Kebersihan Penampilan dalam Islam dan 15 Dalilnya

Sesungguhnya Islam adalah agama yang sempurna, memerhatikan aspek-aspek kehidupan secara menyeluruh agar ia mendatangkan kebaikan kepada setiap pengikutnya.
Sudah menjadi fitrah yang manusia cenderung kepada keindahan, ketampanan dan kecantikan. Jika ditinggalkan berarti adanya sesuatu yang tidak normal, baik di sisi manusiawi atau kesalahfahaman terhadap Islam itu sendiri.
Penampilan yang elok, selagi syar’i adalah tuntutan kehidupan. Baik dalam bidang pekerjaan maupun dakwah, penampilan memainkan peranan penting dalam penonjolan imej, penerimaan orang (tsiqah), keselamatan kerja, dan keselamatan daripada siksa api neraka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ اْلجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah Maha Indah, serta menyukai keindahan.” (HR. Muslim)
Ketahuilah bahwa Islam tidaklah anti dengan orang yang berambut panjang, namun Islam benci dengan penampilan yang kacau, sehingga menjadikan wajah yang tampan menjadi mengerikan, atau wajah cantik rupawan menjadi menakutkan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Barang siapa memiliki rambut panjang maka hendaknya ia memuliakan rambutnya (merapikan dan merawatnya dengan baik)” [HR. Abu Dawud 4163 dan lainnya, dishahihkan Al Albani dalamShahih Abi Daud]
Sahabat Jabir radhiallahu anhu mengisahkan, suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah kami, lalu beliau melihat seorang lelaki yang rambutnya kusut/ acak acakan, spontan beliau bersabda:
Tidakkah lelaki ini memiliki sesuatu yang dapat ia gunakan untuk merapikan rambutnya?
Jabir berkata, beliau juga melihat lelaki yang berpakaian kotor, maka beliau bersabda:
Tidakkah lelaki ini memiliki sesuatu yang dapat ia gunakan untuk mencuci bajunya?” (HR. Ibnu Hibban 6326, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah 493)
Dalam hadist yang lain seseorang bertanya kepada Rasulullah saw.
Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, seseorang ingin agar bajunya bagus dan sandalnya juga bagus,apakah itu termasuk kesombongan?
Rasulullah saw berkata: “Tidak, sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan menghinakan orang lain.”
Perbaikilah Penampilan Wahai Para Da’i
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-A’raf: 31-32)
Sesungguhnya Allah itu indah dan senang dengan keindahan. Bila seseorang diantara kamu (bermaksud) menemui kawan-kawannya hendaklah dia merapikan dirinya.” (HR. Muslim)
Apabila kamu memelihara rambut, hendaklah dimuliakan (disisir, dirapikan agar tidak teracak-acak)” (HR. Abu Dawud dan Ath Thahawi)
Sesungguhnya Allah itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan suka pada kemurahan hati, dermawan dan suka pada kedermawanan …” (HR Tirmidzi).
Lima hal yang termasuk fitrah (kesucian): mencukur bulu kemaluan, khitan, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak & memotong kuku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Kalian akan mendatangi saudara-saudara kalian. Kerana itu perbaikilah kendaraan kalian, dan pakailah pakaian yang bagus sehingga kalian menjadi seperti tahi lalat di tengah-tengah umat manusia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai sesuatu yang buruk.” (HR. Abu Dawud dan Hakim)
“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat” Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.”
Allah SWT mencintai seorang hamba yang memperindah/menghiasi ucapannya dengan kejujuran, hatinya dengan keikhlasan, kecintaan, selalu kembali dan bertawakkal (kepada-Nya), dan anggota badannya dengan ketaatan (kepada-Nya), serta tubuhnya dengan memperlihatkan nikmat yang dianugerahkan-Nya kepadanya.
Dalam berpakaian (mengikut keperluan) membersihkan tubuh dari najis dan kotoran, mandi untuk menghilangkan bau dan kotoran, memotong kuku, merapikan rambut dan janggut, menyikat gigi, memakai wangian, dan sebagainya
Maka hamba yang dicintai-Nya adalah hamba yang mengenal-Nya dengan sifat Maha Indah-Nya. Kemudian beribadah kepada-Nya dengan keindahan yang ada pada agama dan syariat-Nya.
Hal kebersihan tersebut senada dengan Sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah suka melihat (tampaknya) bekas nikmat (yang dilimpahkan-Nya) kepada hamba-Nya” (HR at-Tirmidzi dan al-Hakim)
Rasulullah saw Memberi Contoh dalam Penampilan
Anas bin Malik ra. menceritakan, “Tidak pernah aku mencium bau wangi atau bau semerbak yang lebih wangi dari bau dan semerbak Nabi saw” (HR. Bukhari)
Seandainya tak memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dari Abi Rofi’, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam berkeliling mengunjungi beberapa istrinya (untuk menunaian hajatnya), maka beliau mandi setiap keluar dari rumah istri-istrinya. Maka Abu Rofi’ bertanya, ‘Ya, Rasulullah, tidakkah mandi sekali saja?’ Maka jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ini lebih suci dan lebih bersih.’” (HR. Ibnu Majah & Abu Daud)
Beliau melihat seorang lelaki yang acak-acakan rambutnya. Rasulullah bersabda, ‘Tidakkah orang ini mendapatkan sesuatu untuk merapikan rambutnya?’ Kemudian beliau melihat seorang lelaki yang kotor pakaiannya. Beliau bersabda, ‘Tidakkah orang ini mendapatkan air untuk mencuci pakaiannya?‘”(HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Menjauhi Sifat Sombong dan Berlebihan dalam Berpenampilan
Dalam soal kecantikan atau keelokan, Ibnul Qayyim al-Jauziyah berkata,
“Kecantikan itu ada yang disukai oleh Allah dan ada yang dibenci. Sesungguhnya Allah membenci mempercantik diri (lelaki) dengan mengenakan sutera dan emas, membenci berhias dengan pakaian kesombongan.
Untuk membedakan antara kesombongan yang dibenci Allah, bahwasanya kesombongan itu bukanlah keindahan. Dan Rasulullah menjelaskan keindahan yang disukai Allah, Rasulullah mengatakan: “Tidak akan masuk Surga siapa saja yang ada di dalam hatinya sebesar biji dzarrah kesombongan.

X