Sakit itu mustajab doanya. Sampai-sampai Imam Asy-Suyuti keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh mereka.
Sakit itu jalan kenabian Ayyub yang menyejarah. Kesabarannya diabadikan jadi teladan semesta.
Sakit orang mulia bersebab kemuliaan. Imam Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu. Imam Malik lumpuh tangannya dizalimi penguasa. Nabi pun sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yang menyelusup segigit pertama melalui celah gigi yang parah di perang Uhud. Tetapi penyebab sakit itu menjadikan mulia dengan memaknainya.
Sakit itu membaca, menulis, berkarya. Habiburrahman El Shirazy goreskan Ayat-Ayat Cinta saat terbaring patah kaki.
Sakit itu gugur dosa. Barang haram terselip tubuh dilarutkan di dunia. Anggota badan yang mungkin berdosa di nyerikan dan di cuci-Nya.
Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis. Salah satu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi dan makhluk-makhluk langi.
Sakit itu meningkatkan kualitas ibadah. Rukuk sujud lebih khusyuk. Tasbih istighfar lebih sering. Tahiyat doa lebih lama.
Sakit itu memperbaiki akhlak. Kesombongan terkikis. Sifat tamak dipaksa tunduk. Pribadi dibiasa santun, lembut dan tawadhu.
Sakit itu membuat kita lebih serius mengingat dan mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat maut menghargai waktunya dengan baik.
Demikianlah sekelumit tentang sakit. Semoga Allah tolong kita menjadi hamba yang penuh syukur disegala kebaikan.