Shalat adalah komunikasi dan munajat (permohonan) seorang hamba kepada Allah. Diperlukan persiapan hati dan tata cara yang baik agar shalat bisa menjadi komunikasi dan munajat yg optimal kepada Allah.
Selain mempersiapkam dengan bersegera menjalankan shalat ketika sudah masuk waktunya. Maka dilanjutkan dengan wudhu yang terbaik sehingga menghadap Allah dengan suci dan juga harum, karena sunah memakai parfum.
Hal terpenting dalam shalat agar khusyu adalah tuma’ninah yaitu melakukan gerakan shalat sampai seluruh anggota badan menempati posisinya seperti yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah
“Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma’ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah)
Rasulullah memberikan contoh shalat yang tidak tuma’ninah dan dapat membahayakan bagi pelakunya.
Abu Abdillah Al-Asy’ari berkata: “(suatu ketika) Rasulullah shalat bersama sahabatnya kemudian beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu ruku’ lalu sujud dengan cara mematuk (shalatnya cepat sekali -red)
Maka Rasulullah bersabda : “Apakah kalian menyaksikan orang ini? Barang siapa meninggal dalam keadaan seperti ini (shalatnya), maka dia meninggal dalam keadaan di luar agama Muhammad. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah.
Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya” (HR. Ibnu Khuzaimah 1/ 332)
Bila kita tuma’ninah dalam shalat maka Allah akan menghapus doa-doa kita bagaikan orang yang mandi bersih sebanyak lima kali dalam sehari.
Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?”
Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika shalat sudah dilakukan dengan benar dan khusyu’, maka akan menghasilkan perilaku yang baik, jauh dari maksiat dan selalu mengajak kepada kebaikan.
Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 45, bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Kemudian dalam Al Baqarah ayat 45, disebutkan bahwa sabar dan shalat sarana untuk memohon pertolongam Allah dengan syarat dilakukan dengan khusyu’.
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba yang khusyu’ dalam shalat. Sehingga menambah keimanan dan ketaqwaan, serta semakin bagus akhlaq kita kepada siapapun. Aamiin
Salam santun
Spirit Kehidupan
Ustad Herman Budianto