Dua faksi Palestina yang selama ini berselisih yaitu, Hamas dan Fatah akhirnya telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Kairo, Mesir, Kamis (12/10).
Pihak penengah Mesir mengatakan Otorita Palestina yang didominasi Fatah akan mengambil alih tanggung jawab administrasi sepenuhnya Jalur Gaza dari Hamas terhitung mulai 1 Desember mendatang.
Sementara pintu perlintasan Rafah dari Gaza ke Mesir akan segera diserahkan kepada pemerintah bersatu Palestina.
Kesepakatan ditandatangani oleh pemimpin delegasi Fatah, Azzam al-Ahmad, dan pemimpin tim perunding Hamas, Saleh Arouri, dengan disaksikan oleh Kepala Dinas Intelijen Mesir, Khaled Fawzi.
Hamas dan Fatah ‘capai kesepakatan’ dalam pertemuan di Kairo. Perdana Menteri Palestina, Hamdallah juga mengunjungi Gaza yang selama ini dikuasai Hamas.
Kedua faksi yang bersengketa sejak tahun 2007 antara Hamas berkuasa di Gaza dan Fatah yang memerintah di Tepi Barat menyambut baik kesepakatan yang disebut sebgai terobosan besar.
Hamas merebut kemenangan dalam pemilihan parlemen tahun 2006 dan menegakkan kekuasaannya dengan mengusir Fatah dari Gaza.
Beberapa warga di Gaza yang sebagian besar pendukung Hamas merayakan kesepakatan rekonsiliasi di Kairo dengan menyalakan kembang api dan mengibarkan bendera Palestina.
Warga Palestina yang tinggal di Gaza berharap rekonsiliasi yang disepakati di Kairo juga bisa memperbaiki situasi kemanusiaan di sana, yang tergantung pada bantuan pangan karena pembatasan dan blokade oleh Israel.
Sejak tahun 2006, Israel dan Mesir memperlakukan blokade laut dan darat atas Gaza untuk mencegah serangan dari militan yang berada di Gaza, yang mendapat dukungan dari kelompok Hamas, yang memang menyerukan penghancuran negara Israel.
Blokade yang menyebabkan kekurangan listrik dan bahan bakar di wilayah tersebut.
Israel dengan tegas menentang keterlibatan Hamas dalam Otoritas Palestina dan mengatakan tidak akan berhubungan dengan Palestina yang terdiri dari kelompok garis keras Hamas.
Beberapa pemerintahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa memang telah menetapkan Hamas secara keseluruhan atau terbatas sebagai kelompok teroris atas pesanan Israel. Namun Hamas sendiri menjunjung tinggi perdamaian dan tidak pernah memulai perang.
Sumber : BBC