Kita mandi, berharum wangi, berhias rapih, celaki mata dan siwaki gigi. Lalu mohon pada Allah agar hiaskan akhlak mulia dalam diri. Kita berdandan, kenakan pakaian bersih, kopiah terindah dan surban yang ranggi. Lalu mohon pada-Nya ampunan dan tutupi aib diri.
Kita jalan tebarkan senyum, ulurkan tangan, jabatkan tangan, pelukkan bahu. Lalu mohon pada Allah agar ukhuwah tautkan hati. Kita juangkan diri menahan kuap. Menyimak khutbah yang mewasiatkan taat. Lalu mohon pada Allah agar mengaruniakan takwa dalam jiwa.
Semoga Jum’at kita perayaan Iman. Allah dan Rasul teragung melebihi segala. Cinta dan benci karena-Nya. Dan kita tak suka kembali pada dosa dan jahiliah lama.
Semoga Jum’at kita perayaan Islam. Berserah tunduk pada Allah semata dan membebaskan sesama dari gelap kezaliman menuju hidup bercahaya.
Semoga Jum’at kita perayaan Ihsan. Mengibadahi Allah seakan hadir nyata dihadapan dan merasa diawasi-Nya dalam apapun berkegiatan.
Jum’at ini semoga Allah cahayai pembaca Al Kahfi, ampuni yang mandi dan bersuci, sayangi yang berhias dan berwewangi, takwakan hati.
Jum’at ini semoga terteladani keteguhan pemuda Kahfi, semangat belajar Musa sang Nabi, dan kesigapan Dzul Qarnain yang rendah hati.
Jum’at ini shalawat untukmu Ya Nabi. Semoga Allah balas berlipat puluh. Semoga Dia ridhai sambutmu atas kami di telaga suci. Syafa’at terberi.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media