Bagi orang Syiah, terbunuhnya salah satu khulafaur rasyidin, Umar bin Khattab r.a adalah sebuah peristiwa kemenangan. Hal ini sebab dari pemahaman kaum syiah yang membenci sahabat Nabi saw. Terbukti dari kemewahan makam sang pembunuh Amirul Mukminin, Abu Lu’lu’ah al-Majusi di kota Kashan, Isfahan, Iran.
Namun keabsahan kompleks makam itu sendiri masih diragukan, karena menurut riwayat shahih, Abu Lu’lu’ah al-Majusi tewas bunuh diri setelah dia menikam Umar. Hanya Allah yang Maha Mengetahui apakah mayat Abu Lu’lu’ah dibawa oleh seseorang dari Madinah ke Kashan, Isfahan.
Makam yang diklaim sebagai makam Abu Lu’lu’ah itu, disebut-sebut oleh kaum Syiah sebagai tempat yang harus dikunjungi. Makam ini dianggap sebagai peringatan kemenangan mereka atas terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a.
Sebagaimana dikutip djiebril13.blogspot.co.id dari blog Historical Iran, Abu Lu’lu’ah al Majusi, atau yang oleh orang Syiah dijuluki sebagai Pirooz Nahavandi, dianggap sebagai “pahlawan nasional”. Nama “Pirooz” sendiri diambil dari bahasa Persi “Fairuz” yang artinya “penuh kemenangan”.
Kompleks makam Abu Lu’lu’ah al Majusi terletak di sebuah jalan antara Kashan dan Fin, dibangun pada abad ke-11 M. Kompleks makam ini dibangun dengan gaya arsitektur Persia-Kwarezmi.
Makam ini dilengkapi dengan halaman luas untuk bersantai para peziarah, serta kubah berbentuk kerucut yang megah dan berornamen. Tak hanya itu, kubah ini berhiaskan dengan ornamen keramik berwarna biru turquoise. Langit-langit bagian dalam kubah pun dilukis.
Pada abad ke-14 M, kompleks makam ini dipugar kembali dan sebuah nisan diletakkan di atas kuburannya.
Namun bagi umat Islam, terbunuhnya seorang sahabat Rasulullah shallallahu’alahi wassalam merupakan musibah yang sangat besar. Terlebih apabila yang wafat adalah orang yang telah dijamin surga, serta dipuji oleh Rasulullah shallallahu’alahi wassalam.
Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata,” (QS. Al-Ahzab [33]: 57-58).
Dalil Larangan Membenci Sahabat Nabi saw
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian menginfaqkan emas sebesar Gunung Uhud, maka tidaklah menyamai satu mud mereka atau setengahnya.” (HR. Bukhari: 3470 dan Muslim: 2540).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
من سب أصحابي ، فعليه لعنة الله و الملائكة و الناس أجمعين
yang artinya: “Siapa yang mencela sahabatku, atasnya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.”
(HR. Thabarani dalam Mu’jamul Kabir 12/142, dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah: 2340). Wallahu A’lam.
Sumber : inspiradata