Oleh: Farid Nu’man Hasan
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟» قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: «إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ»
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: “Tahukah kalian apa itu muflis (bangkrut)?” Mereka menjawab: “Orang bangkrut pada kami adalah mereka yang tidak punya dirham dan barang berharga.” Nabi bersabda: “Sesungguhnya orang bangkrut pada umatku adalah orang yang pada hari kiamat nanti datang membawa shalatnya, puasa, zakat, tetapi dia juga memaki ini, menuduh yang ini, memakan harta yang ini, menumpahkan darah si ini, memukul yang ini, maka korbannya itu akan diberikan kebaikan orang itu, dan dia akan diberikan kebaikan orang itu, jika kebaikannya sudah habis sebelum tuntas dibalasnya, maka kesalahan si korban akan dipindahkan ke orang tersebut, lalu dia dilemparkan ke neraka. (HR. Muslim, 59/2581)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasehati umatnya untuk menjaga lisan. Hadits-hadits seperti ini cukup banyak, di antaranya:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang Muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan  lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari No. 11, Muslim No. 42)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا، وَصِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ: ” هِيَ فِي النَّارِ “، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، وَصَلَاتِهَا، وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ، وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ: ” هِيَ فِي الْجَنَّةِ ”
 Berkata seorang laki-laki: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah diceritakan sebagai seorang wanita yang banyak shalatnya, puasa,  dan sedekah, hanya saja dia menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Beliau bersabda: “Dia di neraka.” Laki-laki itu berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah diceritakan sebagai wanita yang sedikit puasanya, sedekah, dan shalatnya, dia memberikan sedekah kepada sapi berupa keju, dan tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Beliau bersabda: “Dia di surga.”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 119, Ahmad No. 9675, Al Bazzar No. 902, Ibnu Hibban No. 5764. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 9545, 9546. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: isnaduhu hasan. Lihat  Tahqiq Musnad Ahmad No. 9675)
Dari Amru bin ‘Anbasah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Apakah Islam itu?” maka Beliau bersabda:
أَنْ يُسْلِمَ قَلْبُكَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِك
َHendaknya kau mempasrahkan hatimu untuk Allah ‘Azza wa Jalla  dan menjaga muslim lainnya dari lisan dan tanganmu.
(HR. Ahmad No. 17027, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. Imam Al Haitsami mengatakan: “semua rijalnya tsiqat.” Lihat Majma’ Az Zawaid, 1/59)
Dari Abdullah bin Amru Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ صَمَتَ نَجَا
Barang siapa yang diam maka dia telah selamat.
(HR. At Tirmidzi No. 2501, Al Qudha’I dalam Musnad Asy Syihab No. 334, Ahmad No. 6481. Ibnu Abi Ad Dunya dalam Ash Shamtu wa Hifzhul Lisan No. 10. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan.  Lihat Tahqiq Musnad Ahmad No. 6481. Sementara Syaikh Al Albani mengatakan: shahih. Lihat As Silsilah Ash Shahihah No.  536. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: “para perawinya tsiqat.” Lihat Fathul Bari, 11/309. Imam Al Mundziri menyandarkan hadits ini kepada Ath Thabarani, dan mengatakan:  “para perawinya tsiqat.” Lihat At Targhib,  3/536)
Dari Bara bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu, katanya: Datang seorang Arab Badui yang menanyakan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang amalan apa saja yang dapat memasukkanya ke dalam surga. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan beberapa macam amal kebaikan, dan mengatakan:
فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ، فَكُفَّ لِسَانَكَ إِلَّا مِنَ الْخَيْرِ
 Jika kau tidak mampu mengatakan itu, maka tahanlah lisanmu kecuali dari kebaikan.
(HR. Ahmad No. 18647. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 69, Ath Thahawi dalam Syarh Musykilul Atsar No. 2744, Ibnu Hibban No. 374. Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 2419. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 4335. Ibnul Mubarak dalam Al Bir wash Shilah No. 277, dan lain-lain)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
قُلْت يَا رَسُول اللَّه مَا النَّجَاة ؟ قَالَ : أَمْسِكْ عَلَيْك لِسَانك
Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Beliau bersabda: “Tahanlah olehmu lisanmu.”
(HR. At Tirmidzi No. 2406, katanya: hasan. Syaikh Al Albani mengatakan: shahih lighairih. Lihat Shahih At Targhib wat Tarhib No. 2741).
Wallahua’lam.