Kata PBNU dan Muhammadiyah, Ini Alasan Film "Guru Ngaji" Cocok Ditonton Keluarga
Film Guru Ngaji bercerita tentang sosok guru ngaji bernama Mukri (Donny Damara) yang ikhlas tanpa pamrih mengajar ngaji. Ia berpandangan bahwa menjadi guru ngaji adalah pekerjaan yang sakral dan terhormat.
Namun, Mukri juga harus memberikan nafkah kepada keluarganya sehingga terpaksa ia harus mengambil pekerjaan sampingan asal halal.
Kehidupan seorang guru ngaji yang diangkat ke layar lebar mendapatkan apresiasi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah.
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faisal Zaini merasa senang dengan perkembangan perfilman Indonesia dengan tema-tema yang diangkat.
“Ini mengangkat suatu cerita lika-liku guru ngaji, film ini memiliki pesan-pesan moral baik. Ini mesti dihidupkan,” ujar Helmy
Karena itu, Helmy mengajak masyarakat agar menonton film tersebut di bioskop yang sudah tayang perdana sejak 22 Maret 2018.
Menurut Helmy, film tersebut menginspirasi. Di dalamnya terdapat hal yang bermakna yang bisa dijadikan pelajaran untuk kehidupan sehari-hari.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti juga mengapresiasi kehidupan guru ngaji diangkat ke layar lebar. Ia mengajak, masyarakat untuk menontonnya, khususnya umat Muslim.
“Karena ini penting untuk mengetahui bagaimana kehidupan dan untuk mendukung dakwah kehidupan umat dan bangsa,” kata Muti.
Banyak hal menarik dari film Guru Ngaji sebagai bentuk perhatian atas jasa dan ilmu para guru ngaji yang telah diberikan kepada masyarakat.
Selain Donny Damara dan Tarzan, Guru Ngaji juga dibintangi oleh Dewi Irawan, Ence Bagus, Verdi Solaiman, Akinza Chavelier, Andania Suri, dan stand up Dodit Mulyanto.
Di film Guru Ngaji, berbagai sisi pun disuguhkan, bukan hanya sisi religi saja tapi juga makna dari keikhlasan, toleransi, kejujuran, dan persahabatan. Kita juga diajak untuk mengenal seperti apa kehidupan guru ngaji yang ada di Indonesia saat ini.
Menurut sang produser, film Guru Ngaji didedikasikan untuk semua guru ngaji di seluruh Indonesia. Mereka termasuk sosok yang tak pernah tergerus oleh zaman yang sudah berbasis teknologi maju.
Sumber : Republika/Liputan6
Soal Nobar Film G30S/PKI, Panglima TNI: Itu Perintah Saya, Mau Apa?
Jakarta – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo rupanya tidak ambil pusing atas polemik pemutaran film G30S/PKI di lingkup internal institusinya. Dia menegaskan acara nonton bareng film kontroversial itu memang perintahnya.
“Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah,” kata Jenderal Gatot saat ditemui seusai ziarah di Makam Bung Karno (MBK), Bendogerit, Blitar, Senin (18/9/2017).
Gatot menyatakan Mendagri sudah mengizinkan dia memerintahkan seluruh anggotanya menonton film garapan era Orde Baru tersebut. Saat ditanya mengenai materi film itu masih menjadi polemik, Gatot mengatakan menonton film tersebut merupakan upaya meluruskan sejarah.
“Biarin aja, saya nggak mau berpolemik. Ini juga upaya meluruskan sejarah. Saya hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena anak-anak saya, prajurit saya, masih banyak yang tidak tahu,” jelasnya.
Menurut Gatot, bahkan Presiden Sukarno sendiri pernah memberi pesan untuk tidak melupakan sejarah. “Sejarah itu jangan mendiskreditkan. Ini hanya mengingatkan pada anak bangsa, jangan sampai peristiwa itu terulang. Karena menyakitkan bagi semua pihak. Dan korbannya sangat banyak sekali,” ucapnya.
Rencana TNI menggelar acara nonton bareng film G30S/PKI memang menjadi polemik. Ada yang menilai film itu tak pantas ditonton lagi. Namun ada juga yang mendukung rencana TNI sebagai upaya mengingatkan sejarah kelam bangsa ini.
Sumber : Detik
Dikecam Publik, Polri Akhirnya Hapus Film "Kau Adalah Aku yang Lain"
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan bahwa Film pilihan Police movie festival berjudul “Kau adalah Aku yang lain” telah dihapus dari akun Twitter resmi Divisi Humas Polri. Penghapusan film kontroversial tersebut karena telah menimbulkan pro kontra ditengah masyarakat.
“Sementara kita hapus dulu karena menimbulkan pro dan kontra,” ujar Polri Irjen Setyo Wasisto seperti dilansir republika, rabu(28/6/2017).
Setyo menerangkan bahwa akan ada penjelasan dan klarifikasi dari juri maupun pembuat film. Sehingga kontroversi terhadap film tersebut dapat segera terurai.
“(Dihentikan) sampai nanti menunggu juri maupun pembuat film akan memberikan klarifikasi,” tergas Setyo.
Terkait penjurian, kata dia, ajang bertema “Unity in Diversity” dilakukan oleh para juri profesional. Mereka terdiri dari sutradara film, bintang film, budayawan, serta anggota polri. Mereka menyeleksi 241 pendaftar hingga terpilih 10 film pendek dan 10 animasi yang masuk dalam nominasi.
“Jadi jurinya ada beberapa orang, ada sutradara film, bintang film, budayawan, ada Polri juga, nah dari hasil itu ditetapkan yang juara adalah itu kau adalah aku yang lain,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan kamis (29/6/2017), film “Kau Adalah Aku yang Lain” sudah dihapus dari Page Facebook resmi Divisi Humas Polri.
Seperti diketahui Film “Kau Adalah Aku yang Lain” karya Anto Galon ini menuai kecaman dari publik Indonesia, khususnya Umat Islam, dikarenakan pesan dalam film tersebut sekan-akan Umat Islam tidak memiliki toleransi terhadap Umat agama lain.
Film tersebut juga dianggap pemutarbalikan fakta yang sebenarnya terjadi di masyarakat Indonesia. Justru pada kenyataanya Umat Islam merupakan umat yang paling toleran. Bahkan saat aksi Bela Islam sepasang pengantin katolik tanpa halangan melangsungkan pernikahannya di Gereja Katedral Jakarta.
DPR Kecam Polri soal Film ‘Kau adalah Aku yang Lain’
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP, Arsul Sani mengecam beredarnya film pendek berjudul Kau adalah Aku yang Lain, juara ajang tahunan Police Movie Festival ke-4 yang digelar oleh Polri. Arsul menilai film tersebut tidak menggambarkan sikap Islam dan condong menyudutkan.
Menanggapi hal tersebut, Arsul Sani menyebut karya Anto Galon itu tidak mencerminkan mayoritas sikap Muslim jika dihadapkan dengan masalah seperti yang dimunculkan dalam adegan film itu.
Arsul menyebut, Polri yang menjadi pihak penyelenggara acara festival film tahunan itu seakan tengah membuka peluang terjadinya kesalahpahaman di tengah masyarakat. Terlebih, video itu telah viral di media sosial belakangan ini.
“Kami akan tanyakan kepada @DivHumasPolri & @BNPTRI dalam RDP Komisi III DPR soal video yang jadi viral dan ditanggapi sebagai sikap ‘negatif’ terhadap Islam,” tulis Arsul.
Sumber : Republika/CNNIndonesia
Bagaimana Hukumnya Menonton Film Porno ?
Assalamu’alaikum wr.wb. Ustadz saya mau nanya, kebiasaan saya suka menonton video porno tetapi bukan video porno biasa, video porno yang dimaksud adalah video yang diperankan Lelaki dan Lelaki (gay). Apakah saya berdosa pak ustadz ?! Bagaimana saya harus berhenti melakukan kebiasaan tersebut ?! Terima Kasih, Mohon penjelasan yang rinci
Jawaban:
Assalamu alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Ash-shalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba’du:
Menonton video atau film porno yang berisi adegan atau hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan atau perempuan jelas dilarang oleh agama. Sebab ia termasuk perbuatan zina; minimal zina mata, dan bisa memicu bagi terjadinya zina yang sebenarnya. Karena itu Allah befirman, “Janganlah kalian mendekati zina, sebab ia adalah perbuatan yang keji dan sesat.” (QS al-Isra: 32).
Semakin mengikuti rasa penasaran dan keinginan untuk melihat film semacam itu akan semakin membuat jiwa ini tertawan, gelisah, resah, dan tidak tenang. Kenikmatan palsu sesaat berakibat pada banyak akibat negatif yang berbahaya, entah di dunia apalagi di akhirat.
Orang yang senang menonton film semacam itu syaraf otaknya akan rusak, jiwanya dihantui oleh kesalahan, syahwatnya akan terus membara, dan akhirnya melakukan tindakan yang tidak dibenarkan.
Karena itu kebiasaan tersebut harus segera dihentikan dengan sejumlah cara:
- Banyak ibadah dan zikir kepada Allah disertai doa agar diselamatkan dari bisikan setan.
- Membuang VCD tersebut atau menjauhi saluran yang berisi konten semacam itu.
- Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat.
- Berteman dengan orang-orang baik serta selalu berada dalam lingkungan yang kondusif.
- Membaca buku-buku agama dan menghadiri majelis ilmu yang selalu mengingatkan kita kepada pengawasan dan neraka-Nya.
Wallahu a’lam.
Wassalamu alaikum wr.wb.
Ustadz Fauzi Bahreisy
Ingin konsultasi seputar ibadah, keluarga, dan muamalah? Kirimkan pertanyaan Anda kesini