Ilmu lebih agung dibandingkan harta. Pemilik ilmu lebih terhormat dan dibutuhkan semua insan, dari jelata hingga para raja. Harta hanya berguna dihadapan hajat fakir, miskin dan dhuafa.
Bagi pemilik harta alangkah banyak musuh yang jahat dan kawan tak tulus. Sementara pemilik ilmu akan banyak saudara dan sedikit lawannya.
Musuh musa yang berharta : Fir’aun, jatuh karena sombong mengaku tuhan. Kawan musa yang berilmu adalah khindzir, rendah hati dan menghayati penghambaan. Adam diciptakan lalu dibekali ilmu, bukan harta yang membuatnya unggul dihadapan para malaikat seperti dalam surah Al Baqarah ayat 31-34.
Rabb kita menurunkan wahyu pertama terkait ilmu wahyu pertama terkait ilmu dalam surah Al Alaq ayat 1-5. Allah memerintahkan Dia ditauhidkan dengan ilmu (surah Muhammad ayat 19), bukan dengan harta.
Dalam hadist riwayat Ath-Thabrani, “Terbagi hamba-hamba Allah itu menjadi empat golongan.”
- Golongan pertama, dikaruniai Allah ilmu dan harta. Maka dia bertakwa kepada Allah dan menafkahkan hartanya dijalan Allah.
- Golongan kedua, diberi Allah ilmu namun tak dilimpahi harta. Maka dia bertakwa kepada-Nya dan selalu berkata pada dirinya, ‘Andai dikarunia seperti hamba pertama, aku akan berbuat sebagaimana dia lakukan.’ Sesungguhnya pahala kedua orang ini sama.
- Hamba ketiga, diberi harta tanpa beroleh ilmu. Maka dia tak bertakwa kepada-Nya, berbuat sia-sia dan dosa.
- Hamba keempat, tidak berharta dan tidak berilmu. Maka dia bertakwa dan selalu berkata pada dirinya, ‘Andai aku diberi harta seperti hamba ketiga, aku juga akan melakukan hal sia dan kemaksiatan seperti dia.’ Dosa kedua orang ini sama.
Demikian sekelumit hari ini. Sungguh tak hendak membenci harta, tapi mari sedikit banyak mengalih bentuknya menjadi ilmu.