Selalu ada waktu yang harus terluang untuk keluarga. Allah akan pertanyakan kepemimpinan dan bimbingan kita. Seruan sang Nabi, “Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat!” Q.S. Asy Syu’ara ayat 24. Maka hikmah dan nasihat adalah hak mereka. Allah katakan, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Q.S. At Tahrim ayat 66. Maka dihajatkan agar penuh takwah kepada Allah.
Bahwa ada kisah Nabi Nuh yang memiliki istri durhaka dan anak durhaka. Anak dan istri adalah tugas kita mengupayakan agar kelak berkumpul bahagia di surga. Anak dan istri adalah titipan-Nya, maka kita harus menjaga agar kelak saat dikembalikan mereka sesuai keadaan awalnya : fitrah.
Bahagialah suami dan ayah yang memastikan tiap suapan ke mulut anak – istri dan segala yang dikenakan, halal dan thayyib tak meragukan. Bahagialah suami dan ayah yang membimbing anak dan istri mengulang hafalan Qur’an dan menceritakan kisah sirah Nabi dan Para Sahabat. Bahagialah suami dan ayah yang mendoakan keselamatan, keberkahan, serta kebaikan anak-istri dan keturunannya.
Bagi suami; mereka penggenap separuh agama, penjaga ketaatan, tempat menghindar dari yang haram dan keji menuju berkah dan suci. Maka para istri itu tahu, untuk siapa mereka berdandan dan mempercantik diri. Tersenyumlah dan penuh permuliaan menyambut suami pulang.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media