by Danu Wijaya danuw | Apr 4, 2017 | Artikel, Dakwah
Salah seorang khalifah Dinasti Umayah, Sulaiman bin Abdul Malik RA., merasakan hidup serba berkecukupan sejak kecil hingga menduduki jabatan tertinggi di negaranya.
Namun ternyata ia menyimpan kegelisahan, yang senantiasa mengganggu pikiran dan benaknya.
Oleh sebab itu, untuk menemukan jawaban atas kegelisahannya, ia bermaksud pergi dari istananya di Damaskus menuju Madinah untuk mencari sahabat Nabi SAW. yang masih hidup untuk dijadikan narasumber nasihat rohani.
Sudah tiga hari mencari ke seluruh penjuru kota, tidak seorang pun dari generasi sahabat yang masih hidup. Kemudian khalifah mencari ulama generasi tabiin dan bertemulah dengan Abu Hazim RA.
Khalifah mengungkapkan kepada Abu Hazim apa yang menjadi kegelisahannya selama ini, seraya berkata, “Aku heran, mengapa orang-orang tampak begitu betah di dunia, sementara pesona dunia hanyalah semu belaka?”
Abu Hazim RA menjawab, “Karena mereka sibuk membangun istana dunia, tetapi lupa membangun istana akhirat.”
Mendengar jawaban Abu Hazim RA, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik RA. merasa penasaran, lalu berkata lagi, “Wahai, Abu Hazim, tebaklah nasibku di akhirat kelak.”
la menjawab, “Berkacalah pada Al-Qur’an.”
Lanjutnya, “Perintah apa saja yang ada di dalamnya yang telah engkau laksanakan dan larangan apa saja yang telah engkau tinggalkan. Di sanalah nasib engkau akan mendapat jawaban.”
Khalifah termenung mendengar jawaban cerdas itu. Jiwanya tersentuh dan segala kegelisahannya terjawab sudah.
Sumber: ceritainspirasimuslim
by Danu Wijaya danuw | Apr 4, 2017 | Nasional
Dr Zakir Naik, pendakwah asal India, mengatakan Islam sebagai agama merupakan ajaran hidup penganutnya. Islam itu agama, ‘way of life‘ (cara untuk hidup).
Menurutnya, dalam Islam kita diajarkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. Oleh karenanya, dalam berpolitik pun seharusnya demikian pula.
“Harus menganut pada apa yang sudah diajarkan oleh Islam,” jelasnya dalam konferensi pers di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, lansir Gontor News, Senin (3/4/2017).
Ia menyayangkan bahwa banyak politisi dan pemimpin Muslim yang membedakan faktor Islam dengan politik, dengan alasan takut kehilangan jabatan.
“Mereka lupa, jika mereka berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah, mereka dapat memiliki kedudukan di akhirat. Tetapi mereka lebih takut pada kursi (kedudukan) di dunia daripada kursi (jabatan) di akhirat,” jelasnya.
“Permasalahannya, kita sekarang tidak memiliki pemimpin yang mengimplementasikan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah,” katanya.
Hingga saat ini, tidak ada pemimpin yang sempurna menyerupai kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
“Hanya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang menjalankan politik sesuai syariat Islam. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah contoh kepemimpinan yang terbaik. Politik saat ini sudah kotor dan tidak ada yang seperti kepemimpinan di zaman itu,” pungkasnya.
by Danu Wijaya danuw | Apr 3, 2017 | Nasional
Ada kejadian menarik dimana seorang hadirin menanyakan pendapat Zakir Naik perihal “Ahok Bangun Mesjid Tapi dia tidak Solat”, Dan jawaban Zakir Naik sangat cerdas dan tegas.
Wanita bernama Sofi dalam acara sesi Tanya Jawab Dr Zakir Naik di Bandung Minggu 2 April 2017, Menanyakan sebagai berikut.
“Nama Saya Sofi dari Jakarta, saya hadir di sini Spesial untuk Anda (Dr Zakir Naik). Berdasarkan Pilkada di Indonesia, apa yang terjadi di sini adalah, Apakah dakwah atau pengrusakan saat Anda mengumpulkan massa dan mengarahkan mereka untuk TIDAK memilih pemimpin kafir, meskipun orang tersebut sudah terbukti bekerja dengan sangat bagus membangun negara dan kota.”
“Apakah dakwah atau pengrusakan, saat Anda meminta masyarakat menutup mata dan telinga atas bukti nyata kinerja pemimpin kafir yang Luar Biasa tersebut? Jadi dimana letak Toleransinya jika seperti itu?”
Tanya saudari Sofie sembari menambahkan informasi bahwa dirinya terlahir di keluarga muslim dan ber KTP Islam, namun dia tidak mempercayai agama apapun (keluar dari Islam, menjadi ateis).
Dan di awal Dr Zakir Naik menjawab “Bahwa seorang muslim dilarang memilih pemimpin kafir, meskipun sudah membangun infrastruktur yang baik”
“Pemimpin kafir ini tidak hanya membangun gedung, tapi juga bersikap baik dengan menghapus kemiskinan dan membangun masjid, lebih banyak masjid dan lebih banyak masjid” ujar saudari sofie menambahkan keterangannya.
Dan seraya langsung dijawab oleh Zakir Naik “Munafik, Dia membangun tempat ibadah untuk muslim tapi dia sendiri tidak sholat, Munafik”
Kemudian Dr Zakir Naik dengan tenang melanjutkan jawabannya:
“Di Al-Quran (Al-Maidah 51) disebutkan kata Aulia, yang pada konteksnya tidak selalu pemimpin namun, Kata Pemimpin termasuk dalam terjemahan kata Aulia dan pada konteks yang dimaksud ayat tersebut Aulia juga bisa diartikan sebagai pemimpin.” Ujar Dr Zakir Naik.
“Dan janganlah sekali-kali kamu (umat muslim) menjadikan mereka (non-Muslim) sebagai Aulia. Dan jika kamu melakukannya maka kamu termasuk dalam golongan mereka” Ujar Dr Zakir Naik mengutip terjemahan bebas dari Surat Al Maidah 51.
“Dan saat kita menterjemahkan Al-Quran, tafsir terbaik adalah dengan merujuk pada Al-Quran itu sendiri, kemudian baru merujuk pada tafsir dari hadist shahih.
Dalam ayat lain Allah memerintahkan Umat Islam agar selalu berbuat baik pada Non-Muslim (Kafir), Tapi Allah mengecualikan satu hal, Kalian Umat Islam yang beriman Jangan memilih Non-Muslim (Kafir) sebagai Aulia, teman sejati, penolong, pemimpin.
Jika ada dua pilihan pemimpin, yang satu kafir dan yang satu muslim, kemudian kita sebagai muslim memilih pemimpin kafir, maka pertolongan Allah tidak akan datang.” Ujar Dr Zakir Naik.
Zakir Naik menilai Muslim yang memilih Pemimpin Kafir dikatakan sebagai Muslim yang tidak taat karena meninggalkan Al-Quran
Zakir Naik melanjutkan bahwa “Itulah Perintah Allah, dan Perintah ini bukan ditujukan untuk Non-Muslim, Jadi Non-Muslim tidak diwajibkan mengikuti perintah ini.
Namun perintah ini ditujukan kepada Muslim yang percaya kepada Al-Quran.” Ujar Dr Zakir Naik yang diikuti dengan pertanyaan
“Apakah saudari percaya kepada Al-Quran?”
Nampak saudari Sofie ragu untuk menjawab pertanyaan Dr Zakir Naik tersebut.
“Jika saudari tidak percaya dengan kebenaran Al-Quran maka perintah tersebut BUKAN untuk Anda (Larangan memilih pemimpin muslim dalam surat Al-Maidah 51),
Dan Anda sudah menanyakan sesuatu yang kebenaran jawabannya tidak mungkin Anda yakini (karena bersumber dari Al-Quran)” Sanggah Dr Zakir Naik.
“Dan saya tahu di Indonesia banyak orang mempunyai nama Islam di KTP namun berkelakuan tidak islami. Perintah di Surat Al-Maidah 51 ditujukan kepada Umat Muslim yang betul-betul berkelakuan islam (bukan munafik)”
“Jadi sebaik apapun orang tersebut untuk dijadikan pemimpin, Jika tidak sesuai dengan perintah Al-Quran, Maka kita sebagai seorang muslim yang taat, akan meninggalkannya.” Sanggah Zakir Naik seraya menyindir orang-orang yang mendukung pemimpin kafir dan meninggalkan perintah Al-Quran,
by Danu Wijaya danuw | Apr 3, 2017 | Nasional
Cendekiawan Muslim bertaraf Internasional Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Kota Bandung, Ahad (2/4), selama sekitar satu setengah jam. Selesai berceramah, Zakir Naik mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-Muslim untuk memberikan pertanyaan.
Beberapa orang yang beragama non-Muslim beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni Saputra seorang ateis.
Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.
Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, Ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.
Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang Muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.
“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya.
Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya.
“Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.
Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtubebisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.
“Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki,” kata Novi seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar shalat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.
Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orang tuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.
Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. “Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtubememang masuk akal,” katanya.
Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. “Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam,” katanya.
by Danu Wijaya danuw | Apr 2, 2017 | Artikel, Dakwah
Didalam kitab suci Al-Quran, terdapat sekian banyak janji mulia nan istimewa yang ditawarkan kepada orang-orang yang memiliki keimanan. Janji-janji ditawarkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Janji-janji akhirat yang diberikan bagi mereka yang beriman, bahkan tidak terhitung lagi jumlahnya karena teramat banyak.
Adapun janji-janji di dunia yang disebut secara terang-terangan (eksplisit), setidak-tidaknya ada sepuluh macam. Berikut ini adalah sepuluh janji di dunia itu.
1. Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman.
Sebagaimana firman Allah SWT, “… Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Ruum: 47).
2. Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa’).
Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman…” (QS. Al-Hajj:38).
3. Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah).
Allah SWT berfirman, ”Allah Pelindung orang-orang yang beriman…. ” (QS. Al-Baqarah: 257).
4. Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah).
Didasarkan firman Allah SWT, ”… Sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj: 54).
5. Orang-orang kafir tidak akan diberikan jalan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi (adamu taslithiil kafirin).
Allah SWT berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir.” (QS. An-Nisa.i : 141).
6. Diberikan kekuasaan di dunia dan diberikan kemapanan dalam segala bidang.
Allah SWT berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” (QS. An-Nuur; 55).
7. Keberkahan dari langit dan bumi, seperti sumber daya alam yang melimpah serta rezeki yang lezat (Al-barakah dan ar-rizqu ath-thayyib).
Allah SWT berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raaf: 96).
8. Kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah).
Allah SWT berfirman, ”Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang berinar (mukmin).” (QS. Al-Munafiquun: 8).
9. Kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah)
Allah SWT berfirman, “Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An- Nahl: 97).
10. Diberikan kemenangan (Al-fAth).
Allah SWT berfirman, ”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya..” (QS. Al-Maa’idah: 52).
Dengan janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian) orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat. Jika tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri sebagai orang beriman.
Untuk menghindari ini dan untuk mengukur pula seberapa kadar keimanan manusia, dilakukanlah proses tes terlebih dahulu, tes keimanan, sebagaimana tes ini dilakukan terhadap generasi-generasi dahulu.
Allah SWT berfirman, “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka belum diuji ? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang- orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang- orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabuut: 2-3).