Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar tak jadi pencibir, tapi penyabar. Agar tak jadi pencela, tapi penyapa.
Menjadi dai adalag memperbaiki diri. Agar tak jadi penggunjing, tapi pendamping. Agar tak menambah putus asa, tapi membawa cahaya.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar prasangka tak mengalahkan akhlak. Agar rasa benci tak mengalahkan sikap adil.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar kebenaran tanpa merasa paling benar. Agar berilmu tanpa merasa paling tahu.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar lebih mudah dinasihati. Sebab telinga sendiri lebih dekat daripada milik sesama.
Kebenaran itu gagah perkasa. Kerendahan hati itu cantik jelita. Jadilah pasangan yang serasi dan memesona.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media
Related Posts
Ratusan Ulama dan Dai Mancanegara Berkumpul Di Padang Bahas Persoalan Umat
PERTEMUAN Ulama Asia Tenggara, Asia Barat Daya, Afrika, dan Eropa yang dilaksanakan di Padang, Sumatra Barat, melibatkan banyak negara. Pertemuan Dai dan Ulama Se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa atau...
Tolak Fanatisme, Ulama Saudi Ajak Para Dai Salafy Hargai Ulama Indonesia
Kamis (2/3/2017) malam, di ruang lobi hotel Ritz Carlton Kuningan, Deputi Menteri bidang Da’wah pada Kementerian Urusan Keislaman, Da’wah dan Penyuluhan Arab Saudi Dr. Ahmad Jiilan berbincang dengan...