MARI kita renungi sejenak surat at-Takaatsur yang di dalamnya Allah mengingatkan kita. Semoga dapat menjadi pengingat bagi kita.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At-Takaatsur 102: 1)
Bermegah-megahan. Ia bukan bermakna membangun rumah yang megah. Tapi ia terkait dengan mereka yang berbangga-bangga menumpuk harta.
Mereka bersibuk-sibuk dengan kendaraan yang mereka punya. Dan sesudahnya, kendaraan apa lagi. Sesudahnya, apalagi yang diatasnya.
Mereka menakar kemuliaan diri dan manusia lain dari seberapa banyak aset yang ia punya. Adakah itu kita?
Mereka menenggelamkan diri dari kesibukan yang melenakan dan mereka berbangga-bangga dengannya. Adakah itu kita?
Apa yang melenakan kita, lalu kita bermegah-megahan dengannya, bisa saja terkait hobi.
Oh ya, berapa banyak koleksi perkutut yang engkau punya?
Kita perlu berhati-hati, meski benda yang kita tumpuk-tumpuk adalah radio kuno. Sebab, kita dapat terkena ayat berikutnya.
“Sampai kamu zartum (berkunjung, masuk, datang) ke dalam kubur.” (QS. At-Takaatsur 102: 2)
Hobi yang kita tekuni dapat menjadikan kita lupa usia sehingga tak ada yang menghentikannya kecuali zartum ke kubur.
Allah Ta’ala memperingatkan, “Jangan begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).” (QS. At-Takaatsur 102: 3)
Tidak cukupkah peringatan ini? Imam Hasan Al-Bashri mengingatkan, “Ini adalah ancaman setelah ancaman!” sebuah peringatan yang amat ditekankan. Inilah peringatan bagi orang-orang beriman agar tak menjadikan dunia sebagai hasrat terbesarnya sehingga menjadikannya lalai dari mengingat akhirat.
Referensi: Mencari Ketenangan di tengah Kesibukan/Karya: Mohammad Fauzil Adhim/Penerbit: Pro-U Media/Islampos