Kain penutup Kabah atau yang lebih dikenal Kiswah menyimpan kisah yang panjang seputar sejarah peradaban Islam. Kain ini menjadi salah satu simbol perkembangan Islam dari masa Nabi, periode kekhilafahan hingga saat ini.
Dan tahukah Anda jika ternyata Kiswah sudah berkali-kali mengalami perubahan dari masa ke masa?
Kiswah pertama kali dipasang pada masa Nabi Ismail AS. Saat itu belum jelas material apa yang digunakan untuk membuat kain ini.
Kemudian Nabi Muhammad SAW pun pernah membuat Kiswah Kabah dengan menggunakan bahan kain yang didatangkan dari Yaman.
Demikian pula halnya dengan Abu Bakar, Umar dan Usman yang juga membuat Kiswah berbahan kain dari benang kapas.
Memasuki periode kekhilafahan Islam, Kiswah terus mengalami perubahan sesuai dengan pemerintahan yang memimpin.
Periode penggantian Kiswah ini di setiap pemerintahan juga berbeda-beda. Ada yang menggantinya sekali dalam setahun, ada juga yang dua kali dalam setahun.
Kiswah Kabah yang ada saat ini berwarna hitam. Padahal dahulu tidaklah demikian. Kiswah pernah berwarna putih, kuning, dan adapula yang menggantinya dengan warna hijau.
Adapun yang membuat Kiswah dengan kain berwarna putih adalah Khalifah Makmun Ar-Rasyid pada masa Dinasti Bani Abbasiyah.
Selanjutnya yang membuat Kiswah berwarna kuning adalah Muhammad bin Sabaktakin seorang Amir masa Dinasti Abbasiyah.
Kemudian yang membuat Kiswah berwarna hijau adalah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah.
Dan akhirnya Khalifah An Nasir pula yang mengganti warna Kiswah menjadi hitam hingga dipertahankan sampai sekarang.
Terakhir masa Raja Ibnu Saud pendiri kerajaan Saudi saat ini, membuat kiswah Ka’bah dengan mewah. Berupa benang sutera lembut mahal dan kaligrafi dari Emas.
Biaya pembuatan Kiswah sekitar 50 Miliar rupiah setiap tahunnya. Sebab diganti setahun sekali menghindari lapuknya benang terkena panas dan hujan. Setelahnya akan dijual ke masyarakat berupa potongan ayat Emas dan diganti yang baru lagi.
Disadur : KabarKa’bah