Pentingnya Ketulusan dan Kejujuran

Tausiyah Iman – 23 Mei 2016
 
Kerapkali orang yang tidak kita suka sebenarnya telah banyak berjasa.
Kerapkali orang yang kita musuhi sebenarnya telah banyak memberi.
Butuh kepekaan, kejujuran, ketulusan, dan kerendahan hati
Sebagaimana FirmanNya,
ۚ وَلَا تَنسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بصير
“…..Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantaramu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Baqarah : 237)
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Cinta Allah, Cinta Qur’an)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Malu dan Iman

Tausiyah Iman – 19 Mei 2016
 
Antara malu dan iman tidak bisa dipisahkan. Orang beriman malu untuk berkata kasar, malu untuk berdusta, malu untuk mengeluarkan sumpah serapah.
Orang beriman malu membuka aurat. Orang beriman malu berbuat dosa dan malu melakukan  maksiat.
Orang beriman malu bila lupa dan lalai pada Zat yang selama ini telah memberinya nikmat
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Mendekatlah Kepada Allah)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Makna Akhlak yang Hakiki

Tausiyah Iman – 16 Mei 2016
 
Akhlak mulia tidak hanya ditunjukkan oleh sikap sopan saat bicara, santun dalam bergaul, atau dermawan pada manusia namun hak dan aturan Allah dilanggar.
Itu bukanlah akhlak, tetapi sebuah kemunafikan dan penipuan.
Engkau disebut berakhlak bila menjaga hak Allah, melaksanakan hukum-Nya, mematuhi perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.
(Ibnu Athaillah)
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Mengisi Hati)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Jangan Memandang Rendah Orang Lain

Tausiyah Iman – 14 Mei 2016
 
Nasihat Imam Nawawi:
“Jangan pernah meremehkan siapapun sebab kesudahannya masih misteri dan akhir hidupnya tidak ada yang tahu.
Bila melihat ahli maksiat, jangan merasa dirimu lebih baik. Bisa jadi dalam ilmu Allah, kedudukannya lebih tinggi darimu, sementara engkau termasuk orang fasik dan dia yang menolongmu di hari kiamat.
Bila melihat anak muda, pandanglah ia sebagai orang yang lebih baik darimu sebab dosanya lebih sedikit.
Bila melihat orang yang lebih tua, pandanglah ia lebih baik darimu karena lebih dulu berislam.
Bila melihat orang kafir, jangan langsung divonis masuk neraka sebab mungkin saja ia masuk Islam dan mati sebagai muslim.”
Ustadz Fauzi Bahreisy
(Baca juga: Antara Waktu dan Iman)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Ringkasan Taklim : Cahaya Allah SWT

Ringkasan Kajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Ash-Shaff Ayat 7-9
Cahaya Allah SWT
Ahad, 1 Mei 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al-Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan (Belakang Apotik Prima Farma)
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
 
Surat Ash Shaff Ayat ke-7
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الإسْلامِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim
Tadabbur Ayat ke-7

  • Redaksi ayat yang ke-7 ini berbentuk pertanyaan akan tetapi maknanya bukan pertanyaan, maknanya justru penegasan bahwa tidak ada yang lebih zalim daripada orang-orang yang menciptakan kebohongan kepada Allah, karena pada ayat sebelumnya dikatakan bahwa petunjuk Allah sudah sangat jelas, akan tetapi mereka tidak mau mengikuti petunjuk tersebut justru mengadakan kebohongan dengan mengatakan bahwa Allah tidak mengutus Muhammad dan ini adalah sebuah kezaliman yang sangat besar dan tidak ada yang kezaliman yang lebih besar dari ini.
  • Ini juga menjadi sebuah penegasan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat tidak menerima adanya kedustaan apalagi kedustaan tersebut atas nama Allah, jangankan kedustaan kepada Allah melakukan kedustaan dalam tingkat atau level yang di bawah itu saja sudah tidak dibenarkan dalam Islam.
  • Diantara salah-satu sifat yang dimiliki oleh seorang mukmin adalah jujur dan itu tidak bisa dipisahkan, kalaupun ada orang Islam yang berdusta berarti ada masalah dalam keimanan dan keislamannya. Karena orang yang suka berdusta disebutkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits sebagai salah satu tanda orang munafik.
  • Orang yang selalu berdusta adalah bertentangan dengan iman, bahkan di dalam hal yang dianggap sepele sekalipun, termasuk dalam hal bercanda sekalipun tidak boleh.

Allah berfirman : “…Padahal mereka diajak kepada Islam..”
(Baca juga: Ringkasan Taklim: Marah Saat Aturan Allah Dilanggar)
Sebagian mufassir mengatakan  bahwa yud’a ilal Islam maknanya adalah diajak kepada tauhid, diajak kepada Islam, tetapi mereka tidak mau menerima Islam bahkan mereka menciptakan keyakinan-keyakinan dan agama-agama yang dimanipulasi sedemikian rupa, dan ini cukup untuk disebut sebagai zalim, karena itu Allah mengatakan “Allah tidak memberikan hidayah kepada orang-orang yang zalim”
Ada beberapa bentuk kezaliman, paling tidak ada tiga hal :

  1. Zalim kepada diri sendiri, yaitu ketika dia melakukan maksiat dan dosa, sehingga menyebabkan dia mendapat azab dari Allah
  2. Zalim kepada orang lain, yaitu berbuat aniaya kepada orang lain, seperti merampas hak orang lain, merusak kehormatannya, menceritakan aibnya, dan lain-lain.
  3. Zalim kepada Allah, ini termasuk zalim yang paling tinggi, yaitu menyekutukan Allah dan mengada-adakan kebohongan kepada Allah.

Dan ini jenis-jenis kezaliman yang dapat menghalangi dari hidayah Allah.
Surat Ash Shaff Ayat ke-8
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.
Tadabbur Ayat ke-8

  • Di dalam kalimat Liyuthfiuu: Huruf Lam di sini adalah ‘Lam Taukid‘, namun ada sebagian mufassir mengatakan ‘Lam Ta’lil‘ untuk memberikan suatu penjelasan bahwa mereka melakukan berbagai usaha dan tindakan tidak lain targetnya adalah untuk memadamkan cahaya Allah, dengan melakukan berbagai makar.
  • Nuurallah (Cahaya Allah): Para ulama mengatakan bisa maknanya Al-Qur’an, ada yang mengatakan bermakna Nabi Muhammad dan ada pula yang mengatakan maknanya Al-Islam.
  • Yuriiduuna (mereka menginginkan): Memakai ‘fi’il mudhari’ menandakan mereka melakukan usaha tersebut secara terus menerus, sejak zaman Nabi Muhammad sampai hari akhir, tidak akan pernah berhenti.
  • Biafwaahihim (dengan mulut mereka) : Karena yang paling efektif memadamkan cahaya Allah menurut mereka adalah dengan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) dengan cara memberikan opini-opini yang tidak benar tentang Islam, lewat buku-buku, media masa, dan lain-lain, yang mereka kuasai semuanya untuk menyesatkan umat Islam.
  • Wallahu Mutimmu Nuurihi walau karihal kaafiruun (tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya): Akan tetapi tenang, karena tidak ada yang dapat memadamkan cahaya Allah dan tidak mungkin cahaya Allah bisa dipadamkan. Buktinya kalau kita lihat di dalam konteks sekarang ini di Amerika dan Perancis sekarang agama Islam menjadi agama yang kedua, semakin banyak serangan dan tekanan yang mereka lakukan terhadap Islam maka Islam semakin berkembang. Oleh karena itu, jangan khawatir karena Allah yang akan menyempurnakan cahaya-Nya melalui kaum mukminin, akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah kita berada di pihak yang mana? Apakah berada di kelompok yang ikut memadamkan cahaya Allah tanpa kita sadari atau kita berada di kelompok yang ingin bekerja memberikan kontribusi agar cahaya Allah lebih sempurna lagi?

(Baca juga: Ringkasan Taklim: Nama dan Sifat-sifat Allah)
Surat Ash Shaff Ayat Ke-9
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Artinya: Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya
Tadabbur Ayat ke-9
Dialah : yakni Allah yang mengutus Rasul-Nya yaitu Nabi kita Muhammad dengan membawa petunjuk dan agama yang benar yakni agama Islam. Apa tujuannya? Tujuannya adalah untuk memenangkan Agama-Nya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak senang.
Ini menunjukkan bahwa agama Allah pasti menang. Caranya menurut pendapat ulama adalah :

  1. Bilquwwah atau dengan kekuatan seperti dengan perang, dengan jihad dan dengan senjata
  2. Bilhujjah, Bayan dan Dalil, yaitu Allah tampakkan hujjah tersebut melalui lisan-lisan para ulama, dan inilah langkah yang paling tepat untuk dilakukan sekarang ini.

Walaupun orang-orang musyrik tidak senang dengan penyebaran agama ini.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

X