Berdekatlah dengan seseorang yang hatinya selalu mengingati Allah, agar napas-napas tasbihnya mensurgakan suasana.
Lisan yang terbiasa berbincang mesra dengan Allah. Takkan menjadi pelaknat, pengumpat, pencela, peleceh, dan pelucah. Ada saat untuk sendiri dengan Al Qur’an dihela jemari, air mata mengalir pipi dan Allah didalam hati.
Hidupkan selalu niat-niat kebaikan, biar ia menghadap Allah. Mengetuk pintu-pintu karunia yang memampukan kita untuk mewujudkannya.
Rezeki barakah tak lantas tiadakan persoalan. Keberkahan itu menguatkan taat dan mendekatkan pada-Nya dengan aneka cara termasuk masalah.
Iman tak menjaminmu untuk selalu berlimpah dan tertawa. Tetapi ia menjaminmu merasakan lembut belaian cinta-Nya pada apapun dera yang menimpanya.
Ridha-Nya tak terletak pada sulit atau mudahnya. Lapang atau sempitnya, suka atau dukanya. Ia ada pada ketaatan kita disemua warna dan rasa.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media