0878 8077 4762 [email protected]

Ini Penjelasan Suara Agung Terkait Hilangnya Al-Maidah Ayat 51-57

 
Pihak PT Suara Agung, Jakarta selaku percetakan Al-Quran terjemahan jilid pertama tahun 2015, memberikan penjelasan atas hilangnya ayat 51-57 surat Al Maidah.
Rina Setiawati perwakilan PT Suara Agung mengatakan jika pencetakan Al-Quran jilid pertama tersebut diakui terdapat kesalahan. Dan sudah dilakukan penarikan. Bahkan proses pencetakan tahun 2015 yang merupakan jilid pertama itu dihentikan.
“Kami meminta maaf atas kesalahan pencetakan tersebut, untuk ayat 51-57 surat Al-Maidah ada dihalaman 113 pada cetakan jilid pertama itu. Dan sudah kami tarik sekitar 400 eksemplar lebih yang sudah beredar di took-toko,” kata Rina dalam sambungan telepon kepada kini.co.id, Rabu (24/5).
Ia menegaskan hal itu bukan karena kesengajan akan tetapi memang murni karena kesalahan pencetakan. Dan Al-Quran terjemahan jilid ke-2 tahun 2016 sudah dilakukan revisi.
“Untuk pencetakan ke tiga tahun 2017, sudah kami sempurnakan, “ tegasnya.
Pihaknya mewakili manajemen PT Suara Agung meminta maaf terkait masih beredarnya sejumlah Al-Quran cetakan pertama itu. Hal itu dimungkinkan karena ada yang terlanjur beredar dimasyarakat.
Namun demikian pihaknya selaku pihak pencetakan akan memberikan penjelasan kepada pihak Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Kementrian Agama (Kemenag).
Seperti diberitakan sebelumnya santer beredar Al-Quran terjemahan tersebut kali pertama ditemukan KH basith, DKM Masjid Assifa, Kampung Jawa, Desa Sukamaju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (23/5) kemarin.
KH Basith usai sholat dhuhur melihat ada 10 buah Al-Quran baru yang masih dibungkus plastik ditempat penyimpanan Al-Quran di Masjid Assifa.
Kemudian Kiai Basit mengambil Al-Quran tersebut untuk dibaca di rumah, namun saat diteliti tepatnya pada ayat 51-57 surat Al-Maidah tidak ada. Kiai Basit kemudian melaporkan hal itu kepada Ketua MUI Megamendung.
 
Sumber : Nasional.kini.co.id

Al Maidah (Hidangan) dalam Aksi Bela Islam 3

Tahukah anda bahwa al maidah artinya hidangan atau jamuan. Begitu ringan peserta aksi memberi dan berbagi makanan mulai dari nasi ayam, rendang, nasi kotak, buah-buahan, kurma, minuman, dan logistik lainnya termasuk pedagang yang mengikhlaskan jajanan ketoprak, bakpau, roti dan sebagainya agar dapat terlibat dan memperoleh pahala kebaikan.
Firman Allah ta’ala, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (Q.S. Al Baqarah ayat 265)
Dalam al Maidah maksud hidangan ini yaitu salah satu dari anugerah Allah yang diberikan kepada hamba dan rasul-Nya, yaitu Isa as ketika Allah  memperkenankan doanya yang memohon agar diturunkan hidangan dari langit. Maka Allah Swt. menurunkannya sebagai mukjizat yang cemerlang dan hujjah yang nyata. Kisah ini menceritakan pengikut-pengikut setia nabi Isa as yang meminta kepada nabi Isa as agar Allah swt menurunkan untuk mereka al Maidah (hidangan makanan) dari langit.
Maka dalam aksi bela islam 3 ini, seperti mukjizat begitu melimpah ruah makanan dan minuman yang dibagikan kepada peserta aksi dari berbagai daerah. Ada juga kisah seorang pedagang yang mengikhlaskan dagangannya kemudian mendapat uang 1 juta dari seorang tak dikenal dan ditinggal pergi begitu saja.
Kembali konteks tafsir, sebagian para imam ada yang menyebutkan bahwa kisah hidangan ini tidak disebutkan di dalam kitab Injil, dan orang-orang Nasrani tidak mengetahuinya kecuali melalui kaum muslim. Surat al maidah merupakan surat yang kelima di dalam Al Qur’an yang terdiri 120 ayat dan termasuk golongan surat madaniyah karena surat Al Maidah di turunkan di kota madinah.