Bulan Syawal, Ini Keistimewaannya

KITA baru saja melewati bulan Ramadhan, dan sekarang kita sudah berada di bulan Syawal, bulan kesepuluh dalam penanggalan hijriyah. Nyaris tidak ada penyambutan terhadap datangnya bulan syawal. Berbeda dengan ketika menyambut Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan “Marhaban, Ya Syawal!”
Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal:
1. Bulan kembali ke fitrah
Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam “kembali makan pagi” dan diharamkan berpuasa pada hari itu.
Ketibaan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari “peperangan” menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.
2. Bulan takbir
Tanggal 1 Syawal adalah Idul Fitri, seluruh umat Islam di berbagai belahan mengumandangkan takbir. Maka, bulan Syawal pun merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak satu malam, yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias malam takbiran, menjelang Shalat Idul Fitri.
Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. “”Dan agar kamu membesarkan Allah SWT atas petunjuk yang Ia berikan kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan” (QS. Al-Baqarah: 185).
3. Bulan silaturahmi
Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan amaliah silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafan dengan teman atau tetangga, hala bihalal, kirim SMS dan telepon, dan sebagainya. Betapa Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT karena umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
4. Bulan bahagia
Syawal adalah bulan penuh bahagia. Bahkan rasulullah pernah membahagiakan anak kecil yang menangis dengan menjadikannya anak angkat dibulan hari raya ini. Di Indonesia sendiri bahkan identik dengan hal yang serba baru. Misalnya; baju baru, sepatu baru, perabot rumah tangga baru, dan lain-lain. Orang-orang bersuka cita, bersalaman, berpelukan, bertangis bahagia, mengucap syukur yang agung, meminta maaf, memaafkan yang bersalah.
Begitu banyak doa terlempar di udara. Begitu banyak cinta kasih saling diberikan antar seluruh umat manusia. Aura maaf tersebar di seluruh penjuru bumi, nuansa peleburan dosa, nuansa pencarian makna baru dalam hidup.
5. Bulan puasa bernilai satu tahun
Amaliah yang ditentukan Rasulullah SAW pada bulan Syawal adalah puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
6. Bulan nikah
Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah SWT menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, kaum jahiliah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.
Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah Saw menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan:
“Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?”
Selain dengan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal. Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.
7. Bulan peningkatan
Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan “peningkatan” kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya “peningkatan”, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke “watak” semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.
8. Bulan pembuktian takwa
Inilah makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal lah “pembuktian” berhasil-tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa, yang bertujuan meraih derajat takwa.
Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyu’ ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan. Amin Ya Rabbal Alamin.

Keistimewaan Bulan Muharram

Keistimewaan bulan muharram bisa kita pelajari dan amalkan dalam kehidupan sehari – hari.
Arti dari kata ‘muharram’ sendiri ialah ‘diharamkan’.
Zaman dahulu sebelum muncul nama bulan muharram dinamakan sebagai bulan Shafar Al-Awwal.
Berikut 5 keistimewaan bulan muharram :
1. Penamaan Bulan Muharram
Dinamakan sebagai bulan muharram, karena dahulu kala dibulan ini diharamkan untuk melakukan suatu aktivitas berperang dalam arti melakukan jihad.
Bulan muharram dalam Islam merupakan bulan yang menjadi pembuka dalam penentuan penanggalan hijriah. Rasulullah Saw memberikan nama sebagai bulan Muharram.
Awal mulanya Allah melarang berperang pada bulan muharram termaktub pada firman Allah ta’ala berbunyi,
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.”
“Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,”
“dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. at Taubah : 36)
 
2. Bulan Muharram merupakan Salah Satu dari Bulan Haram
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi.”
Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh dan Sya’ban.” [ HR. Bukhari (3197) dan Muslim (1679) ]
3. Bulan Muharram disebut Bulan Allah
Bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ  بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. [H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu]
Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada lafzhul Jalalah (lafazh Allah).
Para Ulama telah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk disandarkan pada lafzhul Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan).
Imam As Suyuthi mengatakan: Dinamakan syahrullah sementara bulan yang lain tak mendapat gelar ini, karena nama bulan ini “Al Muharram” dengan nama-nama islami.
4. Dianjurkan Puasa di Bulan Muharram
Abu Qatadah rahimahulloh bahwa amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di bulan-bulan haram. Dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan dianjurkan untuk diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya di bulan Muharram.
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ  بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah puasa wajib adalah sholat lail.”    [HR. Muslim (11630)]
5. Ada Ibadah Puasa Sunah Asyuro
Hadist yang menjelaskan keutamaan puasa Asyuro dibulan Ramadhan sangat banyak, diantaranya

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda,
“Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu”
[ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad (22024). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162).
Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dan para sahabat yang begitu besar terhadap puasa ‘Asyuro terlihat pada hadist ini

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) dan Muslim (1914) ]

Ramadhan Akan Segera Pergi

Tanpa terasa Ramadhan akan segera berakhir. Semoga kita mendapatkan keutamaan dan keberkahan bulan suci mulia ini.
Begitu banyak keutamaan yang ditunjukan oleh bulan Ramadhan ini. Ramadhan memang hanya sebuah nama bulan namun jika kita tahu, bulan tersebut memiliki keistimewaan dan kelebihan-kelebihan tertentu.
Pada bulan Ramadhan Allah memerintahkan umat Nya untuk berpuasa. Puasa wajib pada bulan ini merupakan rukun islam yang ke empat yang harus dijalankan oleh seluruh umat Islam. Seperti Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah : 183).
Di dalamnya juga diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi tentang petunjuk dan pembeda antara yang benar dan yang salah.
Saat malam hari, kita disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan. Hal ini mengikuti jejak Rasulullah SAW dan para sahabat. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena Iman dan mengharap (pahala dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Hadits Mutafaq ‘alaih).
Selain itu dalam bulan barokah ini terdapat laelatul qadri (malam mulia), yakni malam yang lebih baik dari seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Saat itulah pintu langit dibuka dan doa-doa dikabulkan, dan segala takdir terjadi pada tahun itu ditentukan.
Pada bulan ini, terjadi peristiwa besar yaitu perang badar, yang keesokan harinya Allah SWT membedakan antara yang haq dan yang bathil sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin, serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.
Pada bulan ini pula terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah. Allah SWT memenangkan rosul-Nya sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong. Saat itu Rasulullah SAW menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah dan Makkah pun menjadi negeri Islam.
Pada bulan ini pintu-pintu surga juga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para syetan diikat.
Bulan Ramadhan juga bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini Allah mengunjungi kita dengan menurunkan rahmat, manghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa.
“Ramdhan menghapus dosa antara satu Ramadhan dengan Ramadhan sebelumnya. Rasulullah SAW bersabda, “Salat lima waktu, salat Jumat ke salat Jumat berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan diantaranya, jika dosa-dosa besar ditinggalkan,” (HR. Muslim).
Jadi hal-hal fardu yang dilakukan di bulan Ramadhan ini akan menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar yakni perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat.
Misalnya, zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (suap), bersaksi palsu dan memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
Lihatlah, begitu banyaknya keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Untuk itu jangan sampai kita tidak mendapatkan berkahnya. Mari berlomba-lomba meningkatkan amal kebaikan di bulan ini.
Sumber: abualifa

Keistimewaan Pentingnya Menjalin Silaturahim

Silaturahim seperti dijanjikan Rasulullah SAW dapat membuat seorang Muslim dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umurnya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Selain itu,  mereka  yang gemar bersilaturahim dijanjikan akan di masukan ke dalam golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Dari Abu Hurairah RA,  sesunguhnya Rasulullah saw bersabda,  ”… Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahmi…”  (HR Bukhari dan Muslim).
Orang yang gemar silaturahim pun akan selalu berhubungan dengan Allah SWT. Dari Aisyah  RA  berkata, Rasulullah SAW bersabda,
Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya” (HR Bukhari dan Muslim)
Keistimewaan lainnya, Silaturahim dapat menjadi  salah satu sebab penting masuk surga dan dijauhkan dari api neraka.
Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata, ”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan bersilaturahim.”” (Diriwayatkan oleh Jama’ah).
Meski terkesan sepele, silaturahim adalah ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT,  serta tanda takutnya seorang hamba kepada Allah.
Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS: Arra’d, 21).
Betapa mulianya menjalin silaturahim, sehingga mendapat keutamaan yang begitu hebat dalam ajaran Islam.
Silaturahim dapat memperkokoh persatuan umat. Karenanya, Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti agar umatnya tak sekali-kali memutuskan hubungan silaturahim.
Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya”  (HR Bukhari dan Muslim).
 
Sumber : Republika

Keistimewaan Ramadhan dan Beramal Didalamnya

Oleh: Fahmi Bahreisy, Lc
 
Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan yang dipenuhi dengan berbagai macam keistimewaan dan kemuliaan yang telah Allah persiapkan bagi hamba-Nya. Kini ia kembali hadir bersama kita untuk mengantarkan kita menjadi hamba yang bertaqwa. Tentu saja, keistimewaan ini hanya akan dirasakan oleh mereka yang mau mempergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Hanya mereka yang sadar akan kemuliaan ramadhan sajalah yang akan diantarkan olehnya untuk menjadi insan yang mulia.
Banyak sekali riwayat yang menyebutkan keistimewaan dan kemuliaan dari bulan suci ramadhan, yang mana hal ini menunjukkan bahwa beramal di dalamnya merupakan sebuah amalan yang agung dan mulia. Diantara keistimewaan tersebut ialah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
Telah datang pada kalian bulan suci ramadhan. Allah mewajibkan puasa di dalamnya. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu pada bulan tersebut. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu malam. Barang siapa yang terhalang dari keutamaan malam tersebut, maka sungguh ia benar-benar merugi.
Al-Qodhi ‘Iyadh mengatakan bahwa ada dua pelajaran yang bisa kita ambil dari hadits diatas.
Yang pertama, dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka merupakan sebuah petunjuk bahwa Allah SWT membuka seluas-luasnya amal ibadah di bulan ramadhan. Allah memberikan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya untuk melakukan berbagai macam aktivitas taqarrub kepada-Nya. Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang dan kemurahan yang Allah berikan bagi manusia di  bulan suci ramadhan ini.
Yang kedua, dari hadits ini, Qodhi Iyadh mengatakan bahwa di bulan suci ramadhan Allah membuka pintu maaf dan ampunan yang luas bagi manusia. Oleh sebab itu, barang siapa yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk merasakan ramadhan hingga hari terakhir, namun ia belum diampuni oleh-Nya, maka ini adalah sebuah kerugian yang amat besar.
(Baca juga: Menyambut Ramadhan, Harapan dan Kondisi Umat Islam)
Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu saat Rasulullah saw naik di atas mimbar. Pada saat itu, beliau mengucapkan amin sebanyak tiga kali. Lalu para sahabat bertanya-tanya maksud dari ucapan amin dari beliau. Hingga akhirnya ada yang bertanya kepada beliau, lalu dijawab olehnya bahwa Malaikat Jibril datang kepadanya dan berdoa dengan tiga hal, diantara doanya ialah; “Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan ramadhan, kemudian ia tidak mendapatkan ampunan di dalamnya, maka ia akan dimasukkan ke dalam api neraka dan akan dijauhkan dari rahmat Allah. Dan beliaupun mengaminkan doa malaikat Jibril tersebut.”
Dengan demikian, jika kita ingin terhindar dari murka dan azab Allah, maka hendaknya kita memanfaatkan momentum ramadhan ini dengan sebaik mungkin. Banyak sekali amalan-amalan yang bisa kita lakukan di dalamnya, apalagi amal shalih di bulan ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Diantara amalan penting yang bisa kita lakukan ialah, tilawah Al-Qur’an, Qiyamullail, melakukan munajat dan dzikir kepada Allah SWT, bersedekah, berdakwah, dan membantu fakir miskin.
(Tonton juga: Video Bekal Terbaik Menyambut Ramadhan)
Selain itu, amal ibadah yang kita lakukan di bulan suci ramadhan yang disertai dengan usaha kita untuk menjaga rambu-rambu didalamnya, hal itu dapat menggugurkan dosa-dosa kita. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda,
Barang siapa yang berpuasa di bulan ramadhan, dan ia mengetahui hukum-hukumnya kemudian ia menjaga hal-hal yang memang seharusnya dijaga di dalamnya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosanya yang telah lalu.”
Inilah beberapa keterangan hadits yang menyebutkan akan keistimewaan bulan suci ramadhan. Masih banyak riwayat-riwayat yang lainnya yang menegaskan akan mulianya bulan ini. Maka, tidakkah kita ingin ambil bagian di dalamnya? Tidakkah kita ingin menjadi hamba-Nya yang kembali suci? Tidakkah kita ingin menjadi hamba-Nya yang masuk ke dalam surga dari pintu ar-Rayyan? Maka itu, marilah kita sama-sama mempergunakan kesempatan dan peluang yang besar ini dengan optimal, sebab tidak jaminan bahwa kita akan sampai kepada ramadhan yang akan datang. Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber :
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 335 – 26 Juni 2015. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: redaksi.alimancenter@gmail.com
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

X