0878 8077 4762 [email protected]
Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

DEPOK – Jenazah KH Hasyim Muzadi tiba di Pondok Pesantren Al-Hikam 2, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3) sekitar pukul 16.30 WIB.
Begitu diturunkan dari kendaraan yang membawanya dari Bandara Halim Perdana Kusuma, peti jenazah yang dibalut Bendera Merah Putih langsung diboyong memasuki Masjid Ponpres Al-Hikam untuk dishalatkan.
Pengurus Masjid yang berbicara melalui pengeras suara mengatakan bahwa salat jenazah akan dipimpin Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar, kemudian doa dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, dan inspektur prosesi pemakaman dari Wakil Presiden Jusuf Kalla
Masjid Ponpes Al-Hikam tidak mampu menampung jamaah yang ingin menshalati alm. Kiyai Hasyim Muzadi. Bahkan, shaf shalat melebar sampai ke tangga dan sebagian area lapangan.
KH Hasyim Muzadi merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2014-2019.
Dia akan dimakamkan di lapangan persis di samping gedung Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran, Pondok Pesantren Al-Hikam 2, Depok, Jawa Barat.
Sejumlah pejabat dan tokoh turut menghadiri pemakaman mantan Ketua Umum PBNU tersebut. Antara lain Ketua Dewan Penasehat MUI Din Syamsuddin, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

e189110b-80fe-4fb5-a2d7-73476547ae94_169

Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin menyampaikan doa dan belasungkawa


Kemudian ada Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Jaksa Agung HM Prasetyo, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Duta Besar Arab Saudi,
Lalu terlihat ada Gus Mus, Anies Baswedan, Ketua Umum PKS Sohibul Iman, PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Romahurmuziy, dan beberapa tokoh nasional serta tokoh NU.

Orang NU yang Menjadi Dubes RI untuk Arab Saudi

Agus Maftuh memiliki latar belakang seorang akademisi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia mengampu sejumlah mata kuliah di antaranya Diplomasi dan Politik Luar negeri, serta Studi Keamanan dan Pertahanan.
Suatu ketika Pak Agus Maftuh bertemu dengan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia. Beliau bertanya “apakah sudah hafal lagu kebangsaan Indonesia? sang dubes menjawab “belum hafal”. Kemudian Agus Maftuhpun bilang kepada Dubes itu” saya baru beberapa bulan sudah hafal lagu kebangsaan Arab Saudi”. Kemudian Agus Maftuh menyanyikan lagu itu dengan baik. Dengan modal hafal lagu kebangsaan itu Agus Maftuh bisa berdiplomasi.
Maklumlah Agus Maftuh santri sejati seperti halnya Gus Dur. Tidak heran jika pemerintah Arab Saudi mulai tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia. Nah, rupanya baru-baru ini Pangeran Walid bin Talal datang bersama Agus Maftuh menghadap Jokowi. Bisa jadi para pangeran-pangeran yang kelebihan duit itu juga akan menanamkan duitnya di Indonesia.
K.H. Malik Madany, Mantan Khatib Syuriah PBNU menggambarkan betapa ndeso-nya Agus Maftuh. ‘’Mas Agus Maftuh ini bocah ndeso tapi cerdas. Bocah ndeso yang mengalami mobilitas vertikal. Dan saya sangat setuju yang dilakukannya malam ini. Bukan syukuran tapi doa mengantar tugas. Jabatan sebagai duta besar itu sesuatu yang harus disyukuri.”
Disamping sebagai dosen, Agus Maftuh selama ini juga dikenal sebagai ahli terorisme dan pernah menjadi dosen tamu masalah terorisme di Pakistan. Maka tak heran jika ada kampus dari Pakistan mengirimkan bunga ke kediamannya. Agus Maftuh menulis buku “Negara Tuhan” yang mengungkap jejaring terorisme Indonesia dengan “kampus Peshawar” di wilayah Asia Selatan.
Menikah dengan Luluk Muniroh, Agus Maftuh dikaruniai empat orang putra-putri. Selain Gebriel yang kuliah di Kairo ada Nabila Azwida Faradisa (S2 di UGM) dan Lubna Feyla Affa serta seorang putri yang masih balita.
Dubes RI Mengajak Arab Saudi untuk Datang Ke Indonesia
Sebelumnya ajakan kepada Raja Arab untuk datang ke Indonesia melalui menyerahkan Surat Kepercayaan (letter of credentials) kepada Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, di Istana Kerajaan di Kota Jeddah pada tanggal 22 Juni 2016.
Dalam kesempatan itu, Dubes RI untuk Arab Agus Maftuh menyampaikan salam dari Presiden RI Joko Widodo. Selanjutnya Maftuh juga meyakinkan Raja Saudi untuk berkunjung ke Indonesia.
“Rakyat Indonesia telah menunggu kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia selama 46 tahun,” kata Maftuh yang juga Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini dalam keterangan tertulis.
Dubes RI untuk Arab diajukan PKB mewakili NU
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan pihaknya memang telah mengajukan Agus Maftuh Abegebriel sebagai Duta Besar Arab Saudi ke Presiden Joko Widodo sebelum dilantik. Karena memiliki sejumlah tujuan.
“Dubes Saudi sebelumnya saya panggil dan diajukan (ke Presiden) karena memiliki tiga tujuan.
Pertama, harus melindungi dan menyelamatkan serta menjaga orang-orang kita (Warga Negara Indonesia) di Saudi. Karena itu adalah harkat dan martabat bangsa kita,” kata Cak Imin.
Kedua, seorang Dubes Arab Saudi harus mampu mewarnai dunia Islam yang toleran seperti di Indonesia. Begitupula diharapkan membawa pola diplomasi yang berbasis kemajuan sebagaimana pola pikir kemajuan Islam di Indonesia.
Ketiga, bisnis-bisnis besar yang ada di Timur Tengah hendaknya dapat dibawa dan dikembangkan di tanah air agar mampu menjadi motor penggerak perekonomian bagi masyarakat di Indonesia.
Selamat bertugas Gus Agus Maftuh