0878 8077 4762 [email protected]

8 Lelah Ini Yang Disukai Allah

 
MERASA capek dan lelah mengurus rumah tangga? Anak selalu berantakin seisi rumah, suami menuntut makanan selalu tersaji hangat, belum lagi rutinitas, nyapu, ngepel, mencuci baju yang seakan tak ada habisnya.
Untuk para suami, lelahkah bekerja setiap hari? Dimaki bos di kantor, disikut teman sejawat, tugas-tugas menumpuk, selesai satu pekerjaan, datang yang lainnya, silih berganti tanpa henti.
Jangan kecewa atau mengeluh. Barangkali kelelahan itulah yang membuat Allah ridha dan mencintai kita. Pasalnya, ada 8 kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya, apa sajakah kelelahan yang dimaksud?
1.Lelah dalam berjihad di jalan-Nya
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka,” (Q.S At Taubah : 111).
Jangan sempit dalam mengartikan jihad. Sesungguhnya kesungguhan kita bekerja bisa bernilai jihad.
Suatu ketika Nabi dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan,” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhib).
2. Lelah dalam berda’wah/mengajak kepada kebaikan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS: Fushshilat: 33).
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,” (QS. Al-Ankabut :69).
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu,” (QS: Luqman Ayat: 14).
5. Lelah dalam mencari nafkah halal
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung,” (Q.S A Jumuah: 10).
Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Bahkan secara khusus Rasulullah memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah.”
6. Lelah mengurus keluarga
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,”( Q.S. A-Tahrim: 6).
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya,” (Q.S Ali Imran ayat 79).
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah post gembira kepada orang-orang yang sabar,” (Q.S Al Baqarah ayat 155).
 
Sumber: Ummi Online

Cemburu yang Disukai Allah

Sesungguhnya cemburu itu ada yang disayang Allah dan ada pula yang dimurkai-Nya. Yang disukai Allah adalah cemburu atas suatu kesangsian, sedangkan yang dimurkai-Nya adalah cemburu yang tidak beralasan,” (HR. Ibnu Majah).
DARI penjelasan di atas dapat diketahui bahwa cemburu dapat dikategorikan dalam dua hal. Pertama adalah cemburu yang datangnya dari setan, hal ini tentu akan menimbulkan efek negatif karena setan laknatullah selalu membuat manusia berada dalam kondisi ini.
Aisyah Ra. menuturkan, pada suatu malam Nabi Muhammad SAW keluar rumah. Dia merasa cemburu kalau-kalau Nabi SAW mendatangi istri-istrinya yang lain. Setelah pulang, Nabi Muhammad mendapati tingkah laku istrinya yang janggal. Beliau bertanya.
“Mengapa engkau hai Aisyah? Cemburu kah?.”
“Bagaimana wanita sepertiku tidak cemburu terhadap laki-laki seperti engkau?”Aisyah balik bertanya.
“Apakah setan telah datang menggodamu?”Tanya Rasulullah SAW lagi
“Ya Rasulullah, apakah aku disertai setan?” tanya Aisyah
“Ya.” jawab Rasulullah
Engkau juga (disertai setan).” balas Aisyah
“Ya, tapi aku dilindungi oleh Tuhanku, sehingga aku selamat,” Jawab Rasulullah SAW (HR. Muslim)
Namun ada pula cemburu yang akan memberikan efek yang baik. Perasaan inilah yang disukai Rabb kita. Rasulullah SAW mengatakan, bahwa tidak ada yang cemburu melebihi cemburunya Allah SWT.
Mughiroh bin Syu’bah RA. mengatakan, Sa’ad bin Ubadah berkata, ”Seandainya aku melihat laki-laki lain berduaan dengan istriku, sungguh ku penggal dia dengan pedang tanpa memaafkan.
Mendengar hal itu Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Alangkah anehnya cemburu Sa’ad itu. Demi Allah, aku lebih cemburu dari padanya. Dan Allah lebih cemburu pula dari pada aku. Karena cemburunya Allah, maka diharamkan segala perbuatan keji, baik terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi.
Tidak seorang pun lebih cemburu dibandingkan Allah. Tidak seorang pun lebih meresapkan dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Dia mengutus para Rasul untuk memberi kabar suka dan duka. Dan seorang pun yang lebih suka kepada pujian dari pada Allah, karena itulah dia menjadikan surga,” (HR.Muslim).
Dalam hadist riwayat lain dijelaskan bahwa Allah juga menyukai cemburu. Namun tentun saja, efek dari kecemburuan ini positif dan membawa kebaikan. Jabir ra. mendengar dari Anbaroh ra. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda
Ada sebagian rasa cemburu yang disukai Allah, dan ada pula yang dibenci-Nya. Cemburu yang disukai Allah adalah cemburu dalam keraguan atau kecurigaan (cemburu beralasan). Sedangkan cemburu yang dimurkai Allah adalah rasa cemburu yang tidak dalam keraguan,” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Cemburu dalam keraguan adalah seorang yang cemburu kepada saudara-saudaranya, jika dia melihat mereka melakukan perbuatan yang haram atau keraguan yang ada manfaatnya, yaitu takut dan terhalang (melakukan perbuatan haram). Cemburu dalam hal ini dan yang sejenisnya akan dicintai oleh Nya.