Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab mengatakan, saat ini umat Islam sedang diadu domba dengan pemerintah. Upaya mengadu domba ini digerakan oleh sebuah kekuatan besar yang tidak senang dengan menyatunya umat Islam dengan pemerintah.
“Betul ada gerakan-gerakan siluman yang ingin mengadu domba kita semua saudara, yang memberikan gambaran menyeramkan kepada pemerintah jadi yang ada di benak pemerintah itu kita itu lawan bukan kawan, kita ini harus di pukul bukan di rangkul dan kelompok ini sangat berbahaya saudara, ” katanya sesaat memberi materi di Masjid Istiqlal, Sabtu (11/2/2017).
“Mereka ingin menghancurkan negeri kita, maka itu kita tidak boleh terprovokasi,” tambahnya.
Pada acara Dzikir dan Tausyiah Nasional atau Aksi 112 ini Habib Rizieq menjelaskan, peristiwa bom molotov di 3 markaz FPI merupakan bentuk upaya untuk memprovokasi supaya laskar dan umat marah dan terpancing. Meski begitu, ia mengimbau umat untuk tidak terprovokasi masuk kedalam rencana mereka.
“Kita tidak boleh terpancing, kalau terpancing musuh-musuh kita yang tidak terlihat akan senang, karena sudah berhasil mengadu domba kita,” pungkas ulama besar yang sedang dikriminalisasikan itu.
Sebagaimana diketahui, sehari sebelum Aksi 112 digelar, muncul pesan berantai berisikan agenda penangkapan HRS oleh Polda Jawa Barat. Namun, kabar itu tidak terbukti dengan hadirnya Pembina GNPF MUI itu di Masjid Istiqlal.
Sementara itu ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Ustadz Bachtiar menyerukan pada umat Islam untuk melakukan revolusi. Revolusi itu dimulai dari pribadi umat seseorang untuk menjunjung tinggi nasionalisme, NKRI, kebhinekaan, dan saling toleransi.
Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, agar massa aksi 112 tidak mudah terprovokasi. Mereka diminta untuk tetap konsisten dan tak perlu ragu mengawal fatwa MUI meski sebagai pimpinan, dia dan tokoh-tokoh lainnya yang akan menanggung risiko atas aksi-aksinya itu.
“Saya sampaikan analisis saya, apapun yang terjadi saat ini, sayalah dan habaib yang menanggung semua akibatnya. Tapi itu saya anggap takdir yang harus dijalani,” ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2/2017).
Bachtiar berpesan, agar umat Islam di Indonesia ini bersatu menegakkan Pancasila dan saling toleran. Umat Islam diminta tidak saling menjelek-jelekkan, termasuk saat menggunakan media sosial sehingga tidak dibenturkan dengan pemerintah ataupun pihak tertentu.
“Jika FPI yang dibenturkan oleh PDIP untungnya apa? Yang menang jadi abu, yang kalah jadi arang. Padahal banyak saudara muslim kita di dalam, seperti Bu Risma yang muslimah dan sebagainya,” tuturnya.
Lebih jauh, Ustadz Bachtiar menekankan, kalau aparat keamanan dan pemerintah bukanlah musuh umat Islam. Selama diperiksa di Polda Metro Jaya saja, dia selalu diinterogasi dengan baik oleh para penyidik, termasuk penyidik yang memeriksa Habib Rizieq Shihab. “Yang periksa saya sama habib itu orangnya baik-baik,” imbuhnya.
Disadur dari : Jurnalislam, SindoNews