Penembakan Muslim di Masjid Selandia Baru Siarkan Live Streaming
Pelaku penembakan di salah satu masjid di Christchurch, Selandia Baru, dilaporkan menyiarkan Live Streaming aksinya saat melepaskan tembakan secara sporadis pada Jumat (15/3) selama 17 menit.
Pria bersenjata itu dikonfirmasi bernama Brenton Tarrant (28), yang sebelumnya diketahui menulis manifesto setebal 73 halaman yang menyatakan niat jahatnya.
Polisi Kontra-terorisme NSW kini menyelidiki latar belakang pelaku, setelah pria asal Grafton, New South Wales, Australia itu, diidentifikasi sebagai penembak.
Brenton Tarrant melakukan live streaming saat melepaskan tembakan ke Masjid Al Noor saat muslim berkumpul mau shalat jum’at, dan dilaporkan sedikitnya menewaskan 49 orang dan melukai hingga 50 lainnya. Bahkan, ada yang menyebut korban tewas mencapai 60 orang.
Pria itu kemudian mengambil dua pistol dan berjalan ke arah masjid. Begitu tiba di dalam, ia mulai melepaskan tembakan secara membabi buta.
Dalam video itu terlihat beberapa orang mengerang di lantai masjid. Sejumlah orang lainnya terlihat terkapar tak berdaya.
Setelah lima menit beraksi, pelaku kembali ke mobil untuk mengganti senjata. Ia lantas masuk lagi ke dalam masjid dan menembaki orang yang terlihat masih hidup.
Enam warga negara Indonesia dilaporkan berada di Masjid Al Noor ketika penembakan terjadi. Tiga di antaranya berhasil kabur dan bersembunyi di rumah warga, sementara yang lainnya belum dapat dihubungi.
Belum tuntas kepanikan warga akibat penembakan di Masjid Al Noor, kejadian serupa dilaporkan terjadi di masjid lainnya di Linwood, yang juga berada di wilayah Chirstchurch.
Komisioner kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, mengatakan bahwa beberapa orang tewas di dua lokasi kejadian. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah pasti korban tewas dan terluka.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengutuk aksi penembakan massal ini dan menyatakan duka mendalam bagi keluarga korban.
“Ini adalah salah satu hari paling kelam bagi Selandia Baru,” kata Ardern.
Sumber : CNNIndonesia
Kesaksian Jamaah : Air Tsunami Palu Setinggi Pohon Kelapa Melompati Kubah Masjid
PALU – Bencana yang mengguncang wilayah Palu, Sulawesi Tengah meninggalkan beberapa cerita yang mungkin tak masuk logika.
Satu diantaranya adalah bangunan Masjid Jami Pantoloan di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Palu.
Disaat bangunan disekelilingnya telah luluh lantak diterjang tsunami, kondisi masjid ini tetap berdiri kokoh.
Tak ada satu pun terlihat kerusakan di bangunan masjid seperti bekas terjadi gempa dan tsunami yang terjadi di tempat itu.
Tembok di masjid itu pun juga tidak terlihat adanya noda sama sekali.
Padahal, lokasi masjid berwarna hijau itu hanya berjarak sekira 50 meter saja dari pantai dan Pelabuhan Pantoloan.
Alif Firmansyah, jamaah masjid yang saat peristiwa tsunami berada di dalam Masjid Jami Pantoloan menyebut masjid ini sangat nyata dilindungi dari bencana yang dahsyat itu.
Saat kejadian gempa mengguncang, Alif dan para jamaah hendak menunaikan salat maghrib berjamaah di masjid yang menurut cerita warga telah dibangun sejak Tahun 1936.
Alif menceritakan saat adzan Maghrib tengah dikumandangkan, tiba-tiba terjadilah gempa yang begitu dahsyat.
Para jamaah pun langsung lari berhamburan keluar karena takut tertimpa bangunan.
Namun, sang muadzin tetap meneruskan kumandang adzannya hingga selesai baru kemudian lari keluar masjid.
”Saya waktu itu sedang ngambil air wudhu. Adzan itu belum selesai berkumandang tiba-tiba diguncang gempa,” kata Alif ditemui di Masjid Jami Pantoloan, Sabtu (13/10/2018).
Alif menuturkan gempa itu membuat banyak jamaah yang berjatuhan sampai terpental keluar pagar masjid.
Mereka pun terus berdoa dan melantunkan dzikir di tengah kepanikan yang terjadi.
“Waktu gempa sampai ada yang tersalto keluar sampai pagar. Semua orang berdzikir waktu gempa,” ujarnya menceritakan saat-saat mencekam itu terjadi.
Alif menceritakan gelombang air tsunami yang begitu tinggi dan kencang itu sama sekali tak menyerang masjid tersebut.
Bahkan, ia menyebut gelombang air yang setinggi pohon kelapa itu justru melompati masjid tersebut dan terbelah setelah melewati kubah masjid.
“Air laut tidak masuk ke masjid sama sekali. Bahkan, ke halaman masjid pun tidak masuk, tapi dia naik ke atas melompati kubah masjid ini,” kata Alif.
Melihat kejadian itu, Alif dan para jamaah yang ada di masjid pun dibuat terpana.
Mereka tak henti memanjatkan doa dan dzikir atas mukjizat yang baru saja disaksikannya.
“Kita semua disini terus berdzikir,” kata Alif.
Setelah gelombang tsunami berhenti, barulah air masuk ke dalam masjid melalui bagian belakang. Namun air itu tenang dan tak bergejolak.
“Air masuk ketika sudah surut. Posisi air datang dari belakang masjid dan setinggi sekira selutut,” ucapnya.
Ismail (46) jamaah yang juga berada di dalam masjid saat tsunami terjadi mengakui kalau air tsunami sama sekali tak menerjang Masjid Jami Pantaloan.
Menurut dia, semua itu terjadi semata karena kuasa dan perlindungan Allah SWT.
“Ini murni karena kuasa Allah karena memang tidak masuk logika. Sehari-harinya masjid ini dipakai untuk salat berjamaah, pengajian dan kumpul warga,” kata Ismail.
Sumber : Bangkapos/Tribunnews
Ini Keunikan Masjid Terapung Palu yang Roboh ke Laut Usai Tsunami
Masjid Arqam Bab Al Rahman atau dikenal Masjid Terapung Palu roboh dan masuk ke laut pascagempa disusul tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
Masjid itu terlihat terendam air laut. Dilihat dari foto yang diterima, Sabtu (29/9/2018), masjid itu masih utuh tapi masuk ke laut.
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum gempa, terlihat tiang-tiang penopang masjid sudah tak ada lagi. Jalan dari daratan menuju masjid terapung itu juga sudah tak terlihat.
Tampak banyak kayu berserakan di sekitar masjid. Belum diketahui apakah ada orang di masjid saat tsunami terjadi.
Diresmikan pada 19 Januari 2012, Masjid ini mendapatkan respon positif dari warga sekitar dan wisatawan. Hampir sebagian travelers yang datang menyempatkan waktu untuk shalat di sana.
Ramenya juga nggak hanya waktu shalat maghrib, tapi saat shalat Jumat pun Masjid Terapung Palu selalu penuh. Dengan daya tampung mencapai 200 jamaah. Cukup besar bukan luasnya.
Desain arsitektur Masjid Terapung Palu juga cukup modern, dengan 4 kubah kecil yang mengelilingi bagian sudut dan 1 kubah besar.
Masjidnya sendiri didominasi oleh warna krem serta dipadukan dengan warna keemasan dan hijau pada seluruh bagian bangunan.
Melewati jembatan dengan hiasan lampu gantung di kanan kiri yang memukau. Bisa dikatakan kalau jembatan ini adalah pintu gerbang menuju ke masjid.
Namun gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Donggala dan disusul tsunami di Palu pada Jumat (28/9) kemarin merobohkan masjid tersebut. Hingga saat ini, pihak BNPB masih terus mendata jumlah korban.
Sumber : Detik/Pegi-pegi
Dapat Medali Emas Asian Games, Pesilat Ini Akan Bangun 3 Masjid
Jakarta – Pesilat Indonesia Abdul Malik berhasil menorehkan tinta emas di ajang Asian Games 2018. Ia mendapatkan medali emas di final pencak silat nomor B (50-55kg) setelah mengalahkan pesilat Malaysia Muhammad Faizul M Nasir dengan skor 0-5.
Dan, sesuai janji pemerintah, atlet yang berhasil mendapatkan medali emas akan mendapatkan bonus sebesar Rp1,5 miliar.
1. Malik Akan bangun masjid
Dengan bonus tersebut Malik mengatakan dirinya akan membangun masjid. Menurutnya hal itu sudah lama dipikirkannya sebelum dia bertanding di pentas Asian Games 2018.
“Yang pertama aku pikirin sebelum bertanding itu bangun masjid,” kata Malik di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Senin (27/8).
2. Bangun masjid di tanah kelahirannya
Malik berjanji akan membangun 3 buah masjid di daerah kelahirannya di Sulawesi Utara. Ketiga tempat yang akan dibangun masjid adalah Bitung, Tondano dan Manembo.
“Di daerah aku, di tiga daerah. Tiga masjid di Sulawesi Utara, Bitung, Tondano sama Manembo,” sebutnya.
3. Dibantu orang tua
Malik yang lahir di Manado nantinya akan dibantu kedua orangtuanya dalam membangun masjid yang ia cita-citakan. Ia sendiri belum tahu berapa alokasi dana yang diperlukan untuk membangun ketiga masjid itu.
“Bapak asli Makassar Sulawesi Selatan. Dana berapa yang dibutuhkan belum dihitung nanti ada bapak itu bisa ngatur juga,” pungkas Malik.
Sumber : IDNTimes
Diminta Ganti Kubah Masjid Jadi Pagoda, Muslim China Menolak
Ratusan Muslim etnis Hui melakukan aksi protes di wilayah barat Tiongkok Ningxia atas rencana pemerintah untuk menghancurkan sebuah masjid baru yang sangat besar. Tiongkok sebelumnya secara resmi telah menjamin kebebasan beragama namun tiba-tiba kebijakan ini berubah.
Akhir-akhir ini para pejabat khawatir tentang kemungkinan radikalisasi dan kekerasan yang memperketat pengawasan di wilayah-wilayah Muslim di Tiongkok.
Menurut para pejabat di Weizhou, masjid besar Weizhou yang dibangun dengan banyak kubah dan menara gaya Timur Tengah hingga kini belum menerima izin yang tepat sebelum pembangunan. Oleh karena itu Masjid Weizhou telah dihancurkan secara paksa pada Jumat, (10/8).
Mereka membuat pemberitahuan yang beredar secara luas di kalangan Muslim Tiongkok di media sosial. Perintah membuat marah warga desa, tetapi pembicaraan antara perwakilan masjid dan pejabat telah gagal mencapai kesepakatan.
Hal tersebut disebabkan jamaah menolak rencana pemerintah untuk mengganti kubah masjid dengan pagoda. Pemerintah ingin mengganti kubah menjadi pagoda karena pagoda dinilai lebih sesuai dengan gaya Tiongkok.
Ratusan penduduk desa bahkan berkumpul di masjid pada Jumat pagi. Menurut Reuters, terkait aksi para muslim Tiongkok tersebut sumber yang meminta dirahasiakan identitasnya, Walikota Weizho diperkirakan akan mengadakan diskusi di sore hari ini.
“Jika kami menandatangani, kami menjual iman agama kami,” kata pendukung masjid Weizhou dalam catatan di aplikasi perpesanan WeChat yang mendesak warga desa untuk tidak menandatangani rencana pembangunan kembali masjid.
Seperti dilansir Channel News Asia, Direktur Masjid Weizhou, Ding Xuexiao mengatakan, ia tak bisa membicarakan masalah tersebut. Sementara Imam Masjid Ma Liguo mengatakan, situasi saat ini sedang dikoordinasikan
Sumber : Reuters/ChannelNewsAsia
Masjid Terdalam di Perut Bumi Masuk Rekor MURI
Tak pernah terbayangkan, ada masjid di Indonesia yang sangat dalam di perut bumi. Jauh di kedalaman 1.765 meter.
PT Freeport membangun itu untuk keperluan karyawan mereka, yang bekerja di areal tambang bawah tanah, di kawasan Tembagapura, Timika, Papua.
Kapasitas masjid yang bernama Baabul Munawar itu, menampung 250 jamaah. Persis di sebelahnya, berdiri Gereja Oikumene Soteria.
Kedua tempat ibadah ini masuk rekor MURI sebagai masjid terdalam diperut bumi Indonesia.
Karena letak masjid yang berada di perut bumi, dipasang exhaust untuk menyedot udara kotor keluar.
Sehingga udara dalam masjid itu pun tetap terasa nyaman.
“Kami sengaja membangun mesin blower yang besar untuk memberikan udara yang cukup bagi orang yang bekerja di bawah tanah,” kata Senior Vice President Geoservice Freeport, Wahyu Sunyoto
Prof Nasaruddin Umar merasakan suasana itu seperti dalam gua.
Saat tiba waktunya berbuka, salah seorang karyawan mengumandangkan adzan yang syahdu. Kami menikmati tajil sederhana yang disiapkan para pekerja. Teh manis hangat, kurma dan gorengan siomay. Malam itu kami menutup kebersamaan dengan shalat maghrib berjamaah. Dinginnya lantai mesjid dan damainya hati pekerja
Masjid dan gereja ini berada di salah satu sudut terowongan, yang digali oleh ribuan pekerja tambang. Dinding dan atap masjid dari batu disemprot oleh semacam semen dan diratakan.
Di tiap meter, ada batuan penahan di dinding. Untuk lantainya, masjid itu ditutup karpet kehijauan.
Masjid tersebut dirancang oleh Alexander Mone, lulusan Universitas Bina Nusantara. Sedangkan konstruksi oleh Andrew Parhusip, insinyur sipil jebolan Institut Teknologi Bandung.
Sekitar 2.450 orang bekerja di wilayah bawah tanah tersebut. Para pekerja tidak sempat keluar masuk tambang yang amat dalam untuk ibadah.
Maka dari itu, dibangunkan juga tempat untuk beribadah.
Sumber : Merdeka