Shalat qabliyah (sebelum) dan ba’diyah (sesudah) shalat Fardhu disebut shalat rawatib. Rawatib maksudnya adalah shalatnya sangat ditekankan (sunnah muakkadah). Rawatib berasal dari kata rotabah, artinya rutin, kontinyu. Dalam bahasa Arab ‘ratib’ diartikan juga sebagai gaji, karena dia kontinyu sifatnya.
Nabi saw menyatakan bahwa muslim yang shalat karena Allah 12 rakaat, selain fardhu, maka akan dibangunkan untuknya istana di surga.
Dari Ummi Habibah rodhiyallahu ‘anha pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti membangun sebuah istana di surga bagi orang yang shalat sunnah tulus karena Allah, sebanyak duabelas rakaat setiap hari.” (HR. Muslim)
Dijelaskan dalam riwayat At-Tirmidzi,  “Empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
Dalam mazhab Syafi’i yang dianut masyarakat Indonesia,  “Dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Ashar, dua rakaat sebelum Maghrib dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sebelum Isya dan dua rakaat setelahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
SHOLAT 5
Manfaat Amalan Shalat Qabliyah Ba’diyah
1. Saat Subuh
Seorang muslim yang shalat dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Dari Aisyah rodhiyallahu ‘anha meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda, “Shalat dua rakaat sebelum subuh, itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya. (HR. Muslim) .
Shalat Qabliyah Subuh tak pernah ditinggalkan orang-orang hebat seperti Imam Malik dan Ibnu Umar ra.
2. Saat Dzuhur
Kemudian siapa yang menjaga Qabliyah Ba’diyah Dzuhur, Allah mengharamkan api neraka buatnya.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelah Dzuhur.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti mengharamkan api neraka bagi orang yang menjaga empat rakaat sebelum dan setelah Dzuhur.” (HR. Ahmad).
Abdullah bin as-Saib meriwayatkan, Rasulullah pernah shalat empat rakaat setelah matahari tergelincir sebelum Dzuhur, kemudian beliau bersabda : Saat ini pintu langit sedang dibuka, aku lebih suka agar amal salehku diangkat pada saat itu. (HR. At-Tirmidzi).
3. Saat Ashar
Kemudian seseorang yang shalat Qabliyah 4 rakaat sebelum Ashar, Allah akan menyayangi kita dengan rahmat-Nya.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “Allah menyayangi orang yang shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar. (HR. Abu Dawud).
4. Saat Maghrib
Qabliyah maghrib diingatkan Nabi saw hingga tiga kali
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Shalatlah kalian sebelum Maghrib.” (sampai 3x). Pada yang ketiga kalinya, Rasulullah bersabda, “Bagi yang mau.” (H.R. Bukhari)
5. Saat Isya
Dari Aisyah radhiallahu anha, “…..Lalu, beliau mengimami kaum Muslimin shalat Isya’, kemudian masuk kembali ke rumahku dan shalat 2 raka’at (shalat ba’diyah Isya’).” (H.R. Muslim)
Ghairu Rawatib
Ghairu rawatib atau bukan rawatib adalah shalat Qabliah yang tidak disebutkan dalam shalat rawatib, berarti tinggal Qabliah Maghrib dan Qabliah Isya.
Namun ghairu rawatib tetap dianjurkan sebagaimana dalam Mazhab Syafi’i yang biasa dilaksanakan masyarakat Indonesia. Dalilnya adalah keumuman hadits Rasulullah, “Antara adzan dan iqamah, terdapat shalat” (HR. Muslim).
Hanya shalat Ba’diyah Subuh dan Ba’diyah Ashar yang dilarang dalam berbagai pendapat. Karena bertepatan matahari terbit dan terbenam.
 
Sumber : Fiqih Abdullah Haidir, dan Riyadhus Shalihin Imam Nawawi bahasan Qabliyah Ba’diyah