Jangan Tertipu pada Kemuliaan yang Nampak

Seperti yang dilakukan Umar bin Khattab ketika bergunung-gunung harta Kemaharajaan Persia kilau kemilau berhasil didapat kaum muslimin dan memenuhi kota Madinah.
Semua mengucap selamat dan doa-doa indah atas keberkahannya menggelorakan jihad, meninggikan kalimat Allah, memakmurkan muslimin. Tetapi dipojok sana, sang Khalifah menangis tersedu-sedu. Dihamparan intan, emas, dan segala benda mewah, air matanya tumpah.
“Mengapa kau menangis, hai Amirul Mukminin?” tanya seorang sahabat, “bukankah Allah telah bukakan keberkahan langit dan bumi bagi ummat ini melalui tanganmu?”
Maka Umar mendongak dengan mata memerah dan pipi basah, “Dusta, Demi Allah ini Dusta! Demi Allah bukan begitu! Sebab andai semua ini kebaikan,” ujarnya menunjuk tumpukan berlian dan mas kencana, “mengapa ia tak terjadi di zaman Abu Bakar, juga tidak di zaman Rasulullah? Maka demi Allah, ini semua pasti bukan puncak kebaikan!”
Sungguh pandangan jernih. Harta berlimpah itu bukan kebaikan. Sebab jika ia kebaikan harusnya terjadi pada orang terbaik.
Sedangkan sabda Nabi adalah benar, “Sebaik-baik kurun adalah masaku, kemudian yang berikutnya, kemudian yang mengikutinya.” HR. Bukhari-Muslim
Maka adakah hari ini kita menimbang kebaikan yang melimpahi dengan ukuran orang-orang terbaik soal rezeki, ibadah dan dakwah?
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media

Ringkasan Taklim : Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu’anhu
Ahad, 26 April 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid no.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Budi Ashari, Lc (Host Program Khalifah Trans 7)
 
Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq :

  1. Bersuku Quraisy, suku yang mulia. Diantara kemuliaan Quraisy adalah namanya dijadikan sebagai salah satu nama surat dalam Al Qur’an.
  2. Termasuk golongan Al-Hanafiyah (orang-orang shalih yang mengikuti akhlak Nabi Isa AS). Ia shalih sejak kecil dan tidak terkontaminasi dengan kemaksiatan.
  3. Orang terdekat Rasulullah SAW.
  4. Karena keimanannya Rasulullah SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan).
  5. Semua orang yang berhasil didakwahi beliau menjadi orang-orang hebat dalam sejarah.
  6. Menginfakkan semua yang dimilikinya dijalan Allah baik harta, jiwa, maupun raga.
  7. Posisi Abu Bakar tidak akan pernah tergantikan, karenanya semua sahabat nabi sepakat menjadikannya pemimpin setelah wafatnya Rasulullah SAW.

***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pukul 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
Join Telegram: @AlimanCenterCom
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Kemuliaan Sahabat Nabi SAW

Oleh: Muhammad Syukron Muchtar
 
Kesempatan untuk bertemu dan menyertai Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah terbesar di dalam kehidupan, ia hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah SWT. Hamba-hamba pilihan itulah yang kemudian kita kenal dengan istilah Sahabat Nabi SAW. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya:
Sahabat Nabi SAW merupakan kaum muslimin yang pernah melihat dan menyertai Nabi SAW”.
Keutamaan yang dimiliki oleh para Sahabat Nabi SAW begitu banyak. Tidak hanya bertemu dan menyertai Nabi SAW, tapi lebih dari itu mereka merupakan orang-orang yang dibanggakan oleh Nabi SAW, bahkan Nabi SAW menyebut mereka sebagai sebaik-baik manusia yang pernah hidup dimuka bumi ini. Nabi SAW bersabda :
Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada zamanku (para sahabat), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’in), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’ut tabi’in)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tidaklah salah baginda Nabi SAW menyebut para sahabatnya sebagai sebaik-baik manusia setelahnya, sebab kecintaan para Sahabat kepada Nabi SAW dan perjuangan mereka dalam membantu dakwah Nabi SAW begitulah besar. Seperti sahabat Abu Bakar yang begitu setia menemani Baginda Nabi SAW, bahkan disaat masa sulit sekalipun Abu Bakar setia menemaninya, seperti yang terjadi pada peristiwa hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah.
Sahabat Abu Bakar lah yang menemani Nabi SAW saat berada didalam Gua Tsur, ia rela menahan sakit demi Nabi SAW. Bahkan Sahabat Abu Bakar merupakan orang yang percaya pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi SAW tanpa perlu bertanya. Karenanya, Nabi memberinya gelar Abu Bakar Asshiddiq (yang membenarkan).
Pujian buat para Sahabat Nabi SAW tidak hanya diberikan oleh baginda Nabi SAW. Allah SWT secara terang-terangan mengapresiasi perjuangan mereka, Allah SWT ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah SWT, bahkan Allah SWT sudah menyiapkan tempat kembali yang terbaik buat mereka, yaitu surga-Nya. Allah SWT berfirman :
Orang-orang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar (para Sahabat Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah SWT ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah SWT. Dan Allah SWT menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Mereka kekal di dalamnya selamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS.At-Taubah : 100).
Begitulah para Sahabat Nabi SAW, mereka merupakan orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Maka, sebuah kewajiban yang harus kita tunaikan adalah mencintai dan memuliakan mereka, sebab mencintai dan memuliakan mereka merupakan tanda keimanan.
Larangan Mencela Sahabat Nabi SAW
Diantara bentuk kecintaan kepada para Sahabat Nabi SAW adalah menjaga citra baik mereka, membaca sejarah hidup mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan kehidupan kita setelah keteladanan yang diberikan oleh baginda Nabi SAW. Adapun orang-orang yang munafik mereka merasa dirinya lebih baik dari para Sahabat Nabi SAW, mereka menghinakan para Sahabat Nabi SAW, bahkan mereka tidak segan berdusta demi membuat buruk citra para Sahabat Nabi SAW.
Perbuatan mencela Sahabat Nabi SAW merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama, sebab baginda Nabi SAW bersabda :
Janganlah mencela sahabatku! Janganlah mencela sahabatku! Demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika saja kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, niscaya tidak dapat menyamai satu mud sedekah yang mereka lakukan, bahkan tidak juga separuhnya” (HR. Muslim, dari perkataan Abu Hurairah ra).
Melalui hadits diatas, Nabi SAW melarang keras kepada siapa pun untuk mencela para sahabatnya yang mulia, begitu kerasnya larangan tersebut hingga Nabi SAW pun mengatakan “Janganlah mencela sahabatku” sebanyak dua kali.
Bahkan baginda Nabi SAW menjelaskan bahwa sedekah yang kita lakukan itu tidak mampu menyamai sedekah yang dilakukan oleh para Sahabat Nabi SAW, itu menunjukkan betapa besar cinta Nabi SAW kepada para sahabatnya dan betapa mulia kedudukan para Sahabat Nabi di dalam hati Nabi SAW.
Maka, siapapun kita, setinggi apapun jabatan kita, seluas apapun ilmu kita, dan sebanyak apapun harta kita, janganlah kita berani mencela para Sahabat Nabi SAW. Marilah muliakan mereka, cintai mereka sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri, dan marilah kita jadikan mereka sebagai idola kita didalam kehidupan ini setelah baginda Nabi SAW.
Sumber :
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 331 – 24 April 2015. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: redaksi.alimancenter@gmail.com
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

X