Cendekiawan Muslim asal India, Zakir Abdul Karim Naik berdialog dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan serta para awak media di gedung DPR/MPR RI, Jumat (31/3).
Dialog itu membahas berbagai hal dari mulai Islam sebagai agama toleran, jihad serta pemahaman tentang masalah kepemimpinan di dalam surah al-Maidah 51. Berikut poin penjelasannya :
1. Islam Agama paling Toleran di Dunia
Zakir mengatakan, Islam sebagai agama paling toleran di dunia. Islam, kata dia, agama yang dapat menyatukan seluruh umat manusia untuk tujuan kedamaian.
“Islam agama toleran, Islam berarti damai. pasrah terhadap Allah SWT. Tetapi Islam tidak toleran terhadap hal-hal tertentu seperti alkohol, prostitusi, dan korupsi,” kata Zakir.
2. Islam pemersatu Indonesia
Karena itu pula, Islam juga bisa menjadi pemersatu di Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan ras bangsa. Menurut dia, selama Islam dimaknai dengan benar sebagai agama yang toleran dan damai.
“Selama Indonesia yang multi-ras. Islam agama paling toleran dan tidak memaksa siapapun. Kita tidak bisa memaksa siapapun untuk bisa menerima Islam. Kita harus menyampaikan dakwah,” kata Zakir.
3. Boleh Menjaga Persahabatan
Ketika ditanya tentang menjalin hubungan pertemanan dengan non muslim, Zakir Naik menjawab,
“Itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka. Artinya, apabila kita menjaga persahabatan itu tidak masalah,” kata Zakir.
4. Memilih Pemimpin Muslim
Zakir menekankan ada baiknya kaum muslim memilih calon pemimpin yang seiman. Menurutnya, jika ada orang muslim, maka itu adalah pilihan yang lebih baik.
“Apabila ada pilihan orang Islam, soal kepemimpinan Muslim jauh lebih baik daripada non Muslim,” ujar Zakir.
5. Islam Tidak bisa Dipisahkan dengan Politik dan Pemerintahan
Kemudian, dia juga menyampaikan terkait wacana pemisahan agama dengan politik. Menurut dia, Islam adalah panduan hidup. Maka, selain menyangkut ibadah, Islam juga terkait dengan politik dan pemerintahan.
“Tidak hanya shalat, puasa, haji, apa yang bisa dimakan, apa yang nggak bisa dimakan, tapi (Islam mengatur) bagaimana berbisnis, memerintah kota, negara,” tutur pria berusia 51 tahun tersebut.
Diolah dari : vivanews, republika