YERUSALEM – Usai mendapat beragam protes serta kecaman dari berbagai pihak, Israel akhirnya melepas detektor logam yang terpasang di Masjid al Aqsa, Selasa (25/7) waktu setempat. Langkah ini mereka ambil pasca pecahnya kerusuhan berdarah di beberapa titik di Yerusalem.
Sebagai pengganti, dalam rilis resminya, Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan akan mengganti detektor logam dengan pengamanan berdasarkan teknologi maju dan cara terkait. Namun hingga saat ini, belum jelas pengamanan seperti apa yang dimaksud.
Menyambut kebijakan ini, ratusan warga Palestina yang berkumpul di depan masjid bersorak ria. Salah seorang dari mereka bahkan sampai menyalakan kembang api.
Warga Palestina yang menunggu di luar gerbang bersorak pada Kamis (27/7/2017) pagi, saat truk-truk yang mengangkut metal detector Israel meninggalkan daerah tersebut.
Israel memindahkan instalasi tersebut setelah terjadi aksi besar-besaran di dalam dan luar Yerusalem menolak dipasangnya pintu elektronik pendeteksi logam. Suka cita mereka membuat pasukan Israel kewalahan.
“Gerakan (demonstrasi) ini adalah gerakan tanah suci. Jika tanah suci menghendakinya, kami akan lakukan. Jika tidak, kami tidak akan melakukannya,” ujar koordinator organisasi wakaf Islam yang mengelola kompleks Masjid al Aqsa, Syekh Raed Dana, dilansir dari AFP.
Sebelumnya, Israel memasang detektor logam di pintu masuk kompleks Masjid al Aqsa dan Kubah Shakhrah, sebagai bentuk pengamanan pasca serangan yang menewaskan dua polisi, 14 Juli lalu.
Warga Palestina tidak terima, mereka menganggap Israel ingin mengintervensi situs agama mereka. Sebagai bentuk penolakan, mereka beribadah di luar kompleks sebagai bentuk protes
Sementara itu, utusan PBB untuk Timur Tengah, Nikolay Mladenov telah mengatakan bahwa ketegangan harus sudah mereda sebelum salat Jumat pekan ini agar sengketa tersebut tak meluas ke kawasan lain.
Sumber : Fajar.co.id/JerusalemPost