Banyak membicarakan hal tak berguna adalah isyarat kelak kita kan direpotkan hal-hal tak bermakna. Keterkejutan kelak bagi hamba yang ceroboh bicara. Sebab kata yang dia anggap biasa, bisa saja menelungkupkan dirinya sendiri ke neraka. Panjangnya bicara hanya meletihkan penyimaknya.
Payah yang sangat mencabik jiwa adalah ketika banyak bicara tentang-Nya, tapi sedikit bicara dengan-Nya. Lelah yang amat terasa adalah ketika terlalu banyak membicarakan kebaikan, tapi sedikit diri kita memperbuatnya.
Yang kasar kata, harus mewaspadai keringnya hati. Yang lembut bicara, harus hati-hati atas melembeknya iman sejati. Benar pepatah : “Lihatlah apa yang dikatakan! Bukan lihat siapa yang bicara.” Tetapi kita harus mengupayakan kelayakan diri untuk didengar. Dia yang bicara membanggakan dirinya itu mungkin admirable. Dia yang bicara memuliakan sesama itu pasti lovable.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah