Tentang pengambilan tanah Fadak itu benar. Abu Bakr mengalih-milikkan tanah itu kepada negara. Tetapi itu bukanlah tanah Fatimah. Itu adalah bagian milik Rasulullah saw. Saat beliau wafat, Fatimah menuntutnya sebagai hak waris, tapi Abu Bakr menolaknya.
Alasannya tanah itu bagian Nabi saw sebagai ‘Rasul’ sebagaimana ditetapkan Al Qur’an, bukan bagian beliau sebagai pribadi. Maka hak tanah tersebut melekat pada fungsi kepemimpinannya, yakni negara.
Apalagi ada hadis yang dipersaksikan para sahabat. “Kami para Nabi, tidaklah mewariskan (harta),” yang menguatkan keputusan Abu Bakr itu. Fatimah memang agak marah atas keputusan ini.
Ali ra demi menjaga perasaan Fatimah, menahan diri dari membaiat Khalifah Abu Bakr sampai Fatimah meninggal 5 bulan kemudian. Riwayat tentang ‘kemarahan Fatimah’ ini kata Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, terasa aneh. Tetapi jika demikian adanya lanjut beliau, kita terima sebagai sisi manusiawi yang semua insan harus dimengerti keadaannya.
Catatan lain, pendapat bahwa Ali tak membaiat Abu Bakr karena tak mengakui keutamaan Ash Shiddiq terbantah dengan riwayat hasutan Abu Suyfan ke beliau karamallahu wajhah.
Suatu hari, Abu Sufyan bin Harb mendatangi Ali dan berkata, “Mengapa urusan ummat ini diserahkan pada lelaku dari kabilah terlemah (sebab Abu Bakr dari Bani Taim). Wahai Ali, sesungguhnya kami Bani Ummayah dibelakang kalian (Bani Hasyim). Perintahkanlah!”
Ali tersenyum dan menjawab, “Hai Abu Sufyan, apakah kau masih ingin menjadi musuh Islam setelah menjadi muslim? Sesungguhnya kaum muslimin telah sepakat untuk memilih sahabat Rasulullah yang paling dekat, satu diantara dua yang berada dalam gua, yang begitu berkah jiwa dan hartanya bagi Islam. Kami ridha padanya walau dalam ikatan keluarga, kami lebih dekat dengan Rasulullah.”
Betapa dekatnya Abu Bakr dan Ali terlihat ketika suatu hari dimasa khifalahnya, Abu Bakar menggendong Hasan dan Husain anak Ali bin Abi Thalib. Abu Bakr berkata, “Kalian betul-betul mirip sang Nabi. Dan sama sekali tidak mirip Ali!” Lalu beliau tertawa diiringi Ali yang juga tertawa terpingkal.
“Pernah terjadi,” ujar Ali, “Allah mencela seluruh penduduk bumi kecuali Abu Bakr Ash Shiddiq, dalam firman-Nya di Surah At Taubah ayat 40.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media