Jiwa terkadang pernah gagal dalam ujian kehidupan. Al Qur’an juga mengisahkan orang-orang gagal dan pendosa yang berhasil melesatkan dirinya jadi pribadi mulia.
Nabi Musa pernah membunuh orang. Nabi Yunus bahkan sempat lari dari tugas risalah yang seharusnya dia emban. Nabi Adam juga, dia gagal dalam ujian untuk tidak mendekat pada pohon yang diharamkan baginya.
Tetapi doa sesalnya diabadikan dalam Al Qur’an.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (Q.S. Al Araf ayat 23)
Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Az-Zuhd yang selalu menginsyafikan kami. “Sejak dulu kami menyepakati, bahwa jika seseorang menghina saudara mukminnya atas suatu dosa, maka dia takkan mati sampai Allah mengujinya dengan dosa yang semisal dengannya.”
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media