Orang yang Menyesal

Di akhirat nanti, ada orang-orang yang ingin dikembalikan lagi hidup di alam dunia dengan tujuan agar mereka dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengerjakan amal sholeh yang sebanyak banyaknya.
“Wahai Rabbi kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang sholih terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS al-Mukminun : 99-100).
Mereka adalah orang orang yang menyesali diri, karena telah menyia-nyiakan waktu, tidak menggunakan kesempatan yang telah Allah berikan kepadanya. Selama hidup di dunia mereka tidak mau taat kepada Allah, tidak mau mengerjakan amal sholih.
Telah datang kepadanya orang-orang yang membawa peringatan, namun dengan sombong mereka menolak peringatan itu. Serta mencela dan merendahkan orang orang yang membawa peringatan.
Setelah memasuki alam akhirat dan menyaksikan azab yang begitu mengerikan, mereka menyesali diri dan ingin dikembalikan lagi tinggal di dunia agar bisa melaksanakan ketaatan dan beramal sholih.
Dan juga, sekiranya mereka memiliki apa apa yang ada dibumi, mereka akan menebus dirinya dengan semua itu asalkan mereka bisa bebas dan terhindar dari pedihnya azab Allah.
“Dan jikalau setiap diri yang zalim itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalanya ketika mereka telah menyaksikan azab itu.” (QS Yunus:54).
Namun, sungguh penyesalan mereka itu hanya sia sia belaka. Penyesalan mereka telah terlambat. Mereka tidak mungkin dikembalikan lagi tinggal di dunia. Dan pada hari itu juga tidak berlaku lagi tebusan.
Di ceritakan, suatu hari Riyah al-Qaisy mendatangi Abu Ishaq dan berkata, “Wahai Abu ishaq, mari ikut aku menemui penghuni akhirat. Dan mari kita membuat komitmen bersama di sisi mereka.”
Lalu keduanya pergi ke tempat pemakaman untuk dzikrul maut atau mengingat kematian. Keduanya duduk disisi sebuah kuburan, Riyah al -Qaisy lalu bertanya,
“Wahai Abu Ishaq, kira kira apakah yang di angankan oleh si mayit ini sekiranya ia diminta untuk berangan angan?”
Abu Ishaq menjawab, “Demi Allah, pastilah ia ingin dikembalikan lagi tinggal ke alam dunia, agar dapat mentaati Allah dan memperbaiki amalnya.”
Riyah al-Qaisy lalu berkata, “Nah Abu Ishaq, mumpung sekarang ini kita masih diberi kesempatan Allah tinggal di dunia, mari kita mentaati Allah dan memperbaiki amal kita.” Wallahu a’lam.
 
Oleh : NS Rino
Magetan, Syawal 1438 H.

4 Hal yang Akan Dipertanyakan Di Akhirat

Ibnul Jauzy menasihatkan, “Duhai yang akan dituntut sebab amalnya, yang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, yang tertulis lengkap segala ucapannya, yang akan diselidik segala keadaannya. Kelalaianmu atas hal ini sungguh menakjubkan.”
Dari Abu Barazah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Kedua kaki seorang hamba besok di hari kiamat tidak akan terpeleset sehingga dia ditanyai tentang empat hal :

  1. Tentang umur, untuk apa umur itu dihabiskan.
  2. Tentang ilmu, untuk apa ilmu itu difungsikan.
  3. Tentang harta benda, dari mana harta benda itu diperoleh.
  4. Tentang kondisi tubuh, untuk apa kenikmatan itu digunakan.” (HR Tirmidzi dan berkata: hadis tersebut Hasan-Sahih)

Pertama: Mengenai Umur
Allah SWT memberikan umur kepada manusia sesuai dengan kehendak-Nya, ada yang panjang, ada yang pendek, dan ada yang sedang-sedang saja. Yang jelas umur yang diberikan kepada manusia itu ada batasnya, dan pada waktunya, manusia akan diwafatkan oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam Alquran, ” Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Al-A’raaf: 34)
Dengan umur umat Islam yang pendek dihabiskan untuk apa? Realitas sosial menunjukkan bahwa kebanyakan manusia selalu menunda-nunda melakukan amal saleh padahal secara mendadak di wafatkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu kita harus beramal dan beribadah disetiap ada kesempatan.
Kedua: Mengenai Ilmu
Berbekal ilmulah manusia mencari kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan di akhirat. Semakin banyak ilmunya, semakin dekat pula dia kepada Sang Pencipta (apabila digunakan sebagaimana mestinya). Rasulullah saw telah bersabda, “Apabila datang kepadaku suatu hari, di mana pada hari itu aku tidak bisa menambah ilmu, maka tidak ada keberkahan bagiku pada hari itu.”
Dengan ilmu yang dimiliki, manusia diharapkan akan menjadi orang yang baik dalam semua lini kehidupannya, terutama ilmu agama. Namun, jika ada orang yang pengetahuan agamanya lebih dari cukup, lalu tindakan kesehariannya tidak sesuai dengan ilmunya, bahkan bertentangan maka akan celaka.
Ketiga: Mengenai Harta Benda
Dalam hal harta benda, ada dua pertanyaan yang akan ditanyakan Allah kepada kita. Pertama, dari mana harta itu dihasilkan? Kedua, untuk apa harta itu dibelanjakan?
Harta yang ada pada kita itu semata-mata titipan Allah SWT, karena itu kita harus pandai-pandai memperoleh dan membelanjakannya. Harta yang kita dapatkan harus melalui jalan dan cara yang halal. Apabila tidak seperti itu, maka pada hakikatnya hanya menyengsarakan kita. Rasul saw bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih berhak untuk memakan (menyiksa) daging itu.”
Setelah harta tersebut kita peroleh dari jalan yang halal, maka kita pun wajib menzakati harta itu jika sudah mencapai satu nishab (batas ukuran). Alquran menjelaskannya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu mmembersihkan dan menyucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103)
Keempat: Mengenai Kesehatan dan Kondisi Tubuh
Kebanyakan manusia ketika sehat dan bugar sering lupa akan kewajibannya kepada Allah swt dan selalu lupa untuk melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian pula ketika terbuka kesempatan yang luas dihadapannya karena kesibukannya.
Oleh karena itu, Rasul saw mengingatkan kepada kita dalam sabdanya, “Ada dua kenikmatan, kebanyakan manusia terlena dengan keduanya (sehingga mereka tidak diberkahi Allah), yaitu kesehatan dan kesempatan.” (HR Al-Bukhari).
Dalam riwayat yang lain Rasul saw pernah memberi nasihat kepada Ibnu Umar, “… dan (manfaatkanlah) kesehatanmu sebelum datang waktu sakitkanmu….”. Maka bijaksanalah dalam memanfaatkan 4 hal tersebut sebelum dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt di hari akhir.
 
Sumber : Sandiasa