Kemuliaan Sahabat Nabi SAW

Oleh: Muhammad Syukron Muchtar
 
Kesempatan untuk bertemu dan menyertai Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah terbesar di dalam kehidupan, ia hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah SWT. Hamba-hamba pilihan itulah yang kemudian kita kenal dengan istilah Sahabat Nabi SAW. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya:
Sahabat Nabi SAW merupakan kaum muslimin yang pernah melihat dan menyertai Nabi SAW”.
Keutamaan yang dimiliki oleh para Sahabat Nabi SAW begitu banyak. Tidak hanya bertemu dan menyertai Nabi SAW, tapi lebih dari itu mereka merupakan orang-orang yang dibanggakan oleh Nabi SAW, bahkan Nabi SAW menyebut mereka sebagai sebaik-baik manusia yang pernah hidup dimuka bumi ini. Nabi SAW bersabda :
Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada zamanku (para sahabat), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’in), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’ut tabi’in)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tidaklah salah baginda Nabi SAW menyebut para sahabatnya sebagai sebaik-baik manusia setelahnya, sebab kecintaan para Sahabat kepada Nabi SAW dan perjuangan mereka dalam membantu dakwah Nabi SAW begitulah besar. Seperti sahabat Abu Bakar yang begitu setia menemani Baginda Nabi SAW, bahkan disaat masa sulit sekalipun Abu Bakar setia menemaninya, seperti yang terjadi pada peristiwa hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah.
Sahabat Abu Bakar lah yang menemani Nabi SAW saat berada didalam Gua Tsur, ia rela menahan sakit demi Nabi SAW. Bahkan Sahabat Abu Bakar merupakan orang yang percaya pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi SAW tanpa perlu bertanya. Karenanya, Nabi memberinya gelar Abu Bakar Asshiddiq (yang membenarkan).
Pujian buat para Sahabat Nabi SAW tidak hanya diberikan oleh baginda Nabi SAW. Allah SWT secara terang-terangan mengapresiasi perjuangan mereka, Allah SWT ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah SWT, bahkan Allah SWT sudah menyiapkan tempat kembali yang terbaik buat mereka, yaitu surga-Nya. Allah SWT berfirman :
Orang-orang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar (para Sahabat Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah SWT ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah SWT. Dan Allah SWT menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Mereka kekal di dalamnya selamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS.At-Taubah : 100).
Begitulah para Sahabat Nabi SAW, mereka merupakan orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Maka, sebuah kewajiban yang harus kita tunaikan adalah mencintai dan memuliakan mereka, sebab mencintai dan memuliakan mereka merupakan tanda keimanan.
Larangan Mencela Sahabat Nabi SAW
Diantara bentuk kecintaan kepada para Sahabat Nabi SAW adalah menjaga citra baik mereka, membaca sejarah hidup mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan kehidupan kita setelah keteladanan yang diberikan oleh baginda Nabi SAW. Adapun orang-orang yang munafik mereka merasa dirinya lebih baik dari para Sahabat Nabi SAW, mereka menghinakan para Sahabat Nabi SAW, bahkan mereka tidak segan berdusta demi membuat buruk citra para Sahabat Nabi SAW.
Perbuatan mencela Sahabat Nabi SAW merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama, sebab baginda Nabi SAW bersabda :
Janganlah mencela sahabatku! Janganlah mencela sahabatku! Demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika saja kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, niscaya tidak dapat menyamai satu mud sedekah yang mereka lakukan, bahkan tidak juga separuhnya” (HR. Muslim, dari perkataan Abu Hurairah ra).
Melalui hadits diatas, Nabi SAW melarang keras kepada siapa pun untuk mencela para sahabatnya yang mulia, begitu kerasnya larangan tersebut hingga Nabi SAW pun mengatakan “Janganlah mencela sahabatku” sebanyak dua kali.
Bahkan baginda Nabi SAW menjelaskan bahwa sedekah yang kita lakukan itu tidak mampu menyamai sedekah yang dilakukan oleh para Sahabat Nabi SAW, itu menunjukkan betapa besar cinta Nabi SAW kepada para sahabatnya dan betapa mulia kedudukan para Sahabat Nabi di dalam hati Nabi SAW.
Maka, siapapun kita, setinggi apapun jabatan kita, seluas apapun ilmu kita, dan sebanyak apapun harta kita, janganlah kita berani mencela para Sahabat Nabi SAW. Marilah muliakan mereka, cintai mereka sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri, dan marilah kita jadikan mereka sebagai idola kita didalam kehidupan ini setelah baginda Nabi SAW.
Sumber :
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 331 – 24 April 2015. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: redaksi.alimancenter@gmail.com
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

X