Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan bahwa Film pilihan Police movie festival berjudul “Kau adalah Aku yang lain” telah dihapus dari akun Twitter resmi Divisi Humas Polri. Penghapusan film kontroversial tersebut karena telah menimbulkan pro kontra ditengah masyarakat.
“Sementara kita hapus dulu karena menimbulkan pro dan kontra,” ujar  Polri Irjen Setyo Wasisto seperti dilansir republika, rabu(28/6/2017).
Setyo menerangkan bahwa akan ada penjelasan dan klarifikasi dari juri maupun pembuat film. Sehingga kontroversi terhadap film tersebut dapat segera terurai.
“(Dihentikan) sampai nanti menunggu juri maupun pembuat film akan memberikan klarifikasi,” tergas Setyo.
Terkait penjurian, kata dia, ajang bertema “Unity in Diversity” dilakukan oleh para juri profesional. Mereka terdiri dari sutradara film, bintang film, budayawan, serta anggota polri. Mereka menyeleksi 241 pendaftar hingga terpilih 10 film pendek dan 10 animasi yang masuk dalam nominasi.
“Jadi jurinya ada beberapa orang, ada sutradara film, bintang film, budayawan, ada Polri juga, nah dari hasil itu ditetapkan yang juara adalah itu kau adalah aku yang lain,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan kamis (29/6/2017), film “Kau Adalah Aku yang Lain” sudah dihapus dari Page Facebook resmi Divisi Humas Polri.
Seperti diketahui Film “Kau Adalah Aku yang Lain” karya Anto Galon ini menuai kecaman dari publik Indonesia, khususnya Umat Islam, dikarenakan pesan dalam film tersebut sekan-akan Umat Islam tidak memiliki toleransi terhadap Umat agama lain.
Film tersebut juga dianggap pemutarbalikan fakta yang sebenarnya terjadi di masyarakat Indonesia. Justru pada kenyataanya Umat Islam merupakan umat yang paling toleran. Bahkan saat aksi Bela Islam sepasang pengantin katolik tanpa halangan melangsungkan pernikahannya di Gereja Katedral Jakarta.
DPR Kecam Polri soal Film ‘Kau adalah Aku yang Lain’
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP, Arsul Sani mengecam beredarnya film pendek berjudul Kau adalah Aku yang Lain, juara ajang tahunan Police Movie Festival ke-4 yang digelar oleh Polri. Arsul menilai film tersebut tidak menggambarkan sikap Islam dan condong menyudutkan.
Menanggapi hal tersebut, Arsul Sani menyebut karya Anto Galon itu tidak mencerminkan mayoritas sikap Muslim jika dihadapkan dengan masalah seperti yang dimunculkan dalam adegan film itu.
Arsul menyebut, Polri yang menjadi pihak penyelenggara acara festival film tahunan itu seakan tengah membuka peluang terjadinya kesalahpahaman di tengah masyarakat. Terlebih, video itu telah viral di media sosial belakangan ini.
“Kami akan tanyakan kepada @DivHumasPolri & @BNPTRI dalam RDP Komisi III DPR soal video yang jadi viral dan ditanggapi sebagai sikap ‘negatif’ terhadap Islam,” tulis Arsul.
 
Sumber : Republika/CNNIndonesia

X