Umat Islam begitu menghormati dan mempercayai Nabi Isa AS. Bahkan tidak menggambar wajah para Nabi utusan Allah swt. Tidak dikatakan utuh keislaman seseorang sebelum ia mengimani Nabi Isa as sebagai putra dari seorang wanita shalihah, Maryam binti Imran. Nabi Isa pun membantah akidah trinitas sebagaimana disebut dalam ayat Al Qur’an,
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?
Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. Al Maidah: 116)
Akidah mereka yang dibuat-buat adalah akidah trinitas, di mana meyakini dalam diri Isa adalah putera, ruh kudus dan Tuhan. Jadi tiga zat sekaligus ada dalam satu jiwa.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Ajaran trinitas pada Nashrani adalah ajaran yang tidak pernah diajarkan dalam kitab yang Allah turunkan, tidak disebutkan dalam kitab injil atau kitab lainnya. Bahkan yang ada adalah kontradiksi dengan ajaran tersebut. Juga jika dipandang, keyakinan trinitas tidak masuk akal. Bahkan sangat bertentangan dengan akal sehat. Begitu pula perkataan para Nabi bertentangan dengan hal itu, juga benar-benar bertentangan dengan syari’at agama mereka. Jadi ajaran tersebut adalah ajaran bid’ah yang dibuat oleh orang Nashrani, bahkan Nabi Isa –‘alaihis salam– pun tidak mengatakannya.” (Al Jawabush Shohih liman Baddala Dinil Masih, 1: 28).
Keyakinan Nashrani yang salah tersebut nampak jelas pada firman Allah Ta’ala,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. ” (QS. Al Maidah: 73).
Sesama sebagai nabi utusan Allah, nabi Muhammad mengatakan bahwa agama para Nabi yang satu yaitu Islam
Dari Abu Hurairah, nabi Muhammad bersabda,
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365)
Diolah dari : Rumasyo