Ummu Sulaim, wanita ini dipinang Abu Thalhah. “Engkau lelaki yang sulit ditolak, hanya saja aku ini muslimah. Andai kau tinggalkan berhala dan menjadi muslim, maka cukuplah Islammu jadi maharku. Tak kuminta selain itu.”
Suatu ketika Ummu Sulaim menyerahkan putranya, Anas bin Malik untuk berkhidmat pada Nabi demi beroleh ilmu, tertular akhlak dan terlimpahi berkah. Namun putra kesayangannya sakit keras, padahal Abu Thalhah si suami hendak pergi. Wanita itu melepas Abu Thalhah, menenangkan untuk bertawakal pasrahkan pada Allah. Saat sang suami telah pergi, anak itu meninggal.
Ummu Sulaim meminta para pelayan tak bicara, mereka disuruh bersihkan dan hiasi rumah. Dia sendiri yang akan menyampaikan kepada suaminya. Dimandikanlah sang anak lalu dibaringkan dan diselimuti dikamar seakan tidur lelap. Wanita ini lalu memasak istimewa dan berdandan cantik.
Ketika suaminya pulang, disambutlah mesra. Lelaki tua itu bertanya, “Bagaimana anak kita?” Ummu Sulaim senyum dan jawab, “Sudah lebih tenang.”
Sang suami percaya setelah menengok kamar putranya. Lalu di makan dengan lahap dilayani istrinya, bahkan lalu pengantinan. Setelah puas, berbaring mereka diranjang.
Ummu Sulaim bertanya pada sang suami, “Apa pendapatmu jika seseorang menitipkan suatu barang pada kawannya. Bolehkah yang dititipi menolak mengembalikan saat si penitip memintanya?”
Si suami tersenyum, “Tentu tidak boleh begini.”
Ummu Sulaim, “Ketahuilah Allah yang menitipkan anak pada kita, dan Dia kini mengambilnya kembali. Sabarlah duhai Abu Thalhah.”
“Apa?!” seru sang suami tersentak. Dia lalu tergugu, “Sesudah sambutan mesra, makanan lezat dan kepuasan ini kamu baru bicara?!”
Keesokan paginya seusai memakamkan jenazah, Abu Thalhah mengadukan halnya pada Rasulullah. Beliau tersenyum dan menepuk bahunya.
“Pengantinkah semalam?” tanya beliau. Abi Thalhah mengangguk malu. “Semoga Allah berkahi malam kalian berdua dalam karunia.”
Dari malam itu Ummu Sulaim hamil. Lalu lahirlah Abdullah bin Abi Thalhah. Darinya tujuh cucu yang hafizh Qur’an dan fakih sejak belia. Itulah keberkahan wanita shalihah lagi mukminah yang ahli ibadah, yang pandai menjaga amanah atas rumah tangga suami dan aturan Allah.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media