Para pionir Islam seperti sahabat Nabi ada di hati dan cintanya. Tokoh hebat yang bergabung belakangan turut merasakan penghargaan, kesempatan bakti dan nasihat.
Suatu ketika sahabat nabi, Abdurrahman bin Auf menentang kebrutalan Khalid, lalu Khalid mengkasarinya. Nabi kemudian menegur Khalid dengan kalimat dahsyat. “Jangan pernah kau cela sahabatku, hai Khalid. Demi Allah, andai kau infakan emas segunung Uhud, takkan bisa menyamai segenggam kurmanya!”
Apa khalid bukan sahabat? Ya sahabat juga. Tetapi 8 bulan yang penuh kemenangan itu jadi mungil disandingkan 20 tahun luka dan duka sahabat termasuk Abdurrahman bin Auf.
Uhud katanya merusak nurani. Disana Abdurrahman jadikan tubuhnya perisai lindungi Nabi dari usaha membunuh Nabi.
Infaq segenggam kurma Abdurrahman tak tertandingi emas sepenuh gunung. Tetapi memangnya pernah Abdurrahman infaq cuma segenggam?
Sekali ada seruan Nabi, Abdurrahman bisa mengeluarkan 40.000 dinar. Kadang jua 1.000 unta beserta seluruh muatannya.
Bagaimana mungkin Khalid apalagi kita mengejarnya? Sejak saat itu Khalid yang semula ganas dan angkuh jadi lebih terkendali.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, Pro-U Media
Related Posts
Hikmah Dibalik Gempa Bumi Saat Zaman Rasulullah dan Sahabat
Gempa bumi sejatinya adalah peringatan Allah kepada hamba-Nya. Bukan sekadar fenomena alam belaka. Allah menciptakan musibah dan bencana alam untuk mengingatkan manusia agar mereka takut dan berharap...
Siapa Gubernur Pertama Mekkah Dan Madinah?
Sejarah mencatat, sejumlah sahabat yang mendapat kepercayaan menjadi gubernur kota-kota penting dan strategis. Mereka juga sebagai gubernur pertama yang bertugas memimpin jalannya pemerintahan di wilayah...