Hati yang mati, hilang rasa peduli. Hati yang sakit, rindu puji selangit. Hati yang sehat, berbahagia karena nasihat. Hati kita memang berayun goyah.
Mencadasnya hati karena dua perkara, dengan lalai dan dosa. Namun sentosanya hati dengan dua cara, mohon ampun dan mendzikirNya. Jadilah hatimu selalu tersenyum pada Langit. Jadilah bibirmu selalu tersenyum pada Bumi. Izinkanlah surga rindu padamu. Diri paling miskin adalah enggan memintai-Nya.
Berbuat baiklah walau dikira pamrih. Belalah nurani walau dianggap bersandiwara. Izinkan hanya Allah yang menghakimi hatimu. Hati yang mengingat Allah, sibuk melayakkan diri berdekat pada-Nya dengan prasangka baik, niat baik dan rencana baik.
Mari jaga istiqamah dengan men-sahabati orang-orang benar. Jadikan nama kita ada dalam doa dan nasihatnya. Mencintai dan membenci karena Allah itu adil dan sewajarnya. Walau hati berbolak balik, perasaan bertukar-tukar, maka akhlak mulia tetaplah dijaga.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media