Presiden Joko Widodo rencananya akan menyambut langsung ketibaan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, nanti. Penyambutan spesial ini memang sengaja dilakukan oleh Jokowi.
Kepala Sekretariat Presiden, Darmansjah Djumala mengatakan Presiden Jokowi nanti akan menyambut langsung Raja Salman begitu turun dari pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada 1 Maret mendatang. Hal ini merupakan balasan dari Jokowi karena, saat berkunjung ke Arab Saudi beberapa waktu lalu, dia juga disambut demikian begitu turun dari pesawat.
“Penyambutan beliau waktu di Arab kemarin sangat friendly, sangat ramah, dan sebagai asas resiporitas (saling menguntungkan, red). Pak Presiden juga akan menyambut secara khusus. Beliau akan menyambut sendiri di Halim, di airport,” kata Djumala saat ditemui wartawan di sela-sela peninjauan Jokowi ke proyek MRT di kawasan Sudirman, Jakarta.
Djumala mengatakan penyambutan tersebut memang istimewa dan merupakan hal yang baru oleh Jokowi. Intinya, Jokowi ingin menunjukkan hubungan Indonesia dengan Arab Saudi sangat dekat.
Djumala juga mengatakan, dengan begitu banyaknya delegasi yang dibawa, yakni mencapai 1.500 orang, hal ini menunjukkan bahwa Arab Saudi memandang penting Indonesia.
“Menunjukkan bahwa pentingnya Indonesia di mata mereka,” kata Djumala.
Setelah penyambutan di bandara, lanjut Djumala, kedua kepala negara akan langsung menuju Istana Bogor untuk melakukan pertemuan bilateral. Di Istana Bogor, akan ada penyambutan yang sudah menjadi standar untuk setiap kepala negara yang datang.
“Standarnya diterima di Istana dengan parade lengkap. Ada pasukan berkuda, ada Paspampres, pasukan pengamanan Nusantara, barisan anak-anak penyambut, dentuman meriam 21 kali,” papar Djumala.
Namun, Djumala mengatakan, tidak semua rombongan akan diterima di Istana Bogor. Selain Raja Salman, pertemuan bilateral di Istana Bogor hanya mengikutsertakan 35 orang delegasi resmi dan 50 orang perangkat delegasi.
Delegasi resmi itu terdiri atas 10 menteri dan 25 pangeran. Sementara itu, perangkat delegasi terdiri atas aparat keamanan, penerjemah, hingga sekretaris atau ajudan.
“Untuk angka rombongan 1.500 orang, angka 35 delegasi dan 50 perangkat itu saja sudah sangat pas,” ujar Djumala.
Sisa rombongan yang tidak ikut ke Istana Bogor nantinya akan dilayani oleh setiap kementerian terkait.
Untuk jamuan kenegaraan, dapur Istana akan menyajikan makanan khas Tanah Air. Namun, sajian akan diselipi juga dengan makanan Timur Tengah.
“Kebuli dan kambing,” ucap Djumala.
Sumber : Detik/Kompas, Foto: Liputan6