Oleh : Ust. Fahmi Alaydroes
 
Pada era delapan puluhan, Ulama dan Kiyai besar Jakarta K.H. Abdullah Syafi‘i melalui suara Radio Dakwah Assyafi’iyyah, mengumandangkan sholawat untuk mencegah kedzaliman.
Sholawat tersebuf berkumandang hampir pada setiap masjid di DKI Jakarta, pembacaan shalawat yang dikenal dengan “Shalawat Dzalimin”.
Teks doa salawat itu berbunyi:
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad
wa asyghiliz dzalimin biz-dzalimin
wa akhrijna min bainihim salimin
wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma‘in
Arti doa shalawat itu ialah bermohon kepada Allah SWT agar orang-orang zhalim disibukkan oleh urusan sesama orang zhalim.
Dan kita bermohon kepada Allah agar dapat keluar secara selamat dari jebakan-jebakan orang zhalim.
Doa shalawat itu dipopulerkan oleh K.H. Abdulah Syafi‘i dalam suasana ketidakmampuan menghadapi manufer orang-orang yang berusaha memasukkan aliran kebatinan ke dalam GBHN, menyetarakan dengan agama.
Nampaknya doa shalawat itu juga sangat tepat dikumandangkan sekarang, untuk melindungi Islam, umat Islam, ulama, kiyai, asaatiz dan habaib kita. Dan juga melindungi bangsa dan negara kita dari berbagai tindakan anarki, korupsi, adu domba, hegemoni asing, fitnah PKI dsb.