"Berita Palsu" Berujung Putusnya Hubungan Diplomatik Arab Saudi-Qatar

 
Awal pekan ini diawali dengan berita oleh putusnya hubungan antara Arab Saudi dan Qatar. Langkah-langkah pemutusan hubungan langsung dilakukan, termasuk pengusiran diplomat dan warga dari Qatar oleh Arab Saudi yang diikuti negara-negara Teluk.
Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab, dan Yaman pada Senin (5/6) serentak menyatakan “bercerai” dengan Qatar.
Penyebab Alasan Putus Diplomatik
Alasannya, Qatar dinilai tidak lagi berada bersama mereka dalam memerangi terorisme dan provokasi sektarian oleh Iran.
Tudingan ini bermula dari tulisan di kantor berita Qatar, Qatar News Agency, pada 24 Mei lalu. Dalam tulisan itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, dilaporkan berpidato dalam sebuah upacara militer, menyebutkan bahwa Iran adalah “kekuatan besar” dan mengatakan hubungan Qatar dengan Israel “baik”.
Pernyataan Emir ini juga dikutip dalam news-ticker siaran stasiun televisi Qatar, namun tanpa menampilkan cuplikan pidato.
Dalam kutipan itu, Emir mengatakan: “Iran mewakili kekuatan regional dan Islam yang tidak bisa diabaikan, dan tidak bijaksana jika melawan mereka. Iran adalah kekuatan besar dalam stabilitas di kawasan.”
Pernyataan ini membuat Arab Saudi dan negara-negara Teluk berang. Pasalnya, Iran adalah rival mereka dalam berebut pengaruh di kawasan. Saudi dan Iran berseberangan dalam berbagai konflik di Timur Tengah, seperti di Yaman dan Suriah.
Konfirmasi dari Qatar tentang ‘Peretasan’ dan ‘Berita Palsu’
Tidak lama setelah itu, pemerintah Qatar seakan kebakaran jenggot. Mereka mengklaim bahwa pemberitaan itu tidak benar.
Menurut mereka, kantor berita Qatar telah diretas dan ditulisi berita hoax mengatasnamakan Emir.
Menurut juru bicara pemerintah Qatar, Saif Ahmed Al Thani, hacker telah membuat kutipan palsu dari Emir dan Menlu Qatar.
News-ticker yang memuat kutipan itu juga tidak muncul di tayangan televisi Qatar, melainkan rekaan di tayangan Youtube.
Untuk membuktikan klaimnya, Qatar bahkan mendatangkan penyidik dari Amerika Serikat.
Menurut media-media Saudi juga tidak peduli dengan klaim Qatar tersebut. Para komentator mengatakan, walau itu peretasan, namun kutipan itu mewakili pandangan sebenarnya dari pemimpin Qatar.
Dalam tulisan opini di Saudi Gazette, pengamat dan pengusaha Hussein Shobokshi, menuliskan bahwa sikap politik Qatar yang mulai mentolerir Iran, dan Hizbullah, telah ditunjukkan sejak Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani memperoleh kekuasaan dari ayahnya.
Putus Hubungan Diikuti Sekutu Arab Saudi
Buntut dari kisruh media itu adalah putusnya hubungan antara Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain dengan Qatar dengan alasan keamanan nasional.
Qatar disebut mendukung terorisme dan konflik sektarian yang mengancam stabilitas kawasan.
Saudi dan sekutunya disebut berang dengan Qatar yang mendukung Iran di tengah upaya mereka menyudutkan Teheran akibat konflik sekretarian di Suriah dan Yaman.
Sebelumnya bulan lalu, Saudi dan AS sepakat untuk bersatu melawan Iran. Masalah pengaruh syiah Iran di timur tengah dan penjuru dunia membuat kekhawatiran sendiri. Sementara nuklir Iran menjadi kekhawatiran PBB.
 
Sumber : Kumparan

Arab Saudi Tetapkan Awal Puasa Sabtu 27 Mei 2017

Dewan Ulama Senior Arab Saudi menetapkan 1 Ramadhan 1438 Hijriah jatuh pada Sabtu, 27 Mei 2017. Ketetapan ini disampaikan anggota Dewan Ulama Senior Saudi, Sheikkh Abdullah bin Sulaiman Al Manie pada Selasa kemarin waktu setempat.
Dilaporkan harian setempat Al Madina, Al Manie, bulan Sya’ban pada tahun ini berumur 30 hari. Sementara tanggal terakhir pada bulan Syaban akan jatuh pada Jumat, 26 Mei 2017.
“Idul Fitri akan jatuh pada Minggu, 25 Juni, dengan puasa akan berakhir pada Sabtu, 24 Juni,” ucap Al Manie.
Ketetapan ulama ini didasarkan pada perhitungan astronomis tentang awal dan akhir bulan Islam di Mekah.
Sementara, kata Al Manie, tanggal 1 bulan haji (Dzulhijah) tahun ini akan jatuh pada Rabu, 23 Agustus. Bulan ini akan berumur 29 hari.
“Mengacu pada perhitungan tersebut, Hari Arafat, yang menandai puncak ibadah haji, akan jatuh pada Kamis, 31 Agustus dan Idul Adha pada Jumat, 1 September,” kata Al Manie.
Beberapa waktu lalu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga telah menerbitkan maklumat mengenai awal Ramadan 1438H diwaktu yang sama dengan Arab Saudi. Maklumat itu menyebutkan 1 Ramadan 1438 H jatuh pada Sabtu, 27 Mei 2017.
 
Sumber: Dream/Saudi gazette.com.sa

Raja Salman Meratapi Kehancuran Suriah kepada Presiden Trump

Riyadh – Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud meratapi tentang kehancuran Suriah kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berkunjung ke Arab Saudi.
Arab Saudi merupakan pendukung utama pasukan pemberontak di Suriah dan Raja Salman meratapi kehancuran yang disebabkan oleh perang sipil di Suriah saat bertemu Trump di Riyadh.
“Suriah juga dulu adalah salah satu negara paling maju,” kata Raja Salman kepada Trump, menurut laporan pers Gedung Putih seperti dikutip dari Independent.
“Kami menyekolahkan profesor kami di Suriah. Mereka melayani kerajaan kami. Sayangnya, mereka juga membawa kehancuran ke negara mereka sendiri. Anda bisa menghancurkan sebuah negara hanya dalam hitungan detik, tapi butuh banyak usaha untuk mengembalikannya,” kata Raja Salman.
Perang saudara pasukan Bashar al-Assad, pemberontak anti-pemerintah, ISIS, dan kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda di Suriah telah berlangsung selama lebih dari enam tahun.
Arab Saudi memberikan bantuan militer dan keuangan yang signifikan kepada beberapa kelompok pemberontak melawan kediktatoran Assad yang membunuhi rakyatnya sendiri.
Raja Salman: Kunjungan Trump ke Saudi Akan Perkuat Keamanan Dunia
Raja Salman bin Abdulaziz mengatakan, kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Saudi akan memberikan kontribusi pada keamanan global, dan pengembangan kerja sama bilateral.
“Kami menyambut Trump ke Kerajaan Arab Saudi. Presiden, kunjungan Anda akan memperkuat kerjasama strategis kami, yang mengarah pada keamanan dan stabilitas global,” kata Raja Salam melalui akun Twitter pribadinya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (21/5).
Trump sendiri diketahui telah tiba di ibukota Saudi, Riyadh kemarin. Dia datang ke Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Arab Islam dan AS, dan juga untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Salman.
Setibanya di Saudi, Trump langsung disambut oleh Raja Salam. Pemimpin Saudi itu langsung menyalami Trump ketika Presiden AS itu turun dari tangga pesawat.
Raja Salman, Trump dan rombongan lantas pindah ke Royal Court (Istana Kerajaan), di mana presiden AS itu dianugerahi medali emas oleh sang Raja Arab Saudi.
Sambutan Berbeda dibanding Presiden AS Sebelumnya
Sambutan terhadap Trump ini berbeda dengan yang diberikan kepada Presiden Obama dan Presiden George W. Bush di masa lalu.
Obama yang melakukan lawatan terakhir ke Saudi pada April 2016 tidak disambut Raja Salman. Dia hanya disambut oleh Gubernur Riyadh, Pangeran Faisal bin Bandar al-Saud.T
Presiden Trump juga dihadiahi medali emas oleh Raja Salman di Istana Kerajaan dalam kunjungannya kali ini ke Riyadh, Arab Saudi.
Terkait dengan KTT Arab Islam-AS, Trump dijadwalkan akan berpidato dalam acara tersebut. Dia akan menyampaikan visinya untuk membangun hubungan baik dengan dunia Islam. Trump juga akan menyerukan visi damai Islam.
 
Disadur : Tempo/SindoNews

Arab Saudi Mulai Bangun 560 Masjid di Bangladesh

Arab Saudi dikabarkan telah memulai proyek pembangunan 560 masjid di Bangladesh, Islam.ru melaporkan.
Proyek ini mulai dijalankan setelah Bangladesh menyetujui sebuah proyek untuk membangun ratusan masjid bernilai 1 miliar USD dari Arab Saudi pada April lalu.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mencari dana dari Arab Saudi yang akan memberikan dana bantuan terbesar dari biaya proyek sebesar 1,07 miliar USD, dalam sebuah kunjungannya ke Saudi tahun 2016 lalu, kata Menteri Perencanaan Mustofa Kamal mengatakan kepada Strait Times.
“Pusat ibadah ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas penelitian, perpustakaan dan pusat kebudayaan.
Masjid-masjid ini kelak menjadi model bagi negara berpenduduk mayoritas Muslim ini,” kata Shamim Afzal, kepala Yayasan Islam yang dikelola negara.
Bantuan dari Saudi tersebut dapat membantu pemerintah memantau khotbah yang mungkin bermuatan kebencian.
“Sebelumnya ini adalah sebuah tugas berat di Bangladesh, mengingat pemerintah harus memantau sedikitnya 300 ribu masjid yang ada,” ungkap seorang aktivis terkemuka Shahriar Kabir.
“Saya pikir pemerintah harus mengendalikan semua masjid di seluruh negeri.
Dengan begitu, dapat dengan mudah mengidentifikasi di mana ekstremisme dipromosikan,” kata Kaibir kepada AFP.
 
Sumber : Islam.ru/Straittimes/AFP

Pangeran Arab Saudi Sumbang Karpet Persia untuk Mushola Mal di Bali

BALI—Setelah dihadiahi AC (Air Conditioner) oleh Pangeran Saudi, kini Mushola di pusat perbelanjaan Discovery Shopping Mall Kuta, Bali, kembali mendapat hadiah berupa dua buah karpet Persia.
I Wayan Puspa Negara, Corporate General Manager PT Bali Unicorn—pengelola mal tersebut—mengatakan bahwa pihaknya didatangi seorang pria asal Arab Saudi yang dikawal oleh dua penjaga. Pria itu nampak memakai pakaian khas Kerajaan Arab Saudi.
“Ya, tadi siang ada Pangeran Arab Saudi datang ke sini. Beliau memberikan dua gulung karpet Persia untuk mushola,” kata Puspa, seperti dikutip dari Dream.
Namun Puspa tidak mengetahui siapa sosok pria yang diperkirakan seorang pangeran itu. Ia pun sulit memberikan penjelasan lantaran tidak bisa mengambil foto sosok pangeran itu.
Bahkan para pengunjung mal itu dilarang untuk mengambil foto sang pangeran oleh dua pengawalnya. Jika sudah terlanjur mengabadikan, foto tersebut diminta untuk dihapus.
“Semua yang mengabadikan momen tersebut diminta untuk menghapusnya,” kata Puspa.
Beberapa awak media sempat menunjukkan foto Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud kepada Puspa. Puspa pun membenarkan bahwa orang dalam foto tersebut adalah penyumbang karpet.
“Nah, itu mirip dengan pangeran yang tadi siang datang ke sini,” kata dia.
Liburan kerajaan Arab Saudi diperpanjang dari 4-7 maret 2017, menjadi hingga 12 maret 2017. Liburan ini mendongkrak sektor pariwisata di pulau Dewata itu. Dan menganggap Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk berlibur.

X