Indonesia kini menjadi tuan rumah Asian Games untuk kedua kalinya setelah tahun 1962. Banyak delegasi negara se-Asia akan datang ke Indonesia tidak hanya para altet tetapi juga para pendukungnya.
Di momen ini akan terjadi komunikasi dan interaksi lintas budaya baik didalam maupun di luar pertandingan. Lalu bagaimana Indonesia harus memanfaatkan momentum ini?
Menjadi tuan rumah olahraga terbesar di Asia ini menjadi momentum bangsa ini tidak hanya mengenalkan keindahan alam dan pariwisata yang beranekaragam. Hal yang terpenting adalah justru menunjukkan jati diri bangsa ini. Murah senyum dan ramah kepada tamu.
Pertama, Indonesia harus dikenalkan sebagai bangsa yang ramah dan toleran. Keragaman bangsa ini yang terdiri dari berbagai suku, etnis, bahasa dan agama harus ditampilkan sebagai model kerukunan yang patut dilirik dunia.
Masyarakat Indonesia yang plural, majemuk dan bhinneka terdiri dari berbagai keragaman, tetapi bisa bekerjasama dan saling menghormati.
Kedua, Islam sebagai mayoritas penduduk di negara ini ditunjukkan secara kualitas keislaman bangsa Indonesia dengan kualitas umat beragama yang santun, ramah, dan toleran.
Keislaman di Indonesia yang mampu beradaptasi dengan pluralitas, demokrasi dan lokalitas menjadi role model bagi negara muslim lainnya, terutama Timur Tengah.
Ketika masyarakat di Timur Tengah tengah mencari formula hubungan keIslaman, keragaman dan kenegaraan yang tidak jarang sangat sulit keluar dari konflik dan perang saudara, Indonesia telah berhasil menunjukkan identitas Islam Indonesia yang santun.
Bahkan kualitas penyambutan tamu juga menunjukkan kualitas keimanan seorang muslim.
Sebagai negara dengan mayoritas Islam terbanyak, umat Islam harus menunjukkan Islam santun yang menghormati perbedaan keyakinan.
Umat Islam jangan mudah terprovokasi dengan beragam adu domba dan propaganda yang menolak keragaman dan kedatangan tamu dari negara lain.
Ingat, citra Islam bagaimanapun harus diakui pernah dirusak secara global oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Islam dengan tindakan kekerasan dan teror. Umat Islam harus berusaha menghilangkan stigma negatif dengan mengkampanyekan Islam santun dan damai.
Rasulullah Saw begitu baik menerima tamunya dengan tulus dan ikhlas menyambut bahkan memuliakannya.
Suatu ketika Rasulullah menerima tamu dari Bani Abdul Qais. Beliau bersabda kepada mereka “wahai para utusan selamat datang tanpa akan kecewa dan menyesal” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mari jadikan momentum Asian Games 2018 kali ini untuk menunjukkan kualitas masyarakat Indonesia yang ramah dan kualitas muslim yang santun dan beradab.
Disadur : damailahidonesiaku.com