4 Kiat Sukses Ramadhan
Oleh: Fahmi Bahreisy, Lc
Dalam beberapa hari ke depan bulan yang ditunggu-tunggu itu akan datang. Tak lama lagi tamu yang agung itu akan kita sambut dengan penuh kebahagiaan dan harapan. Bahagia karena memang ia membawa kemuliaan dan keistimewaan yang sangat besar. Namun, tidak semua orang menunggu kehadirannya. Hanya orang-orang yang beriman sajalah yang benar-benar bahagia akan kedatangan bulan suci ini. Bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, rahmat, pelipatgandaan pahala, dan lainnya. Setiap muslim yang memiliki keimanan pasti akan menanti-nanti datangnya bulan mulia ini. Di bulan inilah kesempatan kita untuk menjadi manusia sejati, hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT. Hanya orang yang hatinya berpenyakit sajalah yang merasa sedih dan tidak bahagia dengan kehadirannya.
Saudaraku, tentu kebahagiaan dan rasa senang dengan datangnya bulan yang mulia ini bukan hanya sekedar ucapan di lisan saja. Bukan hanya sekedar dengan kegiatan tarhib Ramadhan dan lainnya. Kebahagiaan yang jujur dan rasa senang yang tulus pasti ada tanda-tandanya. Sebab ada yang merasa bahagia dengan datangnya Ramadhan, akan tetapi perasaan ini bukan didasarkan pada iman.
Ia bahagia lantaran bisnis dan perdagangannya akan semakin meningkat di bulan ramadhan. Perasaan yang semacam ini bukan berarti dilarang, tetapi jadikan iman sebagai dasar utama rasa bahagia akan kedatangan bulan yang suci ini.
Diantara tanda rasa bahagia yang hakiki ialah adanya persiapan yang optimal untuk menyambut kehadirannya. Sebagaimana kita akan kedatangan seorang tamu yang istimewa, pasti kita akan menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kehadirannya. Sebagaimana seseorang yang akan mengikuti sebuah perlombaan dan ingin memenangkannya, pasti ia akan mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin supaya ia menjadi pemenangnya. Begitu juga dengan Ramadhan, jika kita kita benar-benar ingin mendapatkan ampunan dari Allah dan pahala yang besar dari-Nya, pasti ada perisapan yang matang agar dapat meraih kemenangan di dalamnya. Sejauh mana persiapan kita menuju Ramadhan, itulah yang menjadi ukuran bahagia tidaknya kita dengan kedatangannya.
(Baca juga: Persiapan-persiapan Menghadapi Ramadhan)
Ada beberapa aspek persiapan yang harus kita lakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, diantaranya ialah; Persiapan ruhiyah dan mental. Ini adalah yang pertama kali harus kita persiapkan. Iman dan mental kita harus benar-benar siap untuk berkompetisi di bulan suci Ramadhan. Sebaik apapun persiapan kita, kalau iman dan mentalnya belum siap, maka persiapan yang lainnya akan menjadi tidak berarti.
Sebagai contoh adalah ketika ada yang ikut perlombaan cerdas cermat, hafalan qur’an atau yang lainnya. Ia sudah melakukan persiapan dengan baik, akan tetapi mental belum ia siapkan. Di saat tampil di depan, semua persiapannya akan menjadi hilang dikarenakan ia tidak siap mental. Begitu juga dengan Ramadhan, ketika kita lalai untuk mempersiapkan iman dan mental kita, maka pesiapan yang lainnya akan menjadi tak bermakna.
Rasulullah dan para sahabat telah memberikan contoh kepada kita dalam mempersiapkan ruhiyah untuk menyambut ramadhan. Berbagai macam amalan dan do’a mereka lakukan agar keimanan mereka siap dalam memasuki bulan mulia ini. Bahkan beberapa bulan sebelum Ramadhan, Rasulullah sudah memberikan kabar gembira kepada para sahabat akan kedatangan Ramadhan. Hadits yang berbunyi, “Akan datang kepada kalian bulan ramadhan. Bulan yang penuh dengan keberkahan. Allah telah menetapkan kewajiban puasa di dalamnya. Pintu surga dibuka, pintu neraka diutup, dan setan-setanetan akan dibelenggu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad).
Hadits ini diucapkan oleh Rasulullah enam bulan sebelum datang Ramadhan. Dan ketika bulan ramadhan sudah dekat Rasulullah berdo’a kepada Allah, “Ya Allah sampaikanlah aku ke bulan ramadhan, dan sampaikan ramadhan kepadaku, dan terimalah ramadhan dariku.” (HR. at-Thabrani).
Selain do’a, membiasakan diri berpuasa di bulan Sya’ban merupakan bagian dari persiapan ruhiyah. Bahkan Aisyah mengisahkan kondisi Rasulullah di bulan Sya’ban bahwa seakan-akan Rasulullah berpuasa satu bulan penuh di bulan Sya’ban. Begitu juga dengan tilawah dan qiyamullail sudah harus kita biasakan mulai dari sekarang, sebab segala aktivitas akan menjadi mudah kalau sudah menjadi kebiasaan. Namun jika ia tidak dibiasakan, ia hanya akan bertahan beberapa saat saja. Bisa jadi semangat ibadah Ramadhannya hanya di awal-awal saja, setelah memasuki pertengahan motivasinya mulai hilang.
[Baca juga: Fiqih Wanita Berkaitan dengan Ramadhan (bagian 1)]
Kedua ialah persiapan ilmu. Ini sebagai bekal yang juga patut untuk diperhatikan, agar kita mengetahui amalan apa saja yang dianjurkan di dalamnya. Apa saja yang membatalkan dan apa syarat sahnya puasa? Bagaimana caranya agar pahala puasa kita tidak gugur? Dengan demikian, puasa kita tidak menjadi sia-sia. Persiapan ilmu ini harus dimulai sedini mungkin, supaya di saat kita masuk ke bulan Ramadhan, kita tidak lagi disibukkan dengan perkara-perkara fiqih Ramadhan dan hanya fokus untuk melakukan amaliyah Ramadhan.
Ketiga adalah persiapan fisik. Terkait dengan persiapan ini, dapat disimpulkan dalam kalimat berikut ini, “Bagaimana caranya agar kita tidak sakit di bulan Ramadhan?” Sebab kalau kita sudah sakit, peluang-peluang untuk melakukan ibadah menjadi kecil. Oleh sebab itu, mulai sekarang harus ada usaha untuk menjaga kondisi tubuh kita agar tidak jatuh sakit saat menjalankan ibadah Ramadhan. Jika kita sudah melakukan upaya untuk menjaga fisik kita, namun ternyata di bulan Ramadhan kita masih sakit juga, maka saat itu berlaku hadits, “Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya.”
Keempat, persiapan harta. Ini juga menjadi bekal yang penting, sebab Ramadhan adalah bulan yang sangat dianjurkan untuk bersedekah di dalamnya. Belum lagi bagi mereka yang memiliki kewajiban zakat. Sehingga ketika masuk ke bulan Ramadhan alokasi dana untuk sedekah dan zakat sudah dipersiapkan. Begitu juga persiapan untuk Idul Fitri atau lebaran sudah dipersiapkan dari sekarang, sehingga di saat Ramadhan, kita tidak lagi “beri’tikaf” di mall, pusat perbelanjaan, dan lainnya. Waktu-waktu kita diisi dengan ibadah dan amal shaleh, terkecuali kalau kondisinya memang darurat dan penting.
(Baca juga: Hukum Puasa Ramadhan)
Paling tidak inilah empat persiapan yang harus kita lakukan sebelum memasuki bulan yang mulia ini. Optimalkan persiapan kita agar kita tidak masuk kedalam orang-orang yang celaka atau merugi, yaitu mereka yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “…Celaka dan sungguh celaka, seseorang yang masuk ke bulan Ramadhan hingga selesai namun dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah…” (HR. at-Tirmizi).
Wallahu a’lam.
Sumber :
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 374 – 27 Mei 2016. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: redaksi@alimancenter.com
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!