Shalat Sunnah Menambal Kekurangan Shalat Fardhu

Kewajiban kita beribadah kepada Allah dengan sempurna. Namun dengan kelemahan kita, selalu ada kekurangan dalam ibadah itu. Maka kita beristighfar setelah beramal, seperti istighfarlah shalat.
Di antara cara menyempurnakan kekurangan yang ada pada shalat fardhu kita adalah dengan menambah shalat sunnah rawatib. Yaitu shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu; sebelum dan atau sesudahnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat.
Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan?
Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.
Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?
Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan.
Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”[HR. Abu Daud no. 864, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dengan mengetahui hadits tersebut diatas, maka tidak inginkah kita mempunyai tabungan shalat sunnah, yang bisa melengkapi kekurangan shalat fardhu kita?
Apalagi setelah kita mengetahui, bahwa kelak, yang paling pertama di hisab dari kita, adalah shalat kita?
Tidak takutkah kita, apabila ternyata kita tidak punya tabungan shalat sunnah, sedangkan shalat fardhu kita juga banyak kekurangannya?
Hal ini hanya kita, yang bisa menjawabnya dengan jujur, karena hanya diri kita sendiri yang tahu, bagaimana shalat kita selama ini.
Semoga kita dapat membiasakan shalat sunnah rawatib mengiringi shalat fardhu kita.

Meraih Amalan Shalat Qabliyah Ba'diyah

Meraih Amalan Shalat Qabliyah Ba'diyah

Shalat qabliyah (sebelum) dan ba’diyah (sesudah) shalat Fardhu disebut shalat rawatib. Rawatib maksudnya adalah shalatnya sangat ditekankan (sunnah muakkadah). Rawatib berasal dari kata rotabah, artinya rutin, kontinyu. Dalam bahasa Arab ‘ratib’ diartikan juga sebagai gaji, karena dia kontinyu sifatnya.
Nabi saw menyatakan bahwa muslim yang shalat karena Allah 12 rakaat, selain fardhu, maka akan dibangunkan untuknya istana di surga.
Dari Ummi Habibah rodhiyallahu ‘anha pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti membangun sebuah istana di surga bagi orang yang shalat sunnah tulus karena Allah, sebanyak duabelas rakaat setiap hari.” (HR. Muslim)
Dijelaskan dalam riwayat At-Tirmidzi,  “Empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
Dalam mazhab Syafi’i yang dianut masyarakat Indonesia,  “Dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Ashar, dua rakaat sebelum Maghrib dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Isya dan dua rakaat setelahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
SHOLAT 5
Manfaat Amalan Shalat Qabliyah Ba’diyah
1. Saat Subuh
Seorang muslim yang shalat dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Dari Aisyah rodhiyallahu ‘anha meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda, “Shalat dua rakaat sebelum subuh, itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya. (HR. Muslim) .
Shalat Qabliyah Subuh tak pernah ditinggalkan orang-orang hebat seperti Imam Malik dan Ibnu Umar ra.
2. Saat Dzuhur
Kemudian siapa yang menjaga Qabliyah Ba’diyah Dzuhur, Allah mengharamkan api neraka buatnya.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelah Dzuhur.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti mengharamkan api neraka bagi orang yang menjaga empat rakaat sebelum dan setelah Dzuhur.” (HR. Ahmad).
Abdullah bin as-Saib meriwayatkan, Rasulullah pernah shalat empat rakaat setelah matahari tergelincir sebelum Dzuhur, kemudian beliau bersabda : Saat ini pintu langit sedang dibuka, aku lebih suka agar amal salehku diangkat pada saat itu. (HR. At-Tirmidzi).
3. Saat Ashar
Kemudian seseorang yang shalat Qabliyah 4 rakaat sebelum Ashar, Allah akan menyayangi kita dengan rahmat-Nya.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “Allah menyayangi orang yang shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar. (HR. Abu Dawud).
4. Saat Maghrib
Qabliyah maghrib diingatkan Nabi saw hingga tiga kali
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Shalatlah kalian sebelum Maghrib.” (sampai 3x). Pada yang ketiga kalinya, Rasulullah bersabda, “Bagi yang mau.” (H.R. Bukhari)
5. Saat Isya
Dari Aisyah radhiallahu anha, “…..Lalu, beliau mengimami kaum Muslimin shalat Isya’, kemudian masuk kembali ke rumahku dan shalat 2 raka’at (shalat ba’diyah Isya’).” (H.R. Muslim)
Ghairu Rawatib
Ghairu rawatib atau bukan rawatib adalah shalat Qabliah yang tidak disebutkan dalam shalat rawatib, berarti tinggal Qabliah Maghrib dan Qabliah Isya.
Namun ghairu rawatib tetap dianjurkan sebagaimana dalam Mazhab Syafi’i yang biasa dilaksanakan masyarakat Indonesia. Dalilnya adalah keumuman hadits Rasulullah, “Antara adzan dan iqamah, terdapat shalat” (HR. Muslim).
Hanya shalat Ba’diyah Subuh dan Ba’diyah Ashar yang dilarang dalam berbagai pendapat. Karena bertepatan matahari terbit dan terbenam.
 
Sumber : Fiqih Abdullah Haidir, dan Riyadhus Shalihin Imam Nawawi bahasan Qabliyah Ba’diyah

X