang tuanya
2. Dosanya belum diampuni ketika Ramadhan telah berakhir
Puasa dan tarawih merupakan pasangan.
[Baca juga: Fiqih Wanita Berkaitan dengan Ramadhan (bagian 1)]
Qiyam Ramadhan = Tarawih
Derajat tertinggi adalah taqwa.
•••
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Fauzi Bahreisy fauzibahreisy | May 23, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Ash-Shaff Ayat 7-9
Cahaya Allah SWT
Ahad, 1 Mei 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al-Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan (Belakang Apotik Prima Farma)
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
Surat Ash Shaff Ayat ke-7
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الإسْلامِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim
Tadabbur Ayat ke-7
- Redaksi ayat yang ke-7 ini berbentuk pertanyaan akan tetapi maknanya bukan pertanyaan, maknanya justru penegasan bahwa tidak ada yang lebih zalim daripada orang-orang yang menciptakan kebohongan kepada Allah, karena pada ayat sebelumnya dikatakan bahwa petunjuk Allah sudah sangat jelas, akan tetapi mereka tidak mau mengikuti petunjuk tersebut justru mengadakan kebohongan dengan mengatakan bahwa Allah tidak mengutus Muhammad dan ini adalah sebuah kezaliman yang sangat besar dan tidak ada yang kezaliman yang lebih besar dari ini.
- Ini juga menjadi sebuah penegasan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat tidak menerima adanya kedustaan apalagi kedustaan tersebut atas nama Allah, jangankan kedustaan kepada Allah melakukan kedustaan dalam tingkat atau level yang di bawah itu saja sudah tidak dibenarkan dalam Islam.
- Diantara salah-satu sifat yang dimiliki oleh seorang mukmin adalah jujur dan itu tidak bisa dipisahkan, kalaupun ada orang Islam yang berdusta berarti ada masalah dalam keimanan dan keislamannya. Karena orang yang suka berdusta disebutkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits sebagai salah satu tanda orang munafik.
- Orang yang selalu berdusta adalah bertentangan dengan iman, bahkan di dalam hal yang dianggap sepele sekalipun, termasuk dalam hal bercanda sekalipun tidak boleh.
Allah berfirman : “…Padahal mereka diajak kepada Islam..”
(Baca juga: Ringkasan Taklim: Marah Saat Aturan Allah Dilanggar)
Sebagian mufassir mengatakan bahwa yud’a ilal Islam maknanya adalah diajak kepada tauhid, diajak kepada Islam, tetapi mereka tidak mau menerima Islam bahkan mereka menciptakan keyakinan-keyakinan dan agama-agama yang dimanipulasi sedemikian rupa, dan ini cukup untuk disebut sebagai zalim, karena itu Allah mengatakan “Allah tidak memberikan hidayah kepada orang-orang yang zalim”
Ada beberapa bentuk kezaliman, paling tidak ada tiga hal :
- Zalim kepada diri sendiri, yaitu ketika dia melakukan maksiat dan dosa, sehingga menyebabkan dia mendapat azab dari Allah
- Zalim kepada orang lain, yaitu berbuat aniaya kepada orang lain, seperti merampas hak orang lain, merusak kehormatannya, menceritakan aibnya, dan lain-lain.
- Zalim kepada Allah, ini termasuk zalim yang paling tinggi, yaitu menyekutukan Allah dan mengada-adakan kebohongan kepada Allah.
Dan ini jenis-jenis kezaliman yang dapat menghalangi dari hidayah Allah.
Surat Ash Shaff Ayat ke-8
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.
Tadabbur Ayat ke-8
- Di dalam kalimat Liyuthfiuu: Huruf Lam di sini adalah ‘Lam Taukid‘, namun ada sebagian mufassir mengatakan ‘Lam Ta’lil‘ untuk memberikan suatu penjelasan bahwa mereka melakukan berbagai usaha dan tindakan tidak lain targetnya adalah untuk memadamkan cahaya Allah, dengan melakukan berbagai makar.
- Nuurallah (Cahaya Allah): Para ulama mengatakan bisa maknanya Al-Qur’an, ada yang mengatakan bermakna Nabi Muhammad dan ada pula yang mengatakan maknanya Al-Islam.
- Yuriiduuna (mereka menginginkan): Memakai ‘fi’il mudhari’ menandakan mereka melakukan usaha tersebut secara terus menerus, sejak zaman Nabi Muhammad sampai hari akhir, tidak akan pernah berhenti.
- Biafwaahihim (dengan mulut mereka) : Karena yang paling efektif memadamkan cahaya Allah menurut mereka adalah dengan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) dengan cara memberikan opini-opini yang tidak benar tentang Islam, lewat buku-buku, media masa, dan lain-lain, yang mereka kuasai semuanya untuk menyesatkan umat Islam.
- Wallahu Mutimmu Nuurihi walau karihal kaafiruun (tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya): Akan tetapi tenang, karena tidak ada yang dapat memadamkan cahaya Allah dan tidak mungkin cahaya Allah bisa dipadamkan. Buktinya kalau kita lihat di dalam konteks sekarang ini di Amerika dan Perancis sekarang agama Islam menjadi agama yang kedua, semakin banyak serangan dan tekanan yang mereka lakukan terhadap Islam maka Islam semakin berkembang. Oleh karena itu, jangan khawatir karena Allah yang akan menyempurnakan cahaya-Nya melalui kaum mukminin, akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah kita berada di pihak yang mana? Apakah berada di kelompok yang ikut memadamkan cahaya Allah tanpa kita sadari atau kita berada di kelompok yang ingin bekerja memberikan kontribusi agar cahaya Allah lebih sempurna lagi?
(Baca juga: Ringkasan Taklim: Nama dan Sifat-sifat Allah)
Surat Ash Shaff Ayat Ke-9
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Artinya: Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya
Tadabbur Ayat ke-9
Dialah : yakni Allah yang mengutus Rasul-Nya yaitu Nabi kita Muhammad dengan membawa petunjuk dan agama yang benar yakni agama Islam. Apa tujuannya? Tujuannya adalah untuk memenangkan Agama-Nya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak senang.
Ini menunjukkan bahwa agama Allah pasti menang. Caranya menurut pendapat ulama adalah :
- Bilquwwah atau dengan kekuatan seperti dengan perang, dengan jihad dan dengan senjata
- Bilhujjah, Bayan dan Dalil, yaitu Allah tampakkan hujjah tersebut melalui lisan-lisan para ulama, dan inilah langkah yang paling tepat untuk dilakukan sekarang ini.
Walaupun orang-orang musyrik tidak senang dengan penyebaran agama ini.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Muhammad Syukron msyukron | Apr 18, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu’anhu
Ahad, 26 April 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid no.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Budi Ashari, Lc (Host Program Khalifah Trans 7)
Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq :
- Bersuku Quraisy, suku yang mulia. Diantara kemuliaan Quraisy adalah namanya dijadikan sebagai salah satu nama surat dalam Al Qur’an.
- Termasuk golongan Al-Hanafiyah (orang-orang shalih yang mengikuti akhlak Nabi Isa AS). Ia shalih sejak kecil dan tidak terkontaminasi dengan kemaksiatan.
- Orang terdekat Rasulullah SAW.
- Karena keimanannya Rasulullah SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan).
- Semua orang yang berhasil didakwahi beliau menjadi orang-orang hebat dalam sejarah.
- Menginfakkan semua yang dimilikinya dijalan Allah baik harta, jiwa, maupun raga.
- Posisi Abu Bakar tidak akan pernah tergantikan, karenanya semua sahabat nabi sepakat menjadikannya pemimpin setelah wafatnya Rasulullah SAW.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pukul 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
Join Telegram: @AlimanCenterCom
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!