0878 8077 4762 [email protected]

Raja Salman Beri Hadiah Potongan Kiswah Kabah Kepada Masjid Istiqlal

Ada yang spesial dalam kunjungan Raja Arab Saudi Salman Abdul Azis Al Saud ke Masjid Istiqlal.
Dalam kunjungan itu, Raja Salman tak hanya sekadar menjalankan sholat tahiyatul masjid. Raja Salman juga memberikan cinderamata untuk Masjid Istiqlal berupa kain penutup Kabah atau Kiswah.
Informasi tersebut diberikan Wakil Ketua Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal (BPPMI) Bahrul Hayat.
” Ya (cinderamata) berupa kiswah atau penutup Kabah,” kata Bahrul, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis, 2 Maret 2017.
Dia merasa pemberian kiswah itu memiliki makna tersendiri. Sebab, kain penutup kabah itu diberikan secara langsung oleh Raja Salman.
” Sangat senang sekali karena kiswah kabah seringkali menjadi cinderamata yang sangat khusus dari Arab Saudi kepada saudara-saudara yang dianggap layak menerima,” ucap dia.
Kiswah biasanya terbuat dari benang emas berukuran 45 centimeter kali dua meter. Kiswah tersebut bertuliskan kalimat tauhid.
Rencananya kiswah tersebut akan dipajang di ruang VVIP Masjid Istiqlal. Ruang tersebut terletak di pintu masuk Al Malik. Ruangan itu dikhusukan untuk tamu pentinh dan kenegaraan yang berkunjung ke Masjid Istiqlal.
Saat menyampaikan pemberiannya tadi, Raja Salman juga sempat menyampaikan kebahagiaannya bisa berkunjung ke Masjid Istiqlal.
Usai kunjungannya selama 15 menit, Raja Salman bersama Presiden Jokowi langsung menuju Istana Kepresidenan. Di sana, kedua kepala negara menanam pohon bersama.
Setelah itu, dilangsungkan pertemuan antara Raja Salman dan tokoh agama Islam.

Cerdas, 5 Poin Penjelasan Habib Rizieq Di Persidangan Ahok

Cerdas, Habib Rizieq Shihab yang semula ditolak jadi saksi oleh tim kuasa Ahok karena dianggap punya masalah hukum, akhirnya keberatan Tim Pengacara Ahok tersebut ditolak oleh Hakim.
Dan dengan cerdas, Habib Rizieq akhirnya bisa menjadi saksi ahli dan membungkam Tim Kuasa Hukum Ahok dan Ahok, karena secara gamblang Habib Rizieq bisa menjelaskan di mana letak penistaan atau penghinaan terhadap surat Al Maidah 51.
Menurut Habib Rizieq, Ahok sudah gamblang melakukan penodaan terhadap agama yakni terkait dengan surat Al Maidah ayat 51. Kalimat “dibohongi” yang terucap dari mulut Ahok ini yang dianggap sebagai penodaan agama.
1. Kalimat dibohongi pakai surat Al Maidah 51
Kata Habib Rizieq, Kalimat “dibohongi pakai surat Al Maidah 51”. Sehingga saya garis bawahi pertama, siapa yang dibohongi, tentu adalah orang Islam yang hadir mendengarkan pidato terdakwa kata Habib Rizieq dalam kesaksiannya hari ini.
2. Makna Dibohongi Dialamatkan Kepada…
Selanjutnya, makna dibohongi menggunakan Surat Al Maidah ayat 51 yang dialamatkan kepada : warga. Juga sudah memenuhi unsur penodaan agama.
3. Al Maidah sebagai Alat Kebohongan
Karena dalam kalimat yang disampaikan Ahok, ada unsur jika Al Maidah ayat 51 lah yang digunakan sebagai alat kebohongan. Sementara ayat Al Quran itu adalah kalimat suci.
“Tentu maksudnya kalau ditanya dibohongi pakai Surat Al Maidah ayat 51 berarti Surat Al Maidah di sini dijadikan alat kebohongan. Tidak hanya (sebagai) alat kebohongan (saja), tapi sumber kebohongan,” ujarnya.
4. Alasan Partai Islam Mendukung Pemimpin Daerah di daerah Mayoritas Non Muslim
Tak hanya surat Al Maidah, Habib Rizieq juga dengan gamblang bisa menjelaskan soal partai politik Islam atau orang Islam yang mendukung Calon Pimpinan Daerah yang non muslim di beberapa daerah.
Dia mengatakan, bahwa umat Islam diperkenankan memilih pemimpin dari kalangan non muslim. Asalkan dengan alasan yang kuat dan jelas logikanya.
Misalnya bagi umat yang tinggal di negeri atau daerah yang mayoritas non muslim, karena hal itu digolongkan dalam keadaan darurat.
“Misalnya, kalau tidak ikut pemilu akan mendapat ancaman karena bisa disebut tidak setia dengan negara. Sedangkan dua calonnya adalah non muslim, maka boleh memilih,” jelas Habib Rizieq.
5. Habib Rizieq Menyerahkan Dua Alat Bukti Baru
Habib Rizieq juga menambahkan, pihaknya punya bukti baru, bahwa bukan sekali itu saja di Pulau Seribu Ahok menista agama.
Tetapi di beberapa kesempatan juga sudah sering menyinggung atau mengolok-olok surat Al Maidah 51. Artinya penghinaan yang dilakukan Ahok itu sudah terstruktur dan terencana terhadap Surat Al Maidah 51.
Yang pertama, rekaman dengan TV Al Zairah yang menyatakan dia (Ahok) tidak menyesal, tidak kapok, tidak jera kalimat pidatonya di Pulau Seribu.
Yang kedua, lanjut Rizieq, rekaman dari rapat terdakwa di Pemrov DKI yang mengolok-golok Al Maidah, dengan mengatakan ingin membuat wifi bernama Al Maidah dan berpasword kafir.

Orang NU yang Menjadi Dubes RI untuk Arab Saudi

Agus Maftuh memiliki latar belakang seorang akademisi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia mengampu sejumlah mata kuliah di antaranya Diplomasi dan Politik Luar negeri, serta Studi Keamanan dan Pertahanan.
Suatu ketika Pak Agus Maftuh bertemu dengan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia. Beliau bertanya “apakah sudah hafal lagu kebangsaan Indonesia? sang dubes menjawab “belum hafal”. Kemudian Agus Maftuhpun bilang kepada Dubes itu” saya baru beberapa bulan sudah hafal lagu kebangsaan Arab Saudi”. Kemudian Agus Maftuh menyanyikan lagu itu dengan baik. Dengan modal hafal lagu kebangsaan itu Agus Maftuh bisa berdiplomasi.
Maklumlah Agus Maftuh santri sejati seperti halnya Gus Dur. Tidak heran jika pemerintah Arab Saudi mulai tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia. Nah, rupanya baru-baru ini Pangeran Walid bin Talal datang bersama Agus Maftuh menghadap Jokowi. Bisa jadi para pangeran-pangeran yang kelebihan duit itu juga akan menanamkan duitnya di Indonesia.
K.H. Malik Madany, Mantan Khatib Syuriah PBNU menggambarkan betapa ndeso-nya Agus Maftuh. ‘’Mas Agus Maftuh ini bocah ndeso tapi cerdas. Bocah ndeso yang mengalami mobilitas vertikal. Dan saya sangat setuju yang dilakukannya malam ini. Bukan syukuran tapi doa mengantar tugas. Jabatan sebagai duta besar itu sesuatu yang harus disyukuri.”
Disamping sebagai dosen, Agus Maftuh selama ini juga dikenal sebagai ahli terorisme dan pernah menjadi dosen tamu masalah terorisme di Pakistan. Maka tak heran jika ada kampus dari Pakistan mengirimkan bunga ke kediamannya. Agus Maftuh menulis buku “Negara Tuhan” yang mengungkap jejaring terorisme Indonesia dengan “kampus Peshawar” di wilayah Asia Selatan.
Menikah dengan Luluk Muniroh, Agus Maftuh dikaruniai empat orang putra-putri. Selain Gebriel yang kuliah di Kairo ada Nabila Azwida Faradisa (S2 di UGM) dan Lubna Feyla Affa serta seorang putri yang masih balita.
Dubes RI Mengajak Arab Saudi untuk Datang Ke Indonesia
Sebelumnya ajakan kepada Raja Arab untuk datang ke Indonesia melalui menyerahkan Surat Kepercayaan (letter of credentials) kepada Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, di Istana Kerajaan di Kota Jeddah pada tanggal 22 Juni 2016.
Dalam kesempatan itu, Dubes RI untuk Arab Agus Maftuh menyampaikan salam dari Presiden RI Joko Widodo. Selanjutnya Maftuh juga meyakinkan Raja Saudi untuk berkunjung ke Indonesia.
“Rakyat Indonesia telah menunggu kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia selama 46 tahun,” kata Maftuh yang juga Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini dalam keterangan tertulis.
Dubes RI untuk Arab diajukan PKB mewakili NU
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan pihaknya memang telah mengajukan Agus Maftuh Abegebriel sebagai Duta Besar Arab Saudi ke Presiden Joko Widodo sebelum dilantik. Karena memiliki sejumlah tujuan.
“Dubes Saudi sebelumnya saya panggil dan diajukan (ke Presiden) karena memiliki tiga tujuan.
Pertama, harus melindungi dan menyelamatkan serta menjaga orang-orang kita (Warga Negara Indonesia) di Saudi. Karena itu adalah harkat dan martabat bangsa kita,” kata Cak Imin.
Kedua, seorang Dubes Arab Saudi harus mampu mewarnai dunia Islam yang toleran seperti di Indonesia. Begitupula diharapkan membawa pola diplomasi yang berbasis kemajuan sebagaimana pola pikir kemajuan Islam di Indonesia.
Ketiga, bisnis-bisnis besar yang ada di Timur Tengah hendaknya dapat dibawa dan dikembangkan di tanah air agar mampu menjadi motor penggerak perekonomian bagi masyarakat di Indonesia.
Selamat bertugas Gus Agus Maftuh